Isabella

5 1 0
                                    

Suatu hari di kantor lagi ada yang jadi perbincangan hangat. Semua temanku membicarakannya. Namanya Bella, lengkapnya Isabella. Semua ceritanya bernada miring, ada yang bilang dia suka membuat kebisingan di kantor dengan suaranya hingga semua staf di kantor merasa tidak nyaman. Anehnya semua temanku nggak berani membicarakan kejelekan si Bella kalau lagi didepan Big Boss. Aneh Khan? Sepertinya bos sangat sayang sama si Bella ini. 

Orang lain pasti mengira kalau si Bella staf paling cantik di kantor ini, pintar hingga sangat disayang sama bos. 

Apa iya begitu? Ternyata salah! Bella bukanlah seorang gadis cantik tapi dia adalah seekor kucing dengan tiga ekor anaknya yang baru lahir. Bella tinggal di dalam kantor, yah! di dalam kantor … Tau aja nih! Si Bella kalau si boss Bu Adeline suka dan sayang banget sama  kucing!

Ibu Adeline setiap pagi menyapa kami tapi ia juga tak ketinggalan menyapa si Bella kucing yang menurutku biasa aja dan Bella bukanlah dari jenis kucing mahal seperti anggora dan sejenisnya. Bella hanya kucing kampung dengan warna hitam dan orange.

Seperti biasa Bu Adeline tiba di kantor dengan wajah ceria sambil turun dari mobil dan melangkah memasuki kantor. Dia menyapa kami dan tentu saja kesayangannya si Bella.

“Morning All, Hai Bella apa kabar kamu hari ini? “ Sapa ibu Adeline seorang bule cantik asal Jerman sambil mengusap kepala Bella dan si Bella juga jadi begitu manja padanya. Bella menempelkan badannya ke kaki Bu Adeline.

Keluhan tentang Bella dan anak anaknya mulai santer terdengar.

Anak Bella yang masih kecil BAB dan pipisnya di pasir yang sudah disiapkan oleh cleaning service yang terkadang mengeluh karena tugasnya menjadi bertambah karena kehadiran Bella dan keluarga kecilnya hingga suatu hari cleaning service, teman sesama staf kantor termasuk aku kembali terlibat pembicaraan seputar si Bella selebritinya kantor kami … Topik pembicaraannya adalah tentang rencana membuang si Bella dan anak-anaknya dari kantor ini. Duh! Terdengar satu rencana yang pastinya tidak akan disetujui oleh Bu Adeline.

“Hari-hari tambah nakal saja anak-anak si Bella, lari kesana-kemari berkejaran membuat saya kaget hingga hampir jatuh karena di tabrak anak si Bella.” Demikian salah satu curhatan temanku yang lama-lama merasa terganggu dengan kehadiran Bella dan anak-anaknya. Aku sih senang-senang aja melihat tingkah kucing-kucing itu. Lucu!.

Tiba-tiba ibu Adeline keluar dari ruangannya dan berjalan kearah kami kemudian dia berkata bahwa dia mendengar bahwa ada yang mau buang kucing-kucing itu dari kantor. Ku lihat ibu Adeline tampak sedikit kurang senang dari nada bicaranya, kami semua diam dan hanya lirik-lirikan saja tanpa komentar apa-apa.

“Bu, bagaimana jika kucing-kucing itu kita titip di rumah Dita aja Bu. Dia juga suka dan sayang sama kucing.” Ira dari bagian Human Resource Department memberikan usulan agar menampung kucing itu di rumahku. 

Hah? Ke rumahku? Kucingku sudah banyak Bu nanti mereka ngajak berantem!" Baru saja aku mau mengatakan nya keburu dipotong sama Bu Adeline.

"Ok! Titip di rumah Kamu saja Dita! Sekarang kita antar mereka ke sana." 

Aku hanya tersenyum dan mengangguk mendengar ucapan Bu Adeline sementara semua orang memandang ke arahku dengan senyuman bahagia!

Sopir memasukkan Bella dan anak anaknya kedalam mobil dan segera berjalan menuju rumahku. Kulihat Bu Adeline menggunakan kaca mata hitam menutupi matanya yang berkaca-kaca sedih sambil memangku Bella. Duh! Aku jadi terharu dan mana mungkin aku bisa menolaknya Bella dan keluarga kecilnya.

 Kelihatan sekali ibu Adeline sangat berat berpisah dengan Bella dan keluarganya, dia memilihnya di rumahku daripada harus dibuang dan hidup di jalanan.

CERPEN KUWhere stories live. Discover now