🦋2

11.7K 1K 14
                                    

Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_













Gaeeessss boleh minta tolong gak ?
Aku orangnya gampang badmood dn kalau udah badmood susah bua nulis bersama

Jadi demi kebaikan bersama setelah baca bab ini dan bab selanjutnya boleh gak jangan komen nebak nebak jodohnya Raidan maupun tokoh lain

Minta tolong banget yah
Boleh nebak di hati saja yah

Nanti pas udah waktunya baru deh komen sepuasmu wkwkwkwkwkkwk

Mohon kerja samanya yah kawan kawanku































Acara 4 bulanan dilakukan malam nanti namun disore hari ini semua masakan untuk tamu nanti malam sudah siap, tinggal menunggu waktunya saja

Semua anak mantu cucu Kyai Hasyim sudah berkumpul termasuk para besan

Ndalem sangat ramai jika sudah begini, dari 3 anak mendapat 3 menantu dan 8 Cucu juga akan menambah 1 cicit nantinya

"Dari mana ? Kaka nyariin" tanya Raidan pada Naura yg baru masuk teras Ndalem bersama Hilya

"Hehehe ikut mba Hilya petik buat naga kak, mau gak ?"

"Boleh"

"Oke aku masuk dulu"

Raidan berdehem lalu pandangannya teralihkan pda Gadis cantik yang tak lain adalah sepupunya itu

Sepupu yg beda 3 tahun darinya sedang memetik kelengkeng di halaman depan Ndalem

"Eh Raidan, lagi nunggu siapa ?"

"Nunggu Abi mba"

"Oh, mau kelengkeng ndak ?"

"Ndak mba, buat mba saja"

"Oh ya udah aku masuk dulu"

"Eh mba, emmm maaf rambutnya kelihatan"

Raidan menyentuh keningnya sendiri saat memberitahu Hilya seakan mengkode bahwa rambut yg terlihat ada dibagian Jidad

"Oh ya makasih yah"

"Iya mba"

Hilya langsung masuk ke Ndalem membawa kelengkengnya itu sementara Raidan masih diteras melihat para santri yg baru pulang mengaji sore dan tak lama abinya datang bersama Aufar diantar anak buah abinya

Raidan mendekati abinya lalu mencium tangan abinya sedangkan menatap Aufar sinis lalu menjitak kepala adiknya

"Aduuuuh sakiit kakaaak !" Rengeknya

"Kak, Kasiaan" tegur Gus Zakky

"Mukanya tengil bi"

"Kaya kamu engga aja"

"Enggak tuh"

"Sudah, masuk saja"

Ketiganya pun masuk dan Gus Zakky langsung menyalami Gus Hamdan yang sedang duduk di ruang tamu bersama Gus Fajrin dan bergabung disana

Sedangkan Raidan dan Aufar menuju lantai 2 dan sebentar lagi pasti akan terdengar tangisan dari Aufar karna dijahili Raidan

"Mulai jam berapa bang tasyakurannya ?" Tanya Gus Zakky basa basi

"Habis Isya saja biar longgar waktunya" jawab Gus Fajrin

Gus Zakky mengangguk lalu mencolek Gus Hamdan "Maaf mas, ini ada titipan pertanyaan dari Kolonel Didit"

"Hah ? Kolonel Didit yang mana yah ?"

"Yang dulu jadi DanYonif pas waktu di satuan dulu mas belum nikah itu"

"Oh iya iya, pertanyaan apa ?"

"Nanyain tentang Hilya, mau ndak sama anak beliau, kan sama sama Dokter tapi bedanya anak beliau ya Dokter ya Tentara mas"

Gus Hamdan terkekeh mendengarnya, beliau memijat keningnya, sebelum Gus Zakky menanyakan hal itu, Gus Fajrin baru saja menanyakan hal yang sama bahwa ada 1 Kyai yg ingin meminang Hilya

Usia Hilya memang sudah sangat matang, 29 tahun

Usia demikian bagi seorang Ning sudah sangat siap untuk menikah namun Hilya selalu menolak jika dipinang

"Saya bingung jawabnya Zak, baru saja bang Fajrin ngomong yang sama, ada yg mau minang Hilya, belum saya jawab eh ada lagi yang minang, saya bingung jawabnya, saya agak malu menolaknya tapi anak nya belum mau nikah"

"Ya 11 12 sama Shofia dulu lah, di lamar Gus sana sini gak mau ternyata udah ada rasa sama Zakky" jawab Gus Fajrin

"Nah itu bang, sudah pernah tak tanyain apa ada yg dia suka ? Saya gak masalah kalau bukan sesama dokter, ataupun kalau bukan TNI gak msalah yang penting bisa bersanding lah sama Hilya, dia bilang gak ada, dia alasannya dulu mau ambil spesialis tapi sampe sekarang belum ambil juga masih jadi dokter umum, katanya bingung mau ambil spesialis apa, ya saya gak mau keseringen nanya yah bang takut anaknya ngerasa sayanya menekan dan malah terpaksa menikah"

"Yah gimana yah dan, cuma Hilya dan Naura yang perempuan di cucu Arrasyid, pasti jadi rebutan banyak Gus Dan, apalagi si Hilya Cantik, Hafidzoh Quran, siapa gus yang gak mau Dan" ujar Gus Fajrin

"Iya mas, di kalangan senior juga sudah beberapa kali saya denger nama Hilya anaknya Letkol Hamdan mas"

"Bingung saya beneran, bener kata abah, mending punya 1000 anak lelaki, gampang rawatnya, ringan tanggung jawabnya dari pada 1 anak perempuan"

"Wah jangan gitu mas, anak saya juga perempuan mas"

Gus Hamdan terkekeh mendengarnya, sepertinya memang harus dibicarakan secara dekat dengan Hilya soal ini

Tahun depan usia gadis cantik itu sudah 30 tahun meskipun wajahnya masih seperti anak 17 tahun

Sementara di lain tempat benar saja, Aufar menangis kencang karna di sleding Raidan meskipun jatuhnya di matras

Bukan akrna sakit namun krna capek di jahilin kakaknya terus

Dia langsung turun dan mengadu ke umiknya yang sedang duduk bersama 2 budhenya

"Kenapa ?" Tanya Ning Shofia khawatir

"Hiks hikssss diSleding kaka hiksss"

"Astaghfirullah kalian ini kalau deket ribuuuttt terus kalau jauh jauhan selalu minta vc" keluh Ning Shofia yang membuat Ning Dhifa dan Ning Reni terkekeh

Aufar menangis dipelukan umiknya sedangkan pelakunya tertawa melihatnya di pintu ruang tengah

HALLO DOK !Where stories live. Discover now