Seventeen (Prolog)

340 59 270
                                    

“Aku tidak ingin kehilanganmu, Arin.” Bastian menatap wajah kekasihnya dengan tatapan berbeda.

“Ada apa denganmu?” tanya Arin, jujur saja, ia ketakutan setengah mati dengan kekasihnya saat ini.

Kini tatapan lelaki itu, beralih menatap tubuh ramping kekasihnya. Arin yang merasa ditatap seperti itu, menjadi risi. Dirinya memang tidak selalu memakai pakaian terbuka, bahkan bisa dikatakan tidak pernah, kecuali jika ia menghadiri acara tertentu saja.

“Apa yang kau mau?” tanya Arin, dengan suara pelan. Ia jengah, tengah tatapan yang diberikan oleh Bastian.

“Biarkan aku mencicipi tubuhmu, itu bisa menyempurnakan hubungan kita.”

Pernyataan dari Bastian, membuat gadis di hadapannya mundur beberapa langkah.

“A-apa yang kau maksud, Bastian?”

“Jangan berpura-pura tidak mengerti, Arin. Bukankah itu sudah jelas?”

“T-tidak, aku tidak akan memberikannya padamu.”

“Aku calon suamimu, Arin.”

“Tidak, kita belum tentu akan menikah.”

“Tapi tujuan kita sama, Arin sayang. Kita akan menikah, bukan 'kah itu adalah impian kita sejak lama?”

Bastian kini semakin mendekat pada wanita yang kini memakai pakaian formal.

“M-MENJAUH DARIKU, BASTIAN!”

Ayolah,” Bastian lalu meraih pinggang rampingnya agar lebih mendekat. Kini keduanya menjadi semakin intim. Bahkan lelaki itu, kini menghirup leher jenjang Arin, aroma yang menguar dari tubuh gadis di hadapannya ini, membuat desiran aneh pada tubuhnya menjadi semakin brutal meminta untuk keluar.

“Aku tidak mau, Bastian!” Arin dengan segera menjauh dari dekapannya.

“Aku berjanji akan menikahimu,” janji Bastian.

“Tidak! Bagaimana jika akhirnya kamu menikahi wanita lain? Aku tidak ingin memberikan harta berhargaku terhadap sembarang orang!”

“Aku bukan sembarang orang, Arin. Aku calon suamimu.”

“Tidak, karena kita belum ada ikatan apa pun.”

“Maka dari itu, aku akan mengikatmu dengan cara seperti ini. Aku tidak akan mendekati wanita lain, dan kamu pun tidak ada kesempatan untuk bisa menjauh dariku.”

“B-as ...”

ㅋㅋㅋ

Dan setelah melakukan hubungan yang tidak seharusnya mereka lakukan, kini Arin benar-benar sendiri. Ternyata janji yang sudah diucapkan oleh Bastian, semuanya hanya angin lalu.

Ia menangis dalam diam.

Masa depannya sudah hancur

DandelionWhere stories live. Discover now