Chapter 16

21 2 0
                                    

Deg!

Deg!

Deg!

Deg!

Keringat sebesar biji jagung mengalir di dahiku, beberapa kali aku mengeryitkan dahi dan menajamkan pendengaran jika memang ada yang salah ku tangkap dari ucapannya. Tapi setelah dia mengucapkan kalimat itu lagi, aku terkejut untuk kedua kalinya.

"A-apa yang-!!"

"Reiner Bauer, seorang anak terlantar korban perang yang di temukan oleh keluarga Bauer di dalam sumur. Dan karena sistem pemerintahan Paradise yang seperti sampah ini mengharuskan mereka berpisah kembali. Tapi apakah benar Dia ini korban perang?"

Rod Reiss mengulang kata-katanya dengan lebih lengkap. Sepasang netra bulat berwarna biru langit itu menatapku dingin, merendahkan. Masih dengan senyuman sok ramah itu, yang membuatku ingin memuntahkan semua makanan yang ku makan sejak aku tiba di Paradise. Tapi untuk sekarang, diriku seperti tak mampu melakukannya. Sepasang kaki ini seakan tak bisa digerakkan, wajah ku juga tak mampu mengeluarkan ekspresi apapun. Tapi di dalam dada ku tak bisa dibohongi, detakannya terdengar kencang dan bahkan aku yakin seisi ruangan ini mendengar suaranya di tengah keheningan.

Sekarang dia tersenyum, senyuman yang memiliki arti sebaliknya. Melihatku tercengang sepertinya menjadi hiburan tersendiri untuknya. Senyum penuh kemenangan kini dia keluarkan, senyum puas yang belum pernah dilihat orang-orang paradise sebelumnya. "... Atau aku akan memanggilmu, Reiner Braun? Anjing Marleyan dan menjadi pejuang khusus dalam misi untuk membunuh diriku dan keluargaku?"

Aku merasakan seisi ruangan menatapku tak percaya. Para pesuruh Rod Reiss di belakang dirinya membulatkan mata, mereka semua menatapku dalam-dalam dan memastikan bahwa ucapan Rod Reiss sang Raja yang di agung-agungkan itu tidaklah salah, walau aku tahu mereka sulit untuk percaya karena anak sekecil diriku sudah mampu menyusup dan memiliki misi yang bahkan seharusnya dikerjakan oleh orang dewasa yang profesional.

Perlahan pandanganku mengedar ke belakang, dimana anak-anak itu dalam lindungan Annie. Apakah itu ekspresi-... Marah? Takut? Dendam? Ahh aku tidak bisa membaca ekspresi yang beraneka ragam itu. Bagaimana ini? Aku lihat Annie juga sama terkejutnya dengan para pesuruh itu, tapi dia lebih tak percaya dimana rahasiaku bisa terbongkar dan sampai langsung ke tangan raja. Ekspresi itu menandakan dia sedang berpikir keras.

Aku tidak bisa berpikir di situasi ini, bahkan aku berani mengabaikan tatapan Rod Reiss menusuk tubuhku bagai ribuan bilah pisau. Tapi dalam situasi ini, aku harus tetap tenang.

"Lalu apa yang akan kau lakukan jika itu benar? Membunuhku?" Ucapku penuh penekanan dan menusuk balik tatapan itu.

Para pesuruh itu akhirnya mau tak mau harus percaya, gemeletuk gigi dan suara napas tak beraturan saling bersahutan, seakan mereka menatapku sebagai umpan untuk para singa kelaparan.

"Ahh ... Tidak, tidak ... Aku tak akan lakukan itu. Seorang Raja harus punya reputasi bersih, kan? Aku adalah Raja Rod Reiss yang selalu diagungkan dan dielu-elukan rakyatnya. Bagaimana jika mereka tahu kalau aku membunuh seorang anak dibawah umur?"

Lihatlah, sok sekali wajahnya itu. Ekspresi yang saling berganti dari senyuman memuakkan ke ekspresi sok sedih dan takut. Cuih!

Kali ini aku mengeluarkan semua perasaan yang ku pendam sejak tadi. Aku meludah ke samping, lalu mengusap sudut bibirku dan meninggalkan bekas noda darah dari tangan dan hampir mengering. Emosi Rod Reiss terpicu, aku bisa merasakan amarahnya dalam diam.

"Aku tantang kau, Yang Mulia. Bunuh aku dalam waktu 48 jam. Jika kau bisa, dengan kedua tanganmu sendiri. Tapi ingat, jika kau membiarkanku lolos kali ini, ku pastikan bahwa kau tak akan pernah menemukanku lagi nanti, dimanapun, karena aku seorang profesional dalam berkamuflase. Dan jika kau tak memusnahkanku segera, kau dan keluargamu akan hidup dihantui bayang-bayangku, dimana aku akan terus mencari kesempatan untuk membunuh kalian!!"

Always want To Be WITH YOU || Reiner x Historia || INAWhere stories live. Discover now