14. You deserve better Olivia

241 137 141
                                    

Apa ada yang kurang denganku? Apa aku berbuat salah? Apa aku tidak sempurna dan tidak cukup baik?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apa ada yang kurang denganku? Apa aku berbuat salah? Apa aku tidak sempurna dan tidak cukup baik?

Pertanyaan-pertanyaan itu kini menghiasi isi kepala Olivia, sangat riuh, ramai, dan berisik.

Olivia meletakkan lengannya diatas dada yang terasa sesak. Sudah beberapa minggu berlalu, tapi foto-foto itu masih tampak jelas di otak Olivia. Jika mengingat itu, hatinya masih terasa sakit, dadanya sangat terasa sesak dan sulit bernafas. Rasa sakit itu masih ia rasakan seperti pertama kali ia melihat bukti-bukti perselingkuhan Arjuna.

Semenjak ia mengetahui bahwa Papahnya berselingkuh dengan wanita lain, Olivia selalu menanamkan prinsip, bahwa dirinya tidak akan pernah berselingkuh atau menjadi selingkuhan. Olivia saat itu masih kecil, tetapi ia harus menyaksikan kehancuran mamahnya, membuat dirinya tidak ingin menjadi seorang pengkhianat atau menjadi alasan dari tangis nya wanita lain.

Tapi kini, dirinya menjadi seperti Renata, di khianati oleh seseorang yang sangat ia percaya dan di hancurkan hati nya oleh sesama perempuan.

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

Kaki Olivia sibuk melangkah kesana-kemari, kedua matanya menyipitkan seluruh sisi SMA Nusa Bangsa. Senyuman nya terukir jelas di wajahnya ketika melihat sesuatu yang sedari tadi ia cari.

Sebuah gitar berada di antara lengan kekar milik Rangga, jari jemarinya sangat lihai memetik senar itu.

"Ka Rangga." Olivia berdiri tegak di hadapan Rangga, sehingga Rangga harus mengangkat kepalanya agar tertuju dengan Olivia.

"Hallo." Rangga tersenyum untuk Olivia yang lebih dulu sudah tersenyum.

Olivia pun duduk di hadapan Rangga, lalu lengannya menyodorkan sebuah coffe yang dikemas dengan botol.

"Untuk gua?" Rangga mengakat alis sebelah kiri miliknya, lalu melirik ke arah coffe itu.

Olivia mengangguk menandai bahwa perkataan Ranga benar, lengan kekar yang tadi digunakan untuk memetik senar gitar kini meraih coffe yang diberikan oleh Olivia.

"Thanks liv." Rangga menaruh gitarnya, lalu membuka tutup botol coffe dan menenggakkan cairan berwarna coklat itu untuk mengalir di dalam mulutnya biar sampai ke tenggorokan.

"Ini sebagai ganti, susu dan roti tawar lu kasih. Kata Kayra dia ga nitippin apapun ke lu." Ucap Olivia dengan tatapan sinis ke arah Rangga.

Rangga hanya tersenyum malu, lalu menggarukan kepalanya yang tidak gatal itu.

"Thanks ya ka, dan untuk soal itu-" Olivia sedikit menggantung kan ucapannya, ia meremas androk yang sedang ia gunakan itu dengan kasar.

TRUST ISSUE (on going) Where stories live. Discover now