Chapter 111 ♗

143 22 9
                                    

Kemeriahan adalah apa yang sedang menyelubungi Hayden pagi hari ini. Anak-anak menyambut hari penobatan Raja baru dengan riang gembira. Mengetahui apa yang akan datang jika mereka ikut ada di dalam keramaian di waktu yang tepat.

Sangtuari Suci sang tempat berdoa bagi orang-orang Hayden kini menjadi berkali-kali lipat jauh lebih ramai dibandingkan hari-hari biasa, karena tempat itu dijadikan sebagai tempat pengesahan penobatan dilaksanakan. Para bangsawan memenuhi area tempat duduk. Hadden, Willard Sera, dan Vidor berbagi salam ketika mereka sama-sama berjumpa mata sebelum mereka duduk di tempat yang telah diatur oleh para Sangtuaria. Pada awalnya bagian dalam bangunan utama Sangtuari itu dipenuhi dengan sayup-sayup suara tukar kata antar bangsawan. Tapi ketika suara pintu besar telah terbuka yang menjadi tanda telah tibanya sang bintang, semua orang langsung menutup mulut mereka dan berdiri menghadap ke arahnya datang menyambut. Frey Nardeen melangkahkan kakinya memasuki altar. Berjalan tanpa siapapun bersamanya, jubah panjang yang agung bertengger di kedua bahunya menggesek jalan yang dia lewati di belakangnya. Pakaiannya memperadukan kata gagah, mewah, dan elegan menjadi satu. Langkahnya tenang, tapi tegak bahu, tinggi dagu, dan sorot yang terpancar dari kedua mata emasnya menyimbolkan kepercayadirian serta sikap lantang, menunjukkan kepada semua orang bahwa dia bukanlah seseorang yang bisa dipandang sembarangan, dan dia memiliki sebuah kekuatan serta dukungan yang tidak bisa dianggap sepele di belakang punggungnya. Hingga semua orang yang telah berekspektasi untuk melihat Frey Nardeen sang putra mahkota yang kaku karena telah harus menjadi seorang Raja mengisi posisi kosong mending ayahnya dalam waktu yang sebegitu singkat harus langsung membuang dugaan mereka itu jauh-jauh.

Frey Nardeen akhirnya tiba di hadapan sang pater besar. Dia memberlututkan dirinya dengan satu tetap terangkat. Tangan kanan bertumpu pada lutut kanan yang sejajar dengan dadanya, dan kepalanya dia rendahkan.

Dengan Frey sudah berada di hadapannya, sang pater bergerak meraih tongkat Sangtuari Suci yang diulurkan kepadanya oleh salah satu Sangtuaria di atas kain beludru suci seraya berkata. "Di sini, pada hari ini, di bawah langit yang diberkati Dewa." Dengan tongkat itu sudah ada di tangannya dia pun melanjutkan kata-kata sakralnya. "Frey Nardeen telah diangkat menjadi Raja," dia menempatkan ujung tongkat pada bahu kiri Frey, "untuk Hayden yang dicintai oleh Alias," dia memindahkan ujung tongkat itu pada bahu kanan Frey, "perkenankan darah yang mengalir di tubuhnya menjadi pemberi kesejahteraan bagi Hayden," dia kembali menempatkan ujung tongkatnya pada bahu kiri Frey, "dan jiwanya menjadi pengantar antara Hayden dengan langit." Lalu mengulangi hal yang sama pada bahu kanan Frey. "Frey Nardeen putra dari Chalis Nardeen, namanya akan tercatat di dalam sejarah. Sebagai pengucap sumpah, dan sumpahnya akan terukir, di atas batu cadas yang dijaga oleh Alias yang agung." Sang pater mengembalikan tongkat ke tempatnya tadi dia mengambilnya, lalu merubah arah pijaknya untuk berpindah mengambil mahkota yang disodorkan Sangtuaria yang lain. Dengan kedua tangannya, dia menempatkan mahkota itu di atas kepala Frey.

Dengan itu, penobatan pun telah menjadi sah. Frey memberdirikan dirinya, lalu membalikkan badannya menghadap pada para bangsawan. Seorang Sangtuaria yang berdiri di sisi ruangan melakukan bagiannya. "Berikan hormat kepada Raja Hayden!"

Semua orang di dalam bangunan merendahkan bahu dengan tangan kanan menggapai dada bagian kiri dengan sang pater menjadi satu-satunya pengecualian. ""Anda Raja baru kami, Yang Mulia.""

Frey memandang para bangsawan yang merendahkan diri kepadanya. Lalu di antara orang-orang itu, ada satu yang sangat mudah dia kenali. Dia menarik ujung bibirnya membentuk senyum miring. Lalu akhirnya dia memberikan suaranya. "Waktunya keluar."

Dua puluh orang Sangtuaria membuat barisan sempurna di belakang Frey seiring Frey mulai mengambil langkahnya untuk mencapai pintu keluar bangunan. Di luar pagar pembatas, ratusan warga sudah menanti kemunculannya dari dalam bangunan, Frey berdiri di depan pintu dengan senyuman di wajahnya. Mahkota Raja sudah ada di kepalanya, dia mengangkat tangannya membuat lambaian, dan orang-orang pun bersorak dengan sangat meriahnya.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now