🦋8

9.2K 806 32
                                    

Berinteraksi langsung dengan Penulisnya di Instagram yuk, karna DM Wattpad jarang terbaca, mending langsung ke Instagram saja
@widyaarrahma20_





























Seminggu sudah setelah kejadian itu, Raidan sudah kembali ke tempatnya berdinas, setiap hari Hilya, gus Hamdan dan ning Adhifa pasti menjenguk

Hilya akan membawakan sarapan sembari dia berangkat dinas karna Raidan tak mau makan makanan rumah sakit sedangkan makan siang pun Hilya belikan

Banyak yg bertanya siapa Raidan untuk Hilya, banyak yg mengira bahwa Raidan adalah calonnya Hilya namun Hilya tegaskan bahwa Raidan adalah adik sepupunya, anak dari Ammahnya

"Bunga lagi ? Bunga dari siapa lagi ?" Keluhnya saat baru masuk ruangannya di pagi hari mendapati ada bunga fress baru dimeja kerjanya

Tak ada nama pengirim hanya ada surat bertuliskan Semangat untuk hari ini

Bukan apa apa, Hilya Risih mendapati hal seperti ini, dia memang suka bunga tapi gak seperti ini maksudnya

"Loh, bunga lagi Dok ?" Tanya Maulida, perawat sekaligus asisten Hilya

"Iya nih, kamu gak liat gitu siapa yg ngasih ?"

"Enggak dok padahal 5 menit lalu aku baru loh masuk sini buat nyalain AC dok"

"Buang lagi saja Da, aku gak mau kaya gini"

"Baik dok"

Sudah 3 hari Hilya terus mendapati bunga di mejanya yang entah dari mana dan dari siapa bunga tersebut

Hilya mulai melakukan pekerjaannya memeriksa pasien, keliling mengontrol pasien rawat dan lainnya

Hingga di sore hari diwaktunya akan pulang, dia berpapasan dengan lelaki bergelar Dokter juga

"Dokter Hilya"

"Iya Dokter Hasan"

"Maaf kenapa bunga dari saya selalu buang ?"

"Oh itu dari dokter Hasan ? Ada kepentingan apa yah dok ?"

"Enggak, cuma mau ngasih semangat saja ke Dokter Hilya"

"Emmm maaf yah dok jujur saya risih, jangan lagi yah dok"

"Dokter Hilya beneran menolak saya ? Saya masih mau menunggu jika Dokter Hilya butuh waktu"

"Maaf dok, saya sudah pernah menyampaikan bahwa saya sudah punya pasangan, jangan ganggu saya yah dok, semoga dokter mendapatkan yang lebih baik"

"Dasar Perawan Tua sok jual mahal, usia sudah mau kepala 3 masih sok jual mahal menolak pria yang mau serius, saya sumpahin kamu gak bakal dinikahin sama pacarmu sekarang !" Hina nya lalu pergi begitu saja meninggalkan Hilya yang terdiam lorong bangsal yg sepi

"Astaghfirullah hal Adzim"

Hilya bersandar di temboknyg ada disana, ekor matanya mengikuti langkah dokter Hasan yang tergesa gesa

"Sehina itukah wanita yang belum menikah diusia yg sudah hampir 30 ? Sampai sampai menolak lamaran orang saja dikira sok jual mahal"

Setetes air mata Hilya turun namun dengan cepat dia menghapusnya

"Loh Dokter Hilya, kenapa ? Dokter nangis ?" Panik Maulida

"Eh enggak, kelilipen aja tadi"

"Dokter kenapa ?"

"Gapapa Maulida, udah yah saya pulang dulu"

"Serius dok ? Mau saya anterin ?"

"Gak usah gapapa, aku pulang dulu yah"

"Oh ya sudah hati hati dok"

**********************************************

"Mas, ajak ngobrol Hilya deh, dari pulang kerja dia ngurung dikamar" ucap Ning Adhifa setelah suaminya selesai mandi sore

"Loh ? Kenapa ?"

"Ndak tau mas, kalau sama aku kan jarang mau terbuka maunya sama mas"

"Ya sudah yuk ke kamarnya bareng saja"

Ning Adhifa mengangguk lalu keduanya menuju kamar Hilya

Pintu kamar berwarna putih itu tak terkunci, Gus Hamdan dan Ning Adhifa langsung masuk kedalam dan terlihat Hilya sedang tengkurap diatas kasurnya

"Assalamualaikum mba" salam Gus Hamdan

Hilya tak berkutik, dia masih diam dalam posisinya

Gus Hamdan langsung duduk di ranjang dengan badan bersandar di kepala ranjang menselonjorkan kakinya

Hilya yang sadar Babanya masuk ke kamar langsung memindahkan kepalanya ke paha Babanya dan memeluk kaki Babanya

Usapan lembut dari tangan Babanya membuat tangisnya kembali pecah

"Kenapa sayang ?" Tanya Gus Hamdan

"Sakit Baba Baba hikss"

"Apanya yang sakit sayang ? Ngomong sama Baba"

"Hilya tadi dibilang perawan tua sok jual mahal gara gara nolak dokter Hasan, Hilya nolak dia bukan tanpa alasan Baba, dia duda karna dia ketahuan selingkuh Ba"

Tangan kiri Gus Hamdan mengepal mendengar ucapan putrinya, berani beraninya ada orang yang menghina putrinya hingga Hilya menangis sesenggukkan seperti ini

Ning Adhifa langsung berdiri disamping suaminya, mengusap pundaknya, menenangkannya

"Hilya juga mau menikah tapi gak sekarang Baba, Hilya masih pengin sendiri, Hilya masih pengin sama Baba sama Bunda"

"Baba sama Bunda gak pernah memaksa mba nikah sekarang mba, malah Baba mau setelah nikah Mba tetap ikut Baba makanya Baba berat kalau mba Nikah sama tentara yg harus berdinas jauh dari Baba"

Sudah dibilang Gus Hamdan lemah dengan air mata Hilya maupun Ning Adhifa, beliau berbicara demikian dengan bergetar, nada bicaranya seakan menahan tangisnya

"Mba pindah kerja yah, dirumah sakit militer saja yah, Baba nanti yang bilang ke komandan Baba, jangan disana, Baba gak bisa ngontrol mba"

Hilya menggeleng, dia tak mau terus mengandalkan Babanya, dia tak mau masuk karna orang dalam dia mau karna usahanya sendiri





























***********

Gaeees mau nanya dong pengobatan yg pakai jarum namanya Aku mundur yah ?

HALLO DOK !Where stories live. Discover now