5. Cinderella

12.5K 334 25
                                    

"Perkembangan tubuhmu sudah lebih baik dari kemarin. Hanya saja, mungkin ada sedikit penurunan pada hormon seksual. Kau kesulitan mencapai klimaks saat berhubungan sex akhir-akhir ini bukan?"

Seorang dokter duduk di depan pasiennya. Menatap pria bertubuh besar dengan tatapan tajam dan gelap itu.

"Yahh, seperti yang ku ceritakan sebelumnya. Aku sulit mengalami ereksi," jawab pria tadi.

Dokter tadi mengangguk paham. Ia menuliskan sesuatu pada selembar kertas.

"Sukuna Kun, Apa kau punya ketertarikan seksual pada hal-hal tertentu? Atau kau punya fetish tertentu? Seperti bermain peran, atau bermain dengan kasar?"

Sukuna tertawa keras. Pertanyaan itu lucu. Dirinya selalu melakukan semua itu saat berhubungan seks dengan orang yang disewanya. Beberapa menganggapnya seorang masokis.

Hasilnya? Dirinya tak bisa mendapatkan ejakulasi yang sempurna. Seolah ejakulasinya terhenti begitu saja. Walaupun lawan seks nya mengatakan Sukuna yang terbaik, nyatanya Sukuna tak merasakan kepuasan saat melakukan hubungan itu.

"Tetap lakukan perawatan seperti biasa. Dan jangan lupa, kau ini seorang Alpha. Bukankah sebuah kenistaan saat seorang alpha tidak bisa mencapai ejakulasinya?" tanya dokter itu.

"Baiklah. Aku mengerti. Aku akan pergi sekarang," ujar Sukuna. Ia bangkit dari kursi dan mengenakan blazer panjangnya.

"Tunggu. Kau pernah dengar tentang Cinderella di bar gay?" tanya dokter itu.
Sukuna menoleh dan menggeleng. Ia belum pernah mendengar nama itu.

"Yaah, kalau misalnya kau tak keberatan berhubungan seks dengan sesama jenis, mungkin kau harus mencoba berkunjung ke situ," ujar dokter tadi. Ia menyerahkan selembar kertas berukuran kecil.

"Ada seorang pelayan dengan kode nama Cinderella. Dia sangat cantik dan seksi. Kau harus coba menemuinya. Siapa tau, masalah ejakulasi mu itu bisa terselesaikan," usul dokter.

Sukuna meremas kertas itu dan memasukkan ke dalam saku jaket.
"Baiklah, aku akan memikirkannya."

Dokter itu hanya tersenyum saat punggung Sukuna berjalan menjauhinya.

Semua orang menganggap Sukuna adalah pria sempurna. Di usianya yang baru menginjak tiga puluhan, dirinya sudah memiliki banyak aset dan sahamnya bertebaran dimana-mana. Wajahnya tampan dengan tubuh atletis yang menjadi idaman banyak wanita maupun pria.
Ia bisa membeli dan mendapatkan apapun yang ia mau.

Sayangnya, orang-orang itu tak mengetahui rahasia dibalik tubuh gagah Sukuna. Ia memiliki masalah dengan ejakulasinya.

Seberapa banyak pun dia melakukan hubungan seks, dirinya tak pernah puas dengan ejakulasinya sendiri.

Yeah, itu hal yang sedikit memalukan. Pria macam apa yang tak bisa mendapatkan ejakulasi dengan benar?
Sebuah kenyataan yang sangat melukai harga diri Sukuna sebagai pria alpha.

Dalam kata lain, dirinya hanyalah seorang pria dengan 'Pentungan' besar yang menggantung tak berguna di sela selangkangannya.

"Kemana tujuan kita selanjutnya, Tuan?" seorang sopir bertanya sopan saat Sukuna baru memasuki mobil.

Sukuna duduk melipat kakinya. Ia menyerahkan selembar kertas yang sudah lusuh pada sopirnya.

"Kau tahu tempat ini?" tanya Sukuna. Sopir itu mengernyitkan dahinya.

"Kau ingin kesini?"

"Boleh juga. Antar aku ke sana."

Mobil itu melaju mulus membelah jalanan kota Tokyo yang sepi.
Malam merambat ke puncaknya. Sukuna memainkan ponselnya.

Cinderella 🔞 || Sukufushi Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt