BAB 20: ADA-ADA SAJA

545 24 2
                                    

"Eeh--"

Ya ampun aku sampai tidak bisa berkata-kata saat mendengar yang dikatakan profesor Daffin. Sebenarnya nggak ada yang salah sih sama yang dia bilang dan dia mengingatkan hal yang penting! Masa iya aku pakai dalaman nggak diganti?

Tapi tadi aku nggak kepikiran soal itu dan aku sekarang jadi malu.

"Maaf kamu jangan salah sangka ya Kalina. Saya bertanya begini bukan untuk merendahkanmu. Hanya memastikan saja kalau kamu lupa pesan itu sebaiknya kamu minta tolong pada Bude Lilis tadi untuk mengambilkannya dan menaruhnya di tempat yang tertutup karena kamu meminta pakde Sutris yang membawanya ke kampus. Yang seperti itu tidak pantas untuk dilihat laki-laki."

"Iya Prof, makasih Prof. Saya mau minta tolong dulu sama Bude Lilis."

Wow Dia mengingat nama orang itu cepat sekali ya! Tadi dia mengingat nama Tiwi sekarang dia mengingat nama asisten di rumahku.

Yah, whatev-lah! Pokoknya sekarang aku tuh udah sangat malu sekali sama profesorku! Gila sih! Sangking malunya aku lebih memilih untuk mengirim pesan saja daripada aku nelepon. Sama aku juga kasih jelas apa saja yang harus dibawa.

"Sudah selesai?"

"Sudah Prof!"

"Ini pakai tablet saya dulu, karena laptop saya mau saya upgrade. Harusnya semalam, tapi saya ada jadwal operasi dadakan, jadi belum sempat upgrade. Kamu pakai tablet saya, pelajari tentang materi kuliah hari ini. Kamu bisa duduk di sofa itu. Saya masih ada beberapa pekerjaan yang mau saya selesaikan, jadi meja saya ini pasti penuh."

"Baik Prof!"

"Kalau kamu sudah mengerti materi untuk hari ini kamu jangan lupa catat semua jadwal-jadwal saya itu di handphone-mu. Atau di tabletmu, atau di mana saja dan kamu jangan sampai lupa. Dan untuk setiap kelas saya mengajar, kamu juga harus ingat nomor comting atau sipen-nya. Itu mesti kamu simpan ya!"

"Iya Prof untuk kepentingan komunikasi kan?"

"Betul!"

"Dan setiap pelajaran, kamu juga harus mencatatnya. Apa yang penting dari materi yang saya sampaikan. Saya khawatir ada yang saya lupa, jadi kamu bisa mengingatkan nanti tentang tugas-tugasnya juga!"

"Baik Prof. Saya mengerti."

Emang iya orang seperti profesor Daffin bisa lupa? Kayaknya dia orang yang sangat teliti sekali. Ya mungkin dia hanya memastikan saja sebagai asistennya aku tahu pekerjaannya apa aja.

Dan Ini pengalaman baru untukku. Bisa menjadi asisten dosen. Wah keren!

Seneng banget aku!

Dan aku nyaman banget pelajarin slide yang dia buat. Dia nggak pakai slide yang dibikin sama kampus. Prof Daffin bikin sendiri kayaknya ini. Dan ini lebih gampang dipelajarin daripada zaman dulu aku pelajarin matkul ini tuh kayaknya sulit banget!

Belum lagi catatan pribadinya. Dia itu bikin catatannya rapi banget. Jadwal-jadwalnya juga. Lengkap dan informasinya jelas. Apa aja yang harus prof Daffin kerjakan. Jadi ini gampang banget disalinnya. Dan nggak nyangka setengah jam itu berlalu cepat banget sampai handphone-ku udah bunyi karena pakde Sutris sudah datang mengantarkan barang yang aku pesan.

"Prof Saya mau izin ambil barang dulu di depan."

"Oh ya sudah! Apa itu sudah selesai kamu salin?"

Aku mendekat ke meja dosenku sambil membawa gadgetnya. Makanya dia nanya.

"Iya Prof udah. Tapi data presentasinya belum saya salin Prof. Tadinya mau saya kirim ke handphone saya tapi takutnya nanti ada data yang hilang di sini. Saya nggak berani mensinkronkan apapun."

Jodohku Bukan PerjakaWhere stories live. Discover now