Bab 27

2.8K 263 5
                                    

"Jadi sekarang aku harus membuat janji temu untuk bisa melihat putriku di perusahaanku sendiri? haha aku tidak mengenalimu yang sekarang Freen." Ucap ibuku

"Itu aturannya, setiap Pengunjung harus membuat dan aku ingatkan bahwa perusahaan ini atas namaku bu."

Ibuku terlihat sangat marah.

"Ibu, apa yang kamu inginkan sekarang?"

"Aku sudah bicara dengan ayahmu tentang kehamilan istrimu dan kami telah memutuskan bahwa kami akan merawat cucu kami, kami tidak akan membiarkan sembarang orang mengambil keuntungan dari apa yang akan menjadi milik cucuku (warisan).

"Aku juga berpikiran sama tetapi Nita tidak mau menandatangani suratnya, jadi aku merasa sulit bagi siapa pun untuk tidak memanfaatkannya."

"Freen bagaimana kamu bisa memperlakukan istrimu seperti itu. Aku berbicara tentang wanita lain."

"Ah aku tahu apa yang akan kamu bicarakan, aku tidak punya hal lain untuk dikatakan karena aku punya banyak pekerjaan."

"Kamu akan kehilangan perusahaanmu, jika ayahmu ingin melakukannya. Aku ragu wanita itu mencintaimu, dia hanya bersamamu karena kehidupan yang kamu berikan padanya, jadi pikirkan baik-baik tentang apa yang akan kamu lakukan. peringatan terakhir yang kuberikan padamu Freen."

"Jika itu yang ingin kalian lakukan, aku sendiri yang akan menyampaikan surat pengunduran diriku. Kamu dapat memberikan perusahaan kepada Nita jika itu yang kamu inginkan, tetapi kamu tidak bisa memaksaku untuk bersama seseorang yang aku tidak ingin. Aku akan melihat anakku karena aku tidak akan meninggalkannya, dia tidak bisa disalahkan atas apa pun, jadi beri tahu ayah bahwa kalian punya waktu satu bulan untuk menunjuk CEO baru dan jika kamu sudah selesai mengancamku, aku minta kamu pergi sekarang."

"Kamu membuat kesalahan!"

"Tidak, kamu yang membuat kesalahan, kamu tidak tahu siapa Nita."

Ibuku baru saja merusak soreku, begitu dia meninggalkan kantorku, aku mengambil ponselku dan menelpon Engfa, dengan dukungan orang tuaku akan lebih sulit bagi Nita untuk menandatangani surat cerai jadi aku harus segera melakukan sesuatu.

Aku berbicara dengan Becky tentang keputusan yang telah aku ambil dan tentang kedatangan Nita, dia jelas menolak membiarkan aku melakukan hal seperti yang aku pikirkan, tapi pada akhirnya dia mengerti, Engfa datang dengan membawa surat cerai dan catatan dimana aku dengan sukarela menghentikan semua hubunganku. Kini aku tinggal menunggu kedatangan Nita.

"Halo sayang" katanya sambil tersenyum padaku.

"Kamu tidak menyapa bayimu?"

"Duduklah dan kita selesaikan ini secepatnya." Ucapku

"Freen apakah kamu yakin dengan hal ini, kamu masih bisa memikirkannya dengan lebih baik." Engfa bicara

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang, Freen?" Tanya Nita.

"Aku ingin kamu menandatangani surat cerai. Sebagai gantinya, aku akan memberikan apa yang kamu inginkan, yaitu 90% dari semua hartaku, akan menjadi milikmu."

"Ini surat-suratnya, silahkan lihat" Aku serahkan padanya folder yang berisi dokumen pemindahan hak milik, ketika aku melihat senyumnya semakin lebar aku merampas dokumen itu dari tangannya.

"Dokumen-dokumen ini hanya membutuhkan tanda tanganku dan semuanya akan menjadi milikmu atau lebih tepatnya milik anakku."

"Kamu pikir aku bodoh kalau aku menandatangani surat cerai, kamu tidak akan menandatangani apa pun." Ucap Nita

"Hufftt" Aku mengambil kertas itu dan menandatanganinya.

"Sekarang lakukan tugasmu." Kataku

"Berikan aku dokumennya." Nita menandatanganinya,
"Selamat tinggal sayang, kita akan bertemu lagi, maksudku untuk anak kita" Setelah itu dia meninggalkan kantor.

--

"Selamat, kamu bahagia bercerai dengannya?" Ucap engfa.

"Mungkin orang tuaku akan serangan jantung, apakah kamu ingin minum sesuatu?"

"Tolong sampanye."

"Tentu saja, nyonya pengacara"

"Dan sekarang apa selanjutnya?" Engfa brtanya.

"Kehidupan baru di mana Nita tidak ada."

"Kamu tahu itu tidak sepenuhnya benar, kalian akan bertemu lagi untuk anak kalian"

"Aku akan melihat anakku, bukan dia."

Kami sedang minum ketika Becky memasuki kantorku, tatapan seriusnya sepenuhnya tertuju pada Engfa.

"Halo, aku pikir kamu sudah free"

"Cinta, ayo, aku ingin memperkenalkanmu pada Engfa, pengacara sekaligus sahabatku."

"Senang bertemu denganmu, Becky"

"Begitu pula Engfa" menyapa sambil menirukan gerak-gerik Engfa, momen menjadi menegangkan ketika Becky tak melepaskan pandangannya dari tatapan Engfa yang bisa dibilang merasa terintimidasi.

"Aku pikir sebaiknya aku pergi, sampai jumpa, senang bertemu denganmu Becky." dia berkata kemudian meninggalkan kantor.

"Bravo, kamu membuatnya kabur" kataku sambil tertawa.

"Oh baiklah, kejar dia."

"Kamu cemburu?" kataku sambil memegang pinggangnya.

"Aku... cemburu, aku ingin melihat Mon."

"Tidak, kamu tidak akan pergi, nona pencemburu" Aku mendekapnya lebih erat di tubuhku.

"Aku tidak cemburu."

"Apakah kamu tahu, bahwa meskipun sedang marah kamu tetap cantik."

"Baiklah, biarkan aku menjemput Mon."

"Kamu membunuhku dengan ketidakpedulianmu tapi aku mencintaimu, apakah kamu mencintaiku?"

"Tanyakan kepada temanmu apakah dia juga mencintaimu" katanya, berpisah dariku dan berjalan menuju pintu.

"kalau kamu cemburu, mengaku saja" Aku tertawa sambil mengatakannya.

"Kamu menyebalkan"

"Akui bahwa kamu cemburu."

"Nyenyenye" dia meledekku sambil meninggalkan kantor.





















aku mulai update lagi yaa .. pantengin.
kalau mau dpt notifikasi update, jangan lupa follow.

My Life (freenbecky) G!PWhere stories live. Discover now