Bab IV: Jika Perpisahan Begitu Cepat

1 0 0
                                    

Haiiii ternyata kamu masih ada sampai diujung bab ini? Coba katakan padaku bagaimana bisa kamu bertahan begitu lama disini? Aku tidak ber-ekspektasi kamu akan tetap ada disini sampai bab pertemuan terakhir kita. Terkesan sangat tidak yakin pada diriku sendiri ya? Tapi sebenarnya, aku hanya memastikan kalian benar-benar masih peduli pada diri kalian sendiri.

Tau nggak sih? Manusia itu sangat ingin dipahami. Tapi paling malas memahami diri sendiri juga. Mangkanya kalau kamu sampai di bab ini. Kamu keren loh bisa kenal aku, mengenal aku. Yang aku-nya sendiri malas menjelaskanya. Tapi karna kamu baca sampai sini aku jadi yakin. Setiap manusia punya warnanya masing-masing dan itu indah.

Terimakasih ya, masih ada disini. Namun benar perpisahan ini sudah sangat dekat. Kira-kira kamu hari ini luang nggak? Kalau kamu luang aku mau menceritakan beberapa hal sebelum kita berpisah. Seperti mengejar klarifikasi mantan. Aku juga boleh klarifikasi dulu kan?

Pertemuan kita yang singkat dan perpisahan yang cepat sangat terasa jahat. Sungguh boleh kan aku gamon dulu ke-kamu sebelum menerima kenyataan kamu bakal ninggalin aku.

Aku tidak tau, bagaiman detail wajahmu, apakah saat ini terhias senyum, murung, pbingung, capek, bahagia dll. Aku juga tidak tahu baju apa yang sedang kamu gunakan. Apakah putih yang cerah atau putih tulang, atau bahkan hitam ke abu-abu an atau hitam pekat, dan warna-warna lainya.

Tapi disini aku bisa merasakan, banyak sekali pertanyaan dikepalamu tentang kehidupan ini. Aku tak sepandai itu untuk menebak detailnya karna memang aku bukanlah seorang peramal.

Sejujurnya aku sempat melihat kerutan di dahimu yang bingung dengan alur jalan. Dan aku melihat badanmu beberapa kali terasa berat untuk bangun dari ranjang. Kamu pernah merasakan fase sedih banget ya? Maaf ya dunia harus terasa menyedihkan, beberapa saat membingungkan sisahan-nya ajah yang masih bisa dinikmati.

Bahkan kamu sampai disituasi, diri sendiri gak faham. Kamu tuh kenapa?

Sebelum bergeser ke halaman selanjut-nya. Aku minta tolong kamu kosongkan pertanyaan-pertanyaan yang tertimbun itu. Mari membuka halaman berikutnya dengan kepala dingin, agar semua klarifikasi ini dapat sama-sama kita cerna dengan baik.

Aku butuh kamu yang TENANG-

SENJAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant