04. Perkara Pudding

125 26 9
                                    

Haii
Jangan lupa votenya.

♤Happy Reading♤


"Dar, tadi habis berak?" tanya Arvin pada Haidar yang tengah memakan somay.

Haidar mengangguk sambil memasukan somay pada mulutnya.

Arvin terdiam sejenak, mengulang yang tadi ia alami. "Tainya masih nyangkut di septic tank WC Dar, gak nyadar apa?"

Mendengar hal itu, Haidar terhenti memakan somay. "Astaghfirullah, lupa. Kenapa gak lo bersihin?"

"Gue gak sangup Dar, tai lo bau banget."

Haidar pun mendecak. "Alesan!"

"Coba lo di posisi gue, Dar? Mau bersihin gak?"

"Karena hati gue baik, gue bakalan mau dong."

"Udah, masa tai aja di permasalahin. Dar, makan tuh somay keburu bel bunyi." Ghava menyahut yang sedari tadi memperhatikan Haidar dan Arvin berbicara.

"Oke, its okay, no prablem. Im fine!!"  Celetuk Haidar.

Translate : " Tidak apa-apa, tidak masalah, aku baik-baik saja."

Arvin yang mendengar celetukan Haidar memutar bola matanya malas, kemudian meraba meja kantin. "Loh? Maka--"

Haidar yang tengah memakan somay langsung menutup mulut Arvin. "Stop it!! let me eat  SOMAYY!!" Haidar meninggikan kalimat akhir membuat penghuni kantin menengok kearahnya.

Translate : "Hentikan, izinkan aku makan SOMAYY!!"

"Ck, bau!" decak Arvin sembari menurunkan tangan Haidar.

"Sok-soan pake bahasa inggris Dar, makan aja masih sama peda." Ghava kembali menyahut.

"Do I care about that? certainly not!"

Translate : "Apakah aku peduli dengan hal itu? Tentu tidak."

"Makanan gue mana nih?" Arvin mengalihkan topik, karena kalau meladeni Haidar akan panjang seperti sungai kapuas.

"Bukannya lo gak mesen?" ujar Ghava.
"Gue tadi udah bilang sama Brian."

Brian, yang sejak tadi memainkan ponsel, ia mendongkak menatap ketika temannya. "Lupa."

Arvin mengebrak meja dengan lumayan keras karena kesal.

"Aaaaaaa!!" racau Haidar kesal. Pasalnya, bumbu kacang somay mengenai wajah Haidar.

♡♡♡♡

"Nih bawa." Grace memberikan tas ranselnya tepat di dada Ghava.

Ghava tak langsung menerima, malah ia memberikan lagi ke Grace. "Bawa sendiri, punya tangan kan?"

"Punya, lagian tadi cuma bercanda doang." Grace menggendong tas ranselnya kembali, kemudian dirinya pergi.

"Mulai ngambek," gumam Ghava.

Karena langkah Grace tidak terlalu cepat, Ghava mengejar Grace sampai jalannya bersejajar. "Sini, tas biar Abang yang bawa."

GRACE (ON GOING)Where stories live. Discover now