07. Hukuman

32 5 3
                                    


Haloo semuanyaa.

Pada sehatt dan semanggatt?

Cerita Grace udah up lagi nih🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

Ayo beri tahu ke temen kaliann tentang cerita ini🥳🥳🥳🥳

Tandai typo nyaa!!

Eh, vote dan komen juga!!

Kalau keberatan komen, seenggaknya vote! Hargai dikit!

Udah yah, cuss bacaa..

●Happy Reading●

Pagi hari sudah menyapa dan langit indah. Mentari pagi masuk melalui celah-celah dari jendela kamar yang masih tertutup gorden.

Sinar mentari pagi itu membuat gadis yang masih tidur di atas ranjang sedikit terganggu, karena sinar matahari yang menembus jendela kamar.

"GRACE?!! BANGUN!!" Sebuah teriakan terdengar dari luar kamar milik gadis yang bernama Grace itu.

Yang tadinya masih terbaring diranjang, kini gadis itu mengubah menjadi duduk. Grace mengambil ponselnya yang di atas nakas dengan wajah yang kusut, apalagi ia belum sepenuhnya sadar.

Grace membuka ponselnya dengan mata yang sayup-sayup, namun tak lama kemudian, matanya membelak kaget. Bagaimana tidak kaget coba? Di layar ponselnya menunjukan jam 06:45. Ah, sial ia akan terlambat sekolah.

Dengan buru-buru Grace membanting ponsel di atas kasur, lalu ia dan beranjak dari duduknya menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya.

Sudah menghabiskan waktu 20 menit mandi, Grace juga membutuhkan waktu 20 menit lagi untuk memakai seragam. Setelah selesai, lalu gadis itu mengendong ranselnya dan keluar dari kamarnya.

Bersamaan dengan Abangnya yang baru saja keluar dari kamar, ia menghembuskan napas pelan.

Untung gak sendirian.

"Terlambat juga lo?" Ghava bertanya saat keduanya mulai menuruni tangga.

"Bisa dilihat sendiri, Bang. Untung gak sendirian," sahut Grace yang berjalan di sampingnya.

"Eh, ini si kembar botak ko baru bangun? Padahal baru jam setengah delapan," sindir Ellen yang sedang mencuci piring.

"Masih pagi banget kan Ma?" timpal Ghava seraya menerima roti yang dikasih Adiknya.

"PAGI BANGETT." Ellen meninggikan suaranya dalam ucapannya.

Kakak beradik itu saling pandang, kemudian melangkah mendekati Mamanya dan mencium kedua pipinya. "Kita berangkat dulu, udah terlambat. Assalamualaikum," ucap mereka serempak dan kemudian mereka melenggang pergi.

"Ayo, ayo!! Buruan!!" Grace terus menepuk-nepuk bahu Ghava yang tengah mengeluarkan motornya dari garasi.

"Sabar. Lo emang manusia gak sabaran," gerutu Ghava sambil menaiki motornya yang diikuti Grace.

"Gimana gak sabar? Orang ini udah telat."

~~~~~

Grace terus menggoyangkan pagar sekolah dengan keras, sesekali ia juga berteriak. Namung sayang, di sekitaran sana tidak ada orang. "PAK UJANG!! AYO BUKA!!" Gadis itu terus menggoyangkan pagar lebih keras lagi.

GRACE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang