extra part II

119 2 0
                                    

Dito memapah langkah istrinya turun dari mobil. Siang itu matahari terang benderang di atas kepala mereka. Angin menerpa pepohonan sehingga menimbulkan bunyi yang membuat suasana damai. Citra merapatkan dirinya pada tubuh Dito karena merasa kedinginan. Matahari panas tidak akan menghangatkan bumi Lembang ini.

Langkah mereka membawa ke sebuah taman hijau yang luas dengan pohon pinus. Di tengah sana ada sebuah karpet kotak yang di gelar cantik. Semua orang yang ada disana sontak menoleh ke arah mereka, menatapnya bahagia.

"eleuhh eleuhhh Aya bumil euyy" Ucap Dodi bersemangat menatap sepasang kekasih tersebut. Dodi, kini telah menjadi orang kaya dari sebelumnya. Tidak seperti sebelum nya yang harus datang setiap hari ke bengkel, sekarang ia duduk manis sambil menikmati hasil. 5 cabang bengkel nya laris manis di kota kembang ini.

Dito terkekeh pelan lalu membantu istrinya duduk perlahan karena perut besarnya. "udah lama nungguin kita?" tanya Dito melirik semua sahabatnya senang.

"ah engga kok, ini daging nya juga belum di bakar" balas Rifky sambil mengeluarkan kotak bekal berisi daging sapi untuk BBQ. Rifky si anak ambisius mengejar gelar dokter selama ini, akhirnya membuahkan hasil. Ia menjadi dokter tetap di rumah sakit Bandung. Sudah habis masa-masa ia koas.

Reflek, Citra menjulurkan tangan nya untuk membantu Rifky memasak. Bumbu saus dan selada hijau sudah di sediakan, sekarang saat nya memasak.

"dieu geura ku Abi Weh masak mahh, cewe mah dokumentasi aja" Ucap Ipal tiba-tiba sambil mengambil paksa spatula yang baru dipegangnya. Ipal, seperti yang kita tahu hanya bisa bermain motor. Sekarang penampilannya berubah, tak seperti anak jalanan lagi. Ia memiliki rental motor custom sekarang dan tentunya laris manis. Walaupun umur ketiga lelaki itu semakin matang, jika sudah waktunya berkumpul bersama, wibawa mereka hilang seketika. Tertawa keras dengan mulut penuh adalah pemandangan yang normal.

[sini, sama aku aja masak nya, cewe bagian dokumentasi aja]

"dasarr! yaudah" Citra pasrah, ia merogoh tas kecilnya lalu mengeluarkan ponsel. Ia berdiri di bantu Dito lalu pergi menjauh untuk mengambil foto yang pas. Keempat kawan itu tersenyum lebar sambil mengangkat bahan masakan yang ada. Aura maskulin menyelimuti mereka berempat. Sudah menjadi pria matang.

Citra tersenyum haru saat melihat hasil jepretannya. Ia jadi membayangkan bagaimana suasana mereka saat masih kecil. Lihatlah, beberapa menit ditinggal mereka sudah asyik bercanda dan melupakan dirinya yang masih berdiri jauh untuk memotret mereka.

"jadi kapan kalian nyusul kita?" tanya Dito tiba-tiba membuat mereka bersorak.

"sombong amatt, taun depan urang nikah nih" balas Ipal bangga sambil menyisir rambut hitamnya ke belakang.

"oh udah ada calon? kok ga diajak kesini aja bang?" tanya Citra penasaran.

"ah pemalu dia mah, tapi kalau udah sah mau gamau dia nurut sama saya atuh" balasnya lagi, bersemangat.

"udah kaya mah bebas nya, Pal! dulu mah, siapa yang mau sama maneh? dekil, kaya anak jalanan, kere, kerjaan nya momotoran wae" ejek Dodi ringan membuat Ipal mengetok kepalanya kencang.

"sia! kie kie Oge, urang mah pekerja keras!" Balasnya tak terima.

[gini gini juga, aku pekerja keras]

"ai maneh? boga awewe teu?hah?" lanjutnya dengan nada ketus.

[kalo kamu, punya cewe gak?hah?]

Suasana tiba-tiba menjadi sendu. "gapunya euy, ada satu, tapi meni susahh buat digapai. padahal aing teh ga jelek amat, uang juga udah siap. ah lierr pokonya" balasnya galau membuat Ipal memasang wajah puas.

"itaa! neng itaa! tolong terima cintaku ini neng itaaa sayanggg" Teriak Dodi dramatis mengangkat tangan kanan nya ke langit. Citra menatap Dodi kasihan.

"ky? kamu gimana rencana kedepan?" tanya Dito tak menghiraukan Dodi yang masih mengadah langit. Rifky tersenyum kecil.

"aku juga sama sih kaya Ipal, insyaallah calon mah ada. Kedua keluarga juga udah saling kasih restu. Cuma kita lagi cari waktu yang tepat aja. Sekarang aku masih sibuk jadi dokter baru, banyak yang harus aku pelajari. Aku sih gamau aja suasana rumah tangga jadi sepi karena aku sibuk. Apalagi kalo istri hamil dan punya anak, beuh? masa aku gak nemenin?"

"lucuu dehh, aku suka pemikiran bang Rifky" ucap Citra memuji dengan tulus. Yang tidak ia ketahui, Dito memicingkan mata untuknya.

"tapi, emangnya maneh gatakut kecolongan?" tanya Dodi tiba-tiba sudah beres dengan urusannya.

"yang penting aku udah usaha, urusan dia diambil orang ya berarti itu bukan jodoh saya" ucapnya tegar tapi dari sorot matanya terlihat rasa waswas. Siapa juga yang menginginkan hal buruk itu terjadi?

Dada Dito tiba-tiba terasa panas. Ia membanting Capitan yang ia pegang dan semua menatap ke arahnya bingung. "cepetan masak nya! lapar!" ucapnya ketus membuat kawannya lanjut memasak. Mereka sama sekali tidak menaruh curiga, memang benar juga masakan ini ditunda karena asyik bicara.

"kamu!"

Citra menunjuk dirinya sendiri.

"ya iya kamu!" balas Dito tegas, membuat semua orang was was. Tidak mungkin mereka harus menonton pertikaian rumah tangga saat piknik kan?

"sini!" Dito menunjuk tempat kosong di sebelahnya. Citra dengan segera bergeser dengan tegang. Tak ia sangka, Dito menarik dirinya lalu di peluk erat.

"anyiiinggg malesinnn" Dodi bermisuh-misuh sambil menatap mereka tajam.

"liat apa kamu, dod?" Dito melirik tajam.

"LIAT LALAT LAGI KAWIN!"

"oh"

"kaya gini?" Dito menangkup wajah istrinya, lalu ia satukan bibir mereka mesra. Dodi dan yang lain langsung melotot dan mengalihkan muka. Citra pun melotot kaget berusaha melepaskan. Di sela-sela persatuan mereka, Dito melirik Dodi dengan perasaan menang.

Dodi melempar spatula nya ke sembarang arah dengan keras.

"GOBLOOOKKKKK"

MemilihmuWhere stories live. Discover now