Dibalik Kamera 37

4 3 0
                                    


Swan Lake Paris Opera

Beberapa hari setelah Gilliant hadir kembali, komunikasi mereka sudah membaik, bahkan sudah bersendau gurau kembali. Hari itu suasana sangat cerah, selepas pulang kerja Gill memberikan tawaran untuk Carissa.

"Carissa, setelah mengemasi barangmu, maukah kau menikmati senja di ruas ruas jalan itu (sembari menunjuk ke jendela), aku hanya ingin menikmati angin segar dan juga kulihat beberapa hari ini kau sedikit risau".

Carissa sedikit tersontak kaget, karena yang ia pikirkan bagaimana cara mendapatkan tiket The Best of Swan Lake" yang ia impikan selama ini.

. Oh aku tak apa Gill, oke kita pergi berjalan kaki kesana".

. Kemudian mereka keluar dari bangunan kantor itu, pemandangan sore yang indah, langit yang bewarna orange serta memiliki campuran pink muda, dan angin berhembus tenang. Sungguh menandakan bahwa jika langit pun merestu untuk mereka berbincang jauh lebih dekat.

. Mereka memasuki salah satu kafe, karena dirasa mereka sudah lelah dan ingin beristirahat. Seperti biasa mereka memesan minuman kesukaan mereka untuk menghangatkan suasana, Carissa hanya memesan coklat hangat kesukaannya sementara Gill memesan kopi susu. Giliiant terus memperhatikan gerak gerik Carissa bicara, bahkan menatap mata Carissa yang indah itu.

. "Gill? Gilliant? (melambaikan tangan pada wajah Gill) apa ada yang salah denganku?" tanya Carissa.

. 'Tiidak aku hanya terpesona dengan mu, kau sangat cerita dan lembut aku senang mendengarkan kau yang bercerita sangat antusias itu menyenangkan". gombal Gill padanya

. "Ah aku terlalu banyak bicara maafkan aku"

. "Tidak Carissa" Gilliant mencoba menyentuh tangan Carissa

. Mereka saling melepaskan pandangan yang sejuk teduh serta penuh perasaan itu. Tak diragukan lagi pipi wajah Carissa memerah.

"Oh maafkan aku" ujar Gill melepas sentuhan tangannya.

Suasa menjadi tenang, mereka berdua sedikit salah tingkah bahkan kikuk. Namun Gilliant berusaha memecah suasana itu.

" Carissa? apa kau mengetahui tentang Swan Lake, Paris Opera Ballet yang akan diadakan di Opéra Bastille? aku sangat menyukainya, mungkiin kau juga tertarik?"

" Astaga pertunjukkan The Best of Swan Lake itu? ia aku sangat menyukainya, itu merupakan mimpiku sejak lama, meski aku tak dapat melakukan tarian ballet namun aku menyukai keindahan penari serta aransemen musiknya ... (Carissa terus berbicara mengenai ketertarikannya itu)."

Kembali Gilliant memperhatikan Carissa yang sangat antusias sembari ia meneguk kopi susunya itu.

"Carissa, bukan tanpa sengaja aku mengajak mu kemari, (ia merogoh kantung jaketnya untuk mengeluarkan sesuatu) ini aku telah membeli 2tiket pertunjukkan, untuk kita melihatnya, apa kau mau memenuhi ajakan ku?"

Carissa tertegun, bingung, wajahnya terus saja memerah seperti udang rebus, namun batinnya sedang kebingungan bercampur dengan bahagia, lagi lagi ia membantu

"Gilliant? kau mengajakku melihat The Best of Swan Lake? apa kau tak salah orang? pria seperti mu mengajak ku melihat pertunjukan semegah itu?'

"Tidak aku tak salah orang, ini satu tiket untukmu, ya tentu saja kau akan duduk disampingku, mau ya? kau menerimanya?"

Carissa hanya menundukkan kepala, bahwa menandakan ia setuju. Sembari mengambil secarik tiket itu dari meja. Sungguh ini impiannya yang dikabulkan oleh orang lain dan terlebih orang ia juga berusaha menyerahkan perasaanya itu. Kemudian mereka pun kembali berbincang bincang. Hari sudah gelap, sudah pukul 8 malam.

"Carissa, terima kasih kau mau menemaniku melihat pertunjukkan itu, sampai jumpa nanti, aku akan menjemput diapartemen mu pada hari itu"

"Aku yang amat sangat berterima kasih Gill, aku sungguh ingn melihat pertunjukan itu dan ini seperti sebuah mimpi, sekali lagi terima kasih".

     Sungguh bisa dipastikan, malam itu mereka berdua dimabuk asmara dan juga sangat bahagia, Dan kali ini romantis seperti di film film itu nyata. Gilliant dan Carissa terus tersipu malu sebelum terlelap, mereka masih saling membayangkan momen dikafe hari itu.

Dibalik KameraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang