Bab 7

4.7K 387 12
                                    

Jam-jam berlalu dan Becky tidak bangun, aku mencoba untuk tidur di kursi di samping tempat tidurnya tetapi pikiranku tidak memungkinkanku untuk tertidur, seberapa besar penderitaannya dengan pria itu?
Mengapa aku meninggalkannya sendirian? Mengapa mereka menyakitinya seperti ini??

Dari banyaknya pikiran-pikiran itu dan tak mendapat respon apa-apa saat itu juga mataku terpejam hingga aku benar-benar tertidur. Entah sudah berapa lama waktu berlalu namun teriakannya membuatku cepat terbangun.

"Tinggalkan aku! Aku tidak mau!" Becky berteriak.

"Hei! Becky, Becky, kamu baik-baik saja, lihat aku, aku Freen" kataku sambil membelai wajahnya, menyeka air mata yang jatuh di pipinya.

"Freen, kenapa aku sulit membuka mataku"

"Becky, tenang .. Itu karena pukulannya,tolong tenang."

"Dimana aku?"

"Kita berada di rumah sakit bec"

"Apa!? Bagaimana aku bisa sampai di sini?"

"Aku yang membawamu"

"Jam berapa sekarang?"

"Sekarang jam 2 siang, kamu mau minum? atau sesuatu untuk dimakan?"

"Apa... Aku harus pergi, aku tidak bisa berada di sini" katanya sambil mencoba untuk bangun.

"Tenang, kamu belum pulih Becky, kita akan pergi jika dokter sudah mengizinkannya"

"Aku harus pulang sekarang, kamu tidak mengerti." gerakannya membuat jarum yang ada di tangannya keluar dan kini darah mulai keluar dari tangannya, aku terus berusaha menahannya agar dia tidak bangun, dua perawat masuk bersama dokter yang langsung meminta tenang.

"Freen tolong biarkan aku pergi, Mon sendirian aku tidak bisa meninggalkannya sendirian, tolong" aku menahannya sambil menangis, aku belum pernah merasa seburuk yang aku rasakan sekarang, melihat Becky begitu membuatku patah hati.

"Freen, dia membutuhkanku, dia tidak bisa sendirian."

"Becky, siapa Mon?"

"Dia putriku" dia berbicara hampir berbisik setelah mereka memberinya obat bius, mataku terbuka mendengar apa yang dikatakan. Dia punya anak perempuan dan aku tidak mengetahuinya.

"Freen, tolong, gadis kecil itu masih tidak bisa sendirian, biarkan aku-"

"Dimana dia?"

"Di rumah, dia di rumah." Ucap Becky lemas.

"Baiklah kamu jangan kemana-mana, tetap disini, aku akan menjemputnya"

Becky pingsan, sukurnya dia sempat memberiku alamatnya. Aku meninggalkan ruangan untuk mencari Nam.

"Nam! "

Aku sudah lupa tentang Nam, aku mencarinya ke mana-mana tapi dia tidak ada, jadi aku menelepon sopirku untuk membawakanku mobil, selama itu aku mengingat fakta bahwa Becky adalah seorang ibu dan setelah beberapa bulan ini dia belum memberitahuku apa pun.

Ketika aku sampai di alamat yang diberikan Becky kepadaku. Aku memasuki lingkungan yang tampak kecil, dan juga kumuh, hanya ada 6 rumah kecil. Bau di sini lebih harum daripada di luar. Tiba-tiba sesuatu yang penting terlintas di benakku.

"Ohh tidak. Aku tidak tahu yang mana rumah Becky!"

Jadi aku tidak punya pilihan selain berteriak memanggil gadis itu.

"Mon, mon, dimana kamu mon..."

"Siapa kamu?" tanya seorang wanita yang lebih tua, dia melihatku dari atas ke bawah.

My Life (freenbecky) G!PWhere stories live. Discover now