Bab 42

5.3K 430 12
                                    

Typo tolong tandai
.
.
.
.

"Ada apa ini sebenarnya?" Gumaman dari Elbara didengar oleh Jaegar. Karena posisinya memang berada di dekat pria itu.

"Duduklah El, apakah kau tidak lelah jika hanya berdiri saja? Lagi pula kita sedang santai saat ini."  Mendengar ucapan Jaegar Elbara segera duduk lesehan di karpet bulu. Karena sofa itu sudah penuh oleh tiga pria dominan. Kan tidak mungkin dia duduk di pangkuan Jaegar, malu.

Ternyata tanpa Elbara tau, sedari tadi ada orang yang berada di balkon. Disana orang-orang itu tengah berbicara tetapi tak bisa didengar karena dibatasi oleh kaca balkon.

Namun pendengar Elbara yang sensitif membuatnya melihat kearah balkon dan berjalan kesana. Tiga pria dominan itu hanya membiarkan saja. Mereka yang memang sudah menyadari keberadaan yang diduga berjumlah dua orang itu. Mereka terus mengkode Elbara namun sepertinya pemuda itu lemot hari ini.

Dengan hati-hati Elbara berjalan kearah balkon dengan revolver di tangannya. Namun setelah mengingat tingkah laku tiga pria dominan itu, kini Elbara mengerti dan kembali menyimpan senjatanya.

Saat Elbara membuka tirai kaca balkon, sudah tidak ada siapapun di sana.  Namun dapat Elbara lihat dua orang berpakaian hitam tengah berlari melewati dan memanjat pagar belakang rumah sakit.

Ia membuka kaca balkon dan mengambil beberapa penyadap di sana. Tidak banyak hanya dua. Dan gerak-gerik Elbara seakan-akan tengah menikmati suasana. Hingga ia melihat keadaan yang mulai aman.

"Hmm, sepertinya besok cuacanya akan cerah. Karena malam ini langit terlihat terang dengan sinar bulan." Setelah mengatakan itu, Elbara kembali masuk dan menutup kaca balkon tak lupa dengan menutup tirai.

Ucapan Elbara seakan menjadi pemberitahuan bahwa keadaan sudah aman. Dalam keheningan Elbara membawa penyadap itu dan meletakkan di atas meja yang berada didepan para dominan.

Mereka berempat saling adu pandang, seakan-akan memiliki pemikiran yang sama. Bercanda sedikit tidak apa-apa kan?

Alex membuka laptop nya dan memasangkan kabel antara  laptop dan dua penyadap itu. Saat laptop dan penyadap itu terhubung. Alex mencari situs 21+ dan langsung memutar Vidio itu. Dan sudah pasti suara yang keluar adalah suara yang tak senonoh. Seperti desahan contohnya.

Beruntung suara dari laptop tidak terdengar karena suara itu terhubung dengan penyadapnya. Begitu juga dengan penyadap itu yang tidak bisa mendengar suara lain, selain dari laptop Alex.

"Oke, keadaan aman." Ucap Alex setelah mengatur laptopnya.

"Ternyata dugaan kita salah Alex." Ucapan serius dari Jaegar membuat Alex mulai penasaran.

"Apa maksudmu dad?" Tanya Alex.

"Ternyata orang yang kita curigai hanyalah pion saja, dan sepertinya kita hanya memiliki satu musuh saja." Penjelasan Jaegar membuat Alex tidak habis pikir. Ternyata dirinya sudah salah menduga, ternyata orang yang ia awasi hanyalah pion. Namun sudah dipastikan pemilik gedung yang ia bom itu adalah pelakunya.

"Apakah itu orang yang sama?" Tanya Gilbert yang mulai tertarik.

"Ya itu adalah orang yang sama, yang memerintahkan bawahannya untuk menyerang Daniel." Jawaban dari Jaegar membuat Alex merasa harus semakin memperketat pengawasan untuk Daniel.

"Jika mereka hanya pion, mengapa mereka melakukan hal seperti itu pada nya? Dan mengapa dengan mudahnya mereka berdua dilepaskan?" Tanya Alex yang mengingat kejadian dimana pion si pelaku dengan mudah melepaskan mereka berdua.

"Entahlah, namun firasat ku mengatakan, mereka melakukan hal itu untuk melindunginya. Mau bagaimana pun dulu kami berempat adalah teman baik, sampai dia berkhianat."  Penjelasan Jaegar cukup membuat Gilbert dan Alex mengerti.

[BL] Light In Heart ✓Where stories live. Discover now