Kerinduan Di Penghujung Ramadhan

10 1 0
                                    

Di sudut kamar sebuah rumah yang sangat sederhana terlihat seorang ibu yang tertunduk khusyuk dalam doanya. Entah apa yang terjadi sesekali ia menyeka air mata yang jatuh di ujung pipi keriputnya. Dua tangannya menengadah seakan sedang memohon doa yang menjadi impiannya.

"Ya Allah, besok sudah lebaran tapi mengapa mereka belum mengirimkan kabar.
Ya Allah, berilah kemudahan rezeki bagi anak dan cucuku dan semoga mereka selalu dalam lindungan-Mu Aamiin. Terdengar lirih bait doa yang dipanjatkannya kala kerinduan pada anaknya bermain di pikirannya.

"Apa mereka lupa di sini ada seorang wanita tua yang begitu rindu akan kehadiran mereka, hamba rindu anak-anak hamba ya Allah."

Pagi itu di penghujung Ramadhan ...

Mak Odah seorang ibu berusia 65 tahun yang sudah lama ditinggal suaminya meninggal sekitar lima belas tahun lalu. Teringat ketika kedua anaknya masih sekolah dan untuk mencukupi kebutuhan hidup Mak Odah melakukan apa saja yang penting halal agar dapat bertahan hidup bersama dua buah hatinya. Mulai dari berjualan gorengan hingga jualan sayur keliling. Semua dia lakukan demi kedua anaknya Rina dan Anto

Ingatan Mak Odah kembali ke masa lalu, masa dimana semua terasa sulit untuk dijalani ...

"Mak kenapa kami nggak pernah beli baju lebaran? Semua teman kami sudah pada beli baju baru Mak." Tanya Rina dan diiyakan Anto di sebelahnya. Pertanyaan yang singkat namun jawabannya tidaklah mudah bagi Mak Odah. Dia harus mencari kata-kata yang tepat agar anak-anaknya bisa mengerti keadaannya. Jangankan beli baju baru untuk makan saja sudah sangat bersyukur bila ada beras yang bisa dimasak, terkadang hanya dengan garam, cabe dan kecap, sayur kangkung yang dipetik dari pinggir kolam kecil di belakang rumah dan itu tanpa ada lauknya.

"Mak, kenapa Mak?" Anto mengulangi pertanyaan Rina.

"Iya nak! InsyaAllah besok emak belikan ya. Tenang saja kalian juga akan dapat baju lebaran." Ujar Mak Odah yang terpaksa berbohong karena tak sampai hati membuat kecewa kedua anaknya.

"Horeeee ...!! Kita beli baju lebaraaannnn ...! Teriak Rina dan Anto melompat kegirangan dan berlari keluar rumah menemui teman mereka yang sudah menunggu di depan rumah.

Kini tinggallah Mak Odah yang masih duduk di bangku kayu yang sudah miring sambil menghela nafas panjang. Dia berpikir bagaimana caranya agar dia bisa membeli baju Rina dan Anto. Dia beranjak dan berjalan menuju lemari tua tempat dia menyimpan barang-barang berharga miliknya termasuk sebuah celengan dari tanah liat yang tidak setiap hari bisa dia isi. Kadang hanya beberapa uang logam lima ratus, dua ratus dan seratus rupiah yang bisa dia masukkan ke sana. 

"PRANGGG. ...!! Celengan ayam itu sudah pecah berserakan di lantai, Mak Odah berharap ada keajaiban bahwa uang celengannya ini bisa cukup buat beli baju baru kedua anaknya! Ternyata uangnya hanya dua ratus empat puluh tiga rupiah.

Mak Odah bergegas pergi ke pasar yang sudah penuh sesak dengan orang yang ingin berbelanja untuk kebutuhan hari raya. Lebaran kali ini Mak Odah tak ingin beli kue lebaran, tak ingin memasak rendang dan dia juga tak ingin beli baju lebaran untuk dirinya karena dia sangat ingin membelikan baju lebaran untuk kedua anaknya!

"Yang ini berapa harganya bang?" Tanya Mak Odah ketika dia melihat baju yang sangat cocok buat Rina. Terlihat beberapa orang juga sibuk melihat-lihat baju yang dipajang di dalam toko itu.

"Yang Itu dua ratus ribu." Jawab pedagang itu membuat Mak Odah mengurungkan niatnya dan berjalan kembali ke toko pakaian lainnya.

Ini adalah toko ke sepuluh yang dia masuki dan harganya tidak berbeda jauh. Terkadang ada pikiran buruk untuk keluar dari keruwetan ini dengan mencuri selembar baju lebaran yang tak sanggup Mak Odah beli.

Tapi ...

"Aku tak akan memberikan untuk anakku sesuatu yang kudapat dengan mencuri! Aku ingin anakku menjadi orang sukses yang tidak suka mengambil sesuatu yang bukan miliknya." Mak Odah berdoa supaya anak-anaknya menjadi orang yang sukses. Siang itu Mak Odah pulang dengan tangan hampa.

Esok hari dia kembali ke pasar dengan membawa dua ekor ayam peliharaannya untuk dijual dan dibelikan baju lebaran anaknya. Betapa senangnya Mak Odah hari itu!

"Emak dataanng! Emak dataanng! Sorak Rina dan Anto yang sudah menunggu Mak Odah di depan pintu rumah mereka dan berlari menyambut Mak Odah kemudian mengambil bungkusan di tangannya dengan wajah ceria.

"Wah! Bajuku bagus sekali Mak! Rina nampak bahagia dan berputar di depan cermin tak sabar rasanya memamerkannya pada teman-temannya.

"Bajuku juga nih! Sambung Anto yang segera memakai bajunya. Sementara Mak Odah memandang dengan penuh haru dan bahagia.

Lima belas tahun berlalu ...

Hari ini Mak Odah hanya tinggal sendirian di rumahnya yang kian terlihat makin rapuh. Sudah sejak lama anak-anaknya merantau dan bekerja jauh dari kampung mereka. Rina sudah sukses menjadi seorang pekerja kantoran dengan posisi mentereng sedangkan Anto menjadi pengusaha  dengan beberapa cabang usaha. Mereka semua sudah bahagia dengan keluarga kecil mereka masing-masing.

"Mak! Rina nggak bisa pulang lebaran tahun ini karena kerjaan yang tidak bisa ditinggalkan tapi Rina sudah kirim uang buat emak ya." Begitu alasan Rina ketika dia tidak bisa pulang selama tiga kali lebaran.

"Mak! Maafin Anto Mak, Anto belum bisa pulang kampung karena mau buka cabang usaha Anto di Kalimantan. Lebaran tahun depan Anto usahakan pulang." Anto juga memberikan alasan yang tidak jauh berbeda dari Rina. Mak Odah meletakkan HP nya di samping tempat tidurnya. Pupus sudah harapannya untuk berlebaran dengan anak dan cucunya tahun ini. Sebenarnya dia bukan hanya butuh materi tapi Mak Odah merasa kangen berkumpul bersama anak-anaknya.

Lebaran kali ini ...
Mak Odah tetap memasak ketupat dan rendang kesukaan anak-anaknya meski dia tahu bahwa anaknya tidak pulang lebaran tahun ini. Dia mengusap matanya yang memerah karena menahan tangis kerinduannya! Apalagi terdengar suara takbir dari masjid dekat rumahnya menambah kangen dan sedihnya kian menjadi!

Setelah shalat id Mak Odah menata piring sendok dengan rapi di meja makan. Dia masih berharap anak-anaknya akan datang hari ini menemuinya! Sesekali dia berjalan ke arah pintu berharap ada yang memanggilnya EMAAAKK ...!! Kemudian dia kembali duduk di meja makan dan termenung dalam lamunannya ...

Assalamualaikum!

Assalamualaikum, Maaakkkk ...! Kami datang Maakkk ...!! Teriakan memanggil namanya membuat Mak Odah tersadar dari lamunannya dan beranjak dari tempat duduknya!

"Rina! Anto! Kalian datang nak!! Jawab Mak Odah bergegas menuju pintu rumahnya. Senyumnya mengembang mendapati Rina dan Anto datang bersama keluarga masing-masing. Tangisan haru terdengar saat mereka berpelukan.

"Selamat Hari Raya Idul Fitri Mak, maafkan atas semua kesalahan Kami anak-anakmu Mak!" Pinta Rina dan Anto yang bersujud di kaki ibu mereka yang tersayang, Mak Odah ...

















CERPEN KUWhere stories live. Discover now