1 Sekolah baru

100 12 0
                                    

Liana melangkah ragu-ragu melewati gerbang besar sekolah Kesuma Jaya. Wajahnya yang cantik tersembunyi di balik sehelai rambut panjangnya yang hitam pekat dan kacamata minus besar. Sementara matanya yang lembut mencoba menembus kegelapan dalam hatinya.

Liana berbisik pada dirinya sendiri. "Aku harus bisa melakukannya. Ini kesempatan baru bagiku."

Namun, di balik penampilannya yang anggun, Liana adalah seorang gadis pemalu dan tertutup. Dia bukanlah tipe orang yang suka menonjol atau berada di tengah sorotan. Baginya, gaya culun yang sederhana lebih nyaman daripada menjadi pusat perhatian.

---

Liana menatap bangunan megah sekolah Kesuma Jaya dengan penuh kekaguman. Di balik kacamata besar berbingkai hitamnya, matanya berbinar-binar melihat gedung-gedung bertingkat tinggi yang menjulang gagah di depannya.

"Sekolah ini benar-benar besar, ya," gumam Liana pelan, sambil menarik nafas dalam-dalam.

"Sudah pasti, Liana. Kesuma Jaya memang terkenal sebagai sekolah terbaik di kota ini," sahut ibunya, sambil menyentuh bahu Liana dengan lembut.

Liana mengangguk, namun dalam hatinya, dia merasa gugup. Sebagai murid pindahan, dia takut tak akan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang begitu berbeda. Dia terkenal sebagai gadis pendiam di sekolah lamanya, jauh dari keramaian dan gosip yang sering terjadi di lingkungan sekitarnya.

"Yaudah Liana, ibu cuma bisa antar kamu sampai sini. Kamu cari kelas kamu. Nanti ada bu Ajeng yang bimbing kamu." Ucap Ibu Liana sambil tersenyum hangat.

"Iya ma, siap." Sahut Liana dengan senyuman lebar. Liana pun berjalan mencari kelas barunya.

Saat dia mencari kelas barunya, dia merasa terombang-ambing di antara geng-geng anak orang kaya yang berlalu-lalang dengan penuh percaya diri.

Beberapa di antaranya memandangnya sebentar, mungkin mencoba menilai apakah dia cocok untuk bergabung dengan mereka. Karena meskipun orang tua Liana berkecukupan, tetapi mereka hanya dari kalangan biasa.

Liana berpikir dalam hati. "Aku tidak tahu apakah aku akan bisa berteman dengan mereka. Mereka terlalu berbeda dengan diriku."

Namun, meskipun ragu, Liana memutuskan untuk tetap berusaha membuka diri. Dia mencoba tersenyum pada beberapa orang yang melewatinya, meskipun senyumannya terasa kaku dan canggung.

"Halo, aku Liana, murid baru di sini. Senang bertemu dengan kalian. " Liana memperkenalkan diri dengan ragu.

"Lihat deh murid baru itu, penampilannya aneh banget!"

Semua murid menertawakan Liana. "Haha, lihat penampilannya kampungan banget sih!"

"Semua diam! Jangan ada yang tertawa!" Ucap guru memperingati murid muridnya, sembari menunjuk bangku kosong di samping Leon

"Liana, kamu bisa duduk di sana." Guru itu memberi isyarat kepada Liana untuk duduk di bangku kosong yang tersisa di belakang.

Liana menengok kesana kemari, mencari bangku kosong. Di belakangnya dan di sampingnya, ia melihat seorang pria tinggi berotot dengan rambut hitam yang sangat halus.

Saat Liana mendekati bangku tersebut, murid-murid mulai berbisik. "Guru baru itu tidak tahu ya, kalo Leon tidak mau sebangku sama orang?"

"Iya, mampus deh tuh guru! Sebentar lagi pasti bakal out dari sekolah ini," bisik yang lain.

Liana duduk di bangku itu, merasa tegang dengan tatapan aneh dari murid-murid di sekelilingnya. Tiba tiba di sampingnya, cowok tampan yang sedari tadi tidur mulai membuka matanya.

Saat cowok itu sadar ia mengernyitkan kening ketika melihat Liana duduk di samping nya. Tapi tiba-tiba, ekspresinya berubah saat mencium aroma yang akrab baginya. Tanpa berkata apa-apa, ia menarik kursi Liana untuk lebih dekat dengannya. Leon meletakkan kepalanya di pundak Liana dengan lembut.

"Diam, jangan bergerak, atau kamu bakal tanggung akibatnya." Ucap Leon mengancam.

*****

Ramein yaa, nanti aku up lanjutannya!

Yuk vote dan comment! Jangan lupa follow juga!

Cold Guardian (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang