43

106 2 0
                                    

"ayy jangan maraahh" ucap lelaki itu merayu pacarnya sepulang sekolah. kini tinggal mereka bertiga. satu kawan lelaki itu diam di kursi lain sambil menonton live streaming.

"siapa yang marah?! dah sana balik weh!" usir perempuan itu marah sejak kemarin.

"gak mau! mau sama kamu!"

"ngapain?! udah sana main aja sama temenmu"

"enggak! kita ga akan main kan yah, rap?" tanya lelaki itu kepada rafi teman nya.

"iyaa gakan main kita mah" balas rafi membantu teman.

"terus ngapain kamu masih disini?" tanya perempuan bete pada rafi.

"henteu da ie ge dek balik da, kalem we" balasnya gelagapan. [ini juga mau pulang kok, tenang aja]

"tuhh si rafi nya juga mau pulang, bukan mau main sama aku"

"bohong! udah lah sana pulang aja!"

"jangan marah dulu atuh"

"gamau!"

"ih meni gituu ke aku teh"

"kamu yang gitu! kemarin kan kita udah janjian mau main. tapi kamunya sakit jadi aku cancel! tapi apa anjir? kamu malah main sama temen! bilang aja gamau main sama aku, jadi pura-pura sakit!"

"tuh sana main lagi aja sama rafi!"

"itu kumpulan, ayy.. aku gak bisa bolos!"

"kumpulan apasi? gak penting! paling disana juga cuma nge gossip sambil ngeroko. giliran pelajaran aja sering bolos! berani bolos! gangster apaan!"

lelaki itu diam mendengar ocehan pacarnya. lalu memberi kode kepada teman nya agar segera pergi keluar kelas. Rafi yang melihat kode itu langsung mengerti.

"aku cuma jadi second choice kamu!"

lelaki itu terkejut. "what? enggak lah sayang!"

"apasih sayang sayang! kita lagi berantem!"

"emang gak boleh?"

"gak! kaya ngemainin aku tau gak!"

lelaki itu mendengus. memang harus sabar menghadapi pacarnya ini. tapi yaa memang salahnya juga. "tapi aku beneran sakit, ayy"

"sakit apanya? pulang jam dua belas malem! kamu gatau kan aku nungguin?"

"lohh kamu nungguin? katanya tidur duluan"

"cowo emang gak peka!"

lelaki itu tersenyum. "lucu deh kalo kamu marah marah ke akuu"

"bacot!"

"seriuss" balasnya, lalu mencubit pipi chubby di depan nya dengan gemas.

"ihhh naon si!" kesal, menepis tangan lelaki itu.

kemudian tanpa aba-aba, lelaki itu membekap kepalanya kedalam pelukannya. membekapnya erat sambil tertawa. "tuh udahh jangan marah lagii, aku sayang kamuu"

"ihhh lepas!! sana mentingin temen kamu aja!"

"enggaa, kamu nomor satuu kok sayangg" lelaki itu menggelitik perutnya sampai mereka sama-sama tertawa lalu suasana menjadi cair. sudah ahlinya lelaki itu membuat amarah nya reda. walaupun pada akhirnya masalah itu tak terjawab dengan betul, tapi mereka pun berbaikan.

MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang