Apa Kamu Menungguku?

0 0 0
                                    

Aku tak bosan menyampaikanya, aku selalu menunggu mu saat waktu ku hadir dibarat sana. Aku sampai memperlambat jalanku, menahan diriku agar tidak melewatkan tatapan manismu. Jika boleh jujur, aku jatuh cinta pada semua mata yang menatapku.

Entah mata itu menatapku dengan bagaimana? Aku selalu nyaman untuk bertemu denganmu kembali. Aku selalu bahagia untuk bertatapan denganmu kembali. Aku akan menahan semua lelahku demi menemui. Kalau bisa setiap saat ku dedikasikan padamu.

Tapi, aku juga butuh istirahat. Setelah seharian menemani manusia untuk bekerja, jalan-jalan,bersekolah, dll. Aku juga butuh istirahat, seharusnya aku memiliki tenaga untuk menyambut hariku sendiri. Tapi hariku tanpamu itu rasanya kurang. Karna aku sudah menjadikanmu bagian ku. Kalau kamu gak ada itu rasanya kosong, hampa.

Aku setulus itu sampai rela menyakiti diriku sendiri demi mu. Tapi apakah kamu juga begitu?

Apa hanya aku yang se-effort ini?

Satu ketika aku menatapmu bersama orang lain dan menghiraukanku. Sakit!!

Tentu rasanya bagai ter-tembak berkali-kali. Lalu aku merasakan itu pada orang lain juga. Dan terus menerus. Energi ini semakin mudah habis. Tak impas rasany usahaku yang sekuat itu tidak memperoleh hasil baik. Sampai aku lelah untuk kembali mencoba, tapi masih ku-usahakan memperbaiki warnaku agar lebih indah dan kamu takjub. Namun setelah sekian lama aku justru menjadi nyaman dengan diriku sendiri. Aku nyaman dengan warnaku sendiri, dan menyadari indahnya diriku sendiri. Dan kusadari dibandingkan yang lain aku yang paling luar biasa untuk memuaskan segala cita ku. Dan versi terbaik bagi diriku. Tuhan tidak mengirim kelebihan dan kekurangan-ku untuk memuaskan orang lain.

Berjalanya waktu. Aku harus bisa menerima dan berdamai jika aku satu-satunya yang mengerti diriku, dan layak mendapatkan segala pujian sebelum yang lain dari diriku sendiri. Energi ku harus penuh untuk tidak mencari isi pada yang lain.

Aku tau seharusnya sakitnya tidak separah itu. Tidak ada yang harus bertanggung jawab kecuali diriku sendiri atas sakitnya. Aku sebenarnya kuat hanya saja kemarin berada di-jalan yang salah. Tapi tak apa untuk salah pilih jalan. Aku masih ada dan bisa memilih jalan lagi-

Mari menghabiskan jatah kegagalan sampai bertemu rangkaian keberhasilan-

SENJAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن