Dibalik Kamera 33

5 3 0
                                    

Kebersamaan Gilliant dan Carissa

. Kebersamaan mereka kini tak diragukan lagi, sering makan siang bersama, bersendau gurau saat bekerja, bahkan menghabiskan waktu akhir pekan bersama. Gosip dikantor pun makin memanas, ada yang pro dan kontra atas masa lalu Gill dan ada yang geram karena Carissa seperti tak mengarah pada keseriusan hubungan.

. Sungguh kisah cinta mereka, seperti bak di dongeng romantis, yang melaju, penuh pengharapan terlebih lagi disertai pemandangan Paris yang selalu menemani aktivitas mereka, sungguh membayangkannya saja membuat orang berfikir itu hal yang indah.

Acara Edward

"Halo Carissa? apa kau memiliki agenda pekan depan? jika tidak maksudku menelfon mu adalah, aku memiliki acara perayaan sederhana , tetapi nanti yang hadir akan ada orang dari rekan kantor ku dan juga mungkin beberapa undangan lainnya? apa kau dapat hadir?'. ujar Edward

"pekan depan ya? sepertinya aku bisa, baik aku tidak masalah dengan itu, kau memiliki acara dan mengundangku itu cukup suatu kehormatan untukku, kirim saja alamatnya lewat pesan". kata Carissa

. Tidak disangka Edward memesan sebuah kafe mewah, elegan yang dihiasi barang barang antik itu. Carissa sudah tiba dikafe itu, ia langsung memasuki ruangan untuk mencari Edward namun Edward pun tak nampak. Carissa mencoba menelfonnya namun tak dapat respon , diacara seperti ini orang akan tak fokus pada ponselnya. Ia berjalan menuju taman dibelakang bangunan kafe itu.

"Edward " teriaknya yang tak jauh darinya, ia melihat Edward sedang berbicara dengan orang lain, karena telah lelah mencarinya maka ia berteriak.

"Hey Manisku Carissa akhirnya kau datang". ujar Edward.

. Mereka pun menampah wajah sumringah, serta tak memperhatikan seseorang yang masih berdiri disitu. Carissa memeluk Edward, kemudian Edward memberikan jarak dikedua badan mereka

"Carissa, ini Aloysius ya dia datang kali ini, ia barusan bercerita kalian sempet bertemu untuk beberapa kali?'.

. Carissa pun kaget, kemudian mengarahkan badannya ke Aloysius serta menjabat tangannya. Namun jabatan tangan itu nampak tak dilepas Aloysius, ia tertegun dengan kecantikan penampilan Carissa pada acara itu.

"Eheem , mari ku antar kalian untuk makan, terima kasih sudah datang, aku harap kalian menyukai acara ini". ujar Edward yang memperhatikan itu dengan berpura pura berdahak untuk memisahkan mereka. Dan mengajak menikmati hidangan yang ada.

. Hebat nya untuk situasi ini Carissa nampak biasa saja pada Aloysius, ia sibuk menikmati performa musik klasik untuk mengiringi acara itu. Meski Aloysius mencoba mengajaknya berbicara, ia sudah tak nampak memiliki perasaan atau hal yang ia sembunyikan. Semuanya sudah melebur dengan tekadnya selama ini.

. Acara penutupan tampak meriah, mereka berkumpul untuk berswafoto dan juga untuk melakukan kegiatan lain. Tiba penghujung acra dengan konfenti yang meriah itu. Dan para pengunjung pun perlahan mninggalkan tempat itu. Termasuk Carissa ia juga sudah memesan taksi online.

. Aloysius berjalan menuru mobil tempat parkir mobilnya dan Aloysius pun memanggilnya.

. "Aloysius Dirgantara boleh kita berbicara sebelum kau pulang?"

. "Oh tentu Edward ada apa? aku mengganggu acaramu?"

. "Bukan bukan, ini tentang Carissa, aku memperhatikan mu sepanjang acaraku dimulai, Jadi begini saja aku malas berbasa basi, Aloysius tolong jauhi dia, dia sudah berusaha sangat baik dari apa yang ia lalui selama ini, terlebih tentang mu lekaki bangsat, yang merasa bisa mendapatkan wanita manapun, tapi kali ini jauhi Carissa, sudah tidak ada tempat untukmu lagi dikehidupannya, ku peringatkan padamu".

Merasa obrolan itu teasa mengancam dan menuduhnya, Aloysius pun tak terima, ia mencengkram kerah baju Edward.

" Apa maksudmu? Jaga bicaramu itu, memangnya kenapa jika aku memiliki perasaan kembali padanya?".

Suasana pun memanas dan sangat terlihat dua lelaki sedang berdebat untuk melindung wanita yang sama ,

'Berani beraninya kau masih saja berkata seperti itu Aloysius".

Edward pun menghempaskan pukulannya sekali. Dan Aloysius tak banyak bicara ia menjauh, kemudian merapikan pakaiannya, segera masuk mobilnya dan meninggalkan tempat itu.

Dibalik KameraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang