15. Hari pernikahan kita

182 90 111
                                    

Matahari terbit sempurna diantara awan-awan itu, pagi yang sangat cerah dengan kilauan sinar matahari yang menyinari setiap sudut bumi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matahari terbit sempurna diantara awan-awan itu, pagi yang sangat cerah dengan kilauan sinar matahari yang menyinari setiap sudut bumi. Hari ini SMA Nusa Bangsa mengadakan Pentas Seni, suatu hal yang rutin dilakukan untuk menyambut akhir tahun. Di tengah lapangan, sudah ada panggung yang megah serta dihiasi beberapa hiasan, menambah kesan yang sangat elegant dan menarik untuk dipandang.

Seluruh masyarakat sekolah segera berbondong-bondong untuk menghampiri lapangan sekolah, menduduki kursi-kursi yang sudah disiapkan untuk para penonton di sekitar panggung, semuanya merukir senyuman yang sangat indah seolah-olah sangat antusias menunggu hari ini.

Olivia dan Rangga hari ini akan menjadi perwakilan panitia untuk memberikan menampilkan, keduanya sudah melakukan latihan dengan beberapa kali pertemuan.

Olivia mempersiapkan dirinya di dalam studio band, dengan dress berwarna putih, flatshoes berwarna hitam, serta riasan natural yang sudah menyatu dengan wajahnya.

Olivia memejamkan kedua matanya sejenak, mengatur nafas dalam-dalam, kedua lengannya terasa bergetar sehingga mengeluarkan air, ia berjalan mondar-mandir di dalam studio band, entah mengapa dia merasa gugup dan tidak tenang.

"Liv, udah siap?" Rangga mengintip dari ambang pintu.

Mendengar suara Rangga, membuat Olivia reflek terdiam, lalu membuka kedua matanya.

Rangga berdiri tegak, kedua sudut bibirnya terangkat sempurna ditunjukan untuk Olivia, dengan stelan jas berwarna putih tulang yang sudah melekat dengan tubuh miliknya.

Kedua mata Olivia berbinar-binar kagum, ia terus menatap Rangga tanpa mengeluarkan sepatah katapun, lengannya yang semula bergetar, kini menjadi diam tenang tetapi berubah suhu menjadi dingin.

Rangga melangkahkan kedua kakinya, berjalan mendekat ke arah Olivia yang masih terdiam.

"MasyaAllah." Ucap Olivia didalam hati, ia menelan ludah dengan susah payah, mengepalkan kedua lengannya dan mengeratkannya ke samping dres yang ia gunakan.

"Oliviaaa." Rangga melambai-lambai telapak tangan miliknya didepan wajah Olivia yang masih terdiam.

Olivia segera memalingkan wajahnya dari Rangga, ia berbalik badan lalu berjalan menuju air mineral miliknya yang berada diatas sebuah meja.

"Iya kak, sorry ya gue gugup nih." Ucap Olivia, lalu menenggak air mineral.

"Kenapa harus gugup, lu cantik banget kok hari ini, kayaa-"

Uhuk uhukkk,,,

Lengan Rangga dengan sigap segera menepuk-menpuk punggung Olivia, Rangga membuat Olivia tersedak dengan ucapannya.

"Kalo minum yang bener dong liv." Olivia melirikkan kedua matanya ke arah Rangga, terlihat Rangga yang sedang tersenyum ke arahnya. Empat pasang mata itu saling bertemu, saling menatap kedua bola mata yang dituju, debaran didalam dada mereka sangat mengebu-gebu dan dapat terdengar dengan jelas.

TRUST ISSUE (on going) Where stories live. Discover now