🦋23

8.5K 727 20
                                    

Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_



























Mereka sudah sampai dirumah Gus Hamdan yang ada di Semarang, Raidan langsung menggandeng istrinya masuk ke rumah yang sering dia kunjungi bersama kedua orang tuanya

"Kalian istirahat dulu yah, Baba harus ke Yonif ada sesuatu sama Bunda, Arzanka ikut Baba yah"

"Ada kasus Ba ?" Tanya Hilya karna melihat Babanya sedikit panik

"Udah kalian istirahat saja nanti pas pulang Baba ceritain, yuk bun cepet"

"Iya Ba ambil tas dinas dulu"

Gus Hamdan dengan buru buru bersama Ning Adhifa dan Arzanka langsung keluar lagi dari rumah dan memasukki mobilnya

"Kasus apa yah yang ?"

"Tebak2 yang salah tidur diluar"

"Enak aja ini rumahku wleeeeee"

Raidan yang ketulung gemas pada istrinya pun mengelitiki istrinya hingga snag istri ampun ampunan

"Huaaaaa udah udah yang udaaaah hahahahahhaahah"

Dirasa sang istri sudsh ngos ngosan Raidan berhenti dan membantu istrinya bangun karna Hilya sekarang posisinya sudah rebahan di Shofa

"Gemessin kamu tuh" ucap Raidan dengan mencubit kedua pipi istrinya

"Aku gigit lagi nih"

"Awww mau dong di gigit, digigit apanya dulu"

"Iiiiuuuuhhh geli Masss"

"Hahahahhahahaha"

Hilya memilih berjalan menuju kamarnya diikuti Raidan dibelakangnya yang menaruh tangannya di pundak istrinya

Seperti main kereta keretaan

"Selamat datang Tuan Maharga Raidan di kamar Princess Hilya" ucap Hilya setelah membuka pintu kamarnya

Ini kali pertamanya Raidan memasuki kamar Hilya, penataan yang sangat rapi memang tak semua ungu dan benar kata Hilya setiap sudut pasti ada ungu

Kamar ini bernuansa putih namun beberapa barang berwarna ungu termasuk ranjangnya

Bukan ungu tua yah gaess, ungu muda dan lilac

"Perempuan banget yah"

"Ya kalau lakilaki banget mas malah heran yang"

"Hahahaha iya juga"

Raidan duduk di kursi belajar Hilya, terlihat disana rak buku sudah kosong, sudah dimasukkan semua di kardus untuk dibawa ke Jogja

Raidan menatap meja belajar Hilya, banyak sekali notes yang tertempel disana, kebanyakan adalah keluh kesah Hilya selama belajar dan bekerja sebagai dokter

Hilya mengalungkan tangannya ke leher suaminya dari belakang dan menumpuk dagunya di kepala suaminya

"Mas"

"Dalem, kenapa sayang ?"

"Kalau aku di Jogja kerja lagi gimana ? Bukan maksud mau cari uang tapi eman ilmunya"

"Boleh sayang, Mas udah diskusiin ini sama Baba, sayang nanti kerja di rumah sakit Militer yang ada di Yonif, mas udah ajukan"

"Serius mas ?"

"Iya, mas belum obrolin ini yah sama kamu ?"

"Belum lah, makanya aku izin"

"Boleh kok, mas juga faham kamu menggapai predikat Dokter itu gak mudah masa habis nikah mau dirumah saja, mas juga gak bisa melarang semua hal tentangmu walaupun mas mampu tapi mas gak mau mengekang kamu"

"Makasih mas Raidan"

"Sama sama sayang"

Raidan meraih tangan Hilya yang menggantung di lehernya dan menciumnya

Tangan yang waktu kecil sebelum keduanya baligh sudah dia cium karna Hilya adalah kakaknya

"Jadi inget dulu awal mas habis sunat liat aku pengin salim karna udah kebiasaan salim tapi gak dibolehin Baba, malah mas nangis dikira aku marah hahahahaha"

"Hahahahhaa iya juga mana mas Malik nangis karna sama sama gak bisa salim ke kamu yang"

"Masa kecil kita indah yah mas apalagi waktu Jid masih ada"

"Kamu yang indah karna cucu kesayangan Jid, mas sama mas Malik yang selalu kena kalau liat kamu nangis"

Hilya terkekeh lalu memindahkan kepalanya ke pundak suaminya, diciumnya pipinya lama oleh sang suami

"Namamu panjang banget yah yang, aku sampe lupa gimana urutannya, Jabbar dulu apa Zafia dulu"

"Zafia dulu, Maharga Raidan Arsyanendra Zafia Jabbar Wiratama, yang bingungin tuh namanya Naura sebenernya"

"Dulu kamu sering nangis kalau bahas nama yah yang karna namamu gak ada Arrosyidnya hahahahaha"

"Iya mas Malik selalu ngeledek katanya yah kasian bukan cucunya Jid kamu itu karna gak ada arrosyidnya, gimana gak nangis coba"

"Hahahahaha karna anaknya Jid yang perempuan kan cuma Ummik yah jadi cuma nama anak anaknya Ummik yang gak ada Arrosyidnya"

"Dulu sampe mas ngamuk tau yang pas pulang ke Yonif minta Abi buat ganti nama ditambahin Arrosyid"

"Hahahahahaha utututututu kasian yang gak diakui Arrosyid"

"Hahahahahah tapi anak anak kita nanti juga gak ada arrosyidnya yah, kan ikutnya mas"

Mendengar kata anak anak, pipi Hilya tiba tiba memerah membayangkan sesuatu yang sudah mereka lewati

"Eh kok salting hahahaha, kenapa ?" Tanya Raidan

"Enggak"

"Halaaah karna bahas anak anak yah"

"Enggak dih PD banget"

Secara cepat Raidan mencuri ciuman di bibir Hilya walaupun sekilas dan membuat pipi anak perempuan Letkol Hamdan itu semakin memerah

"Hahahahaha Salting"

Setelahnya Author gak tau apa yang mereka lakukan

HALLO DOK !Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt