Dibalik Kamera 22

6 3 0
                                    


Dan cinta pertamanya pun berlabuh

.   Malam telah tiba, Gilliant sudah turun dari mobil mewahnya itu, menuju pintu mobil berlainan sisih , membuka pintu mobil untuk Emily. Dengan gagah dan tampanya Gilliant berdiri menggandeng Emily di rangkulannya itu. Emily juga berdandan cantik, anggun dengan rambutnya yang berias sederhana.

.   Mereka dituntun oleh staff restoran itu menuju meja, yang sudah dipersiapkan Gill tadi siang. Setelah sampai staff tersebut meninggalkan mereka berdua. Emily sedikit terkejut dengan dekorasi yang banyak menggunakan hiasan bunga serta lampu pijar. Namun Emily masih terdiam. Karena khawatir jika ia bertanya, akan menyinggung Gill.

.  Mereka pun mengobrol dengan santai, seputar hobi dan cerita menarik lainnya. Gill meraba ponselnya dibawah meja, seperti mengirimkan pesan seseorang namun ia bersembunyi sembunyi.

.   Beberapa saat, ada sekelompok pemain musik, yang berbaju formal menghampiri mereka dan mengalunkan melodi romantis klasik diantara mereka. Pengunjung lain pun tertegun dan menoleh kearah mereka.

.Gilliant menegaskan suaranya, dan meraih tangan Emily perlahan

"Emily, sebenarnya inti dari aku mengajak mu makan malam, aku ingin kau menjadi teman ku yang lebih jauh, teman untuk hidup dan berbagi cerita bersama apa kau bersedia?".

   Emily nampak kebingungan, raut mukanya menjadi merah, namun menandakan tersenyum kecil diujung bibirnya, sambil melihat keadaan sekitar. Sebenarnya yang terjadi adalah ia memang memiliki perasaan yang sama pada Gilliant. Namun ia belum menemukan bukti komitmennya itu. Tapi tidak kali ini, ia sungguh mendengarnya dan dengan persiapan yang cukup menawan dan sangat indah.

"Gilliant? sebenarnya aku.. akuu".

"Jika kau belum bersedia, aku tidak keberatan aku hanya berusaha"

"Aku menolak dengan hubungan kita selama ini, aku menolak karena kau kurang berani, namun aku menolak jika melewatkan kesempatan ini. yaa aku bersedia".

    Tuhan, astaga penantian Gilliant akhirnya terbalaskan, 2Tahun, sontak seluruh pengunjung restoran itu bersorak dan memberikan mereka selamat. Gilliant pun dengan spontannya memeluk Emily erat erat. Kemudian..

"Emily, jika kau bersedia bolehkah aku memasangkan cincin ini dijari manismu sayang?, yaa aku mengajak mu bertunangan". Gilliant menundukkan badannya serta menyodorkan kotak berlian yang berkilau nan indah itu. Seketika banyak pengunjung makin berteriak kegirangan terus menyorakinya dengan memberi ucapan bahagia. Emily pun hanya menunduk tanya mengiyakan, serta menjulurkan jarinya untuk Gill memasangkan cincinnnya itu.

Kini mereka tak lagi saling bersembunyi. Mereka sudah mengikat hubungan itu dengan pertunangan. Malam itu merupakan malam yang indah untuk Gilliant dan segala usahanya. Dan untuk Emily itu merupakan sebuah keseriusan yang ia nantikan.

Dibalik KameraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang