Aku sering mendengar jeritan sebagian orang dari arah timur
"Buruan keburu hilang"
Sambil menunjuk ke arahku, lalu beberapa orang mulai singgah dipengujung hadirku. Beberapa dari mereka menyesali keterlambatanya. Tapi sebagian besar juga optimis.
"Gak apa - apa besok ada lagi"
Namun tak jarang juga yang merasa hadirku saat itu begitu berharga namun mereka melewatkanya. Kemudian menyesali perbuatanya menyepelekan waktu ke-hadiran-ku, tapi tak sedikit juga yang mengulangi perbuatanya.
Manusia memang memiliki sifat, karakter, dan ekpresi yang berbeda-beda ya?
Bahkan ada sebagian dari mereka merasa sakit begitu panjang setelah semuanya usai, lalu menangis, memohon , seolah berjanji esok tak lagi melewatkan kesempatan yang sama. Tapi sebagian tetap lagi-lagi mengulangi. Aku ingin bertanya apa mereka tidak lelah berharap waktu terulang? Aku sangat menyayangkan tindakan yang lagi-lagi bukan hanya membuatku merasa diacuhkan. Tapi juga membuat mereka sering meratapi nasib, ketika harus berjumpa dengan resiko yang kembali sama.
Bagaimana bisa aku melepas mereka dalam abu-abu saat warnaku mulai menggelap pekat?
Aku harap kamu-pun belajar menjalani setiap jalan dalam KEDATANGAN bersama KEPERGIAN-
YOU ARE READING
SENJA
Science FictionSenja tidak memiliki cerita, tapi ia punya isyarat. Setiap harinya, Senja dipandang berjuta-juta manusia. Tak jarang mereka mengajaknya berinteraksi dalam gumam, ku akui Senja sangat ideal untuk diajak bercerita. Meski senja lebih jarang terliha, se...