01: from enemy to lover?

10.5K 932 89
                                    

"Ribut mulut lo berdua, awas nanti 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘦𝘯𝘦𝘮𝘺 𝘵𝘰 𝘭𝘰𝘷𝘦𝘳𝘴," celetuk Makoto yang sudah pusing dengan pertengkaran ketua dan wakil ketua di kelas mereka.

"Jadi kekasih dia? ogah anjing, mending jadi 𝘦𝘯𝘦𝘮𝘪𝘦𝘴 𝘧𝘰𝘳𝘦𝘷𝘦𝘳 sama nih bocah!" Nada tidak terima terdengar dari sang ketua kelas yang tidak lain dan tidak bukan, Rion Kenzo.

"Lo pikir gue mau gitu? najis amat." Caine Chana wakil ketua kelas yang merupakan lawan debat Rion angkat bicara, tidak terima dia dikatain bocah sama yang tampang om-om begitu.

Makoto memutar bola mata nya malas melihat nada bicara sombong kedua orang ini.

"Gue ketawain ya cok kalau sampe kalian berdua saling cinta," ucap Krow yang juga ikut kesal.

Siapa yang tidak kesal, kenapa yang jadi ketua kelas dan wakil harus orang yang dari awal masuk sekolah sudah jadi musuh bebuyutan? siapa yang tidak kesal mendengar tiap harinya keributan dari kedua belah pihak yang sama sama keras kepala ini.

Kalau boleh jujur, kelas mereka aja rasanya ga betah disana karena dengar debat ga penting kedua orang itu.

Pertanyaannya, kenapa mereka bisa jadi ketua kelas dan wakil bersamaan?

Gara-gara polling, nama mereka unggul berurutan, jadi terpaksa dipilih oleh guru, padahal dalam hati ingin menolak. Tapi ga mungkin mereka durhaka sama guru?

"Emang tolol orang berdua ini, ngapain disatuin sih kalau berisik begini." Riji angkat bicara.

Baru saja Rion ingin menjawab ucapan Riji, sayangnya guru matematika mereka sudah sampai ruangan, dan pelajaran harus dimulai. Dan yang bisa menghentikan perdebatan itu, hanya jam pulang dan jam belajar.

-




Jam istirahat berbunyi, Caine berjalan keluar kelas ditemani oleh Mia dan Echi. Emang Mia dan Echi tuh paling seneng ikut Caine, soalnya Caine ini terkenal, kadang dijalan dikasih jajanan jadi tugas Mia dan Echi itu megang jajanan Caine sambil comot dikit. Gapapa kalau kata Caine mah, asal seneng dua bocilnya.

"Kenapa sih Mami berantem mulu sama Papi?" tanya Mia sambil memakan snack yang dibawa nya dari rumah.

Jangan heran Caine dipanggil Mami, dan si Papi yang disebut itu adalah Rion. Ini bermula gara-gara kalau ada kegiatan atau masalah kelas, mereka tuh kayak suami istri yang ngurus anaknya. Mereka bakal serius kalau urusan kelas, jadi satu kelas memutuskan manggil Mami Papi sama kedua orang ini.

Kata mereka lucu aja, serasi soalnya.

Caine hanya menghela nafas, dia paling pasrah sama panggilan itu. "Gatau, bisa berantem aja gitu."

"Bohong ya, Mi? Please kasih tau gue kenapa bisa berantem, apa yang jadi inti masalahnya?" Rasa penasaran Echi menggebu-gebu.

Caine diam sejenak, berpikir apa harus dia ceritakan? Atau tidak?

Mereka sampai dikantin, dan Caine menuntun mereka duduk di kursi sudut, dan memesan Mie Ayam tiga.

"Mau denger ceritanya?" tanya Caine memastikan.

Kedua bocah rambut putih dan ungu itu mengangguk antusias.

"Gara-gara dia ngelirik cewek gue."

Mia dan Echi menganga tak percaya.

"Hah?!" sorak mereka berdua secara bersamaan.

Echi sampai melotot gara gara shock dengan alasan yang menurut dia, goblok.

"Masa gara-gara itu? sejak kapan Mami punya cewek? Dan kejadiannya kapan?" pertanyaan bertubi-tubi dari Mia membuat Caine geleng kepala.

"Udah lama, pas masa MOS. Cewek gue tuh kakel kita, sekarang udah lulus, lu pada ga bakal kenal."

Mia dan Echi menatap tak percaya sama Caine.

"Berarti satu tahun yang lalu ya?" Caine mengangguk setuju dengan pertanyaan Mia.

Mereka sekarang kelas 11, dan pas kelas 10 mereka ga sekelas, Caine hanya sekelas sama Echi, Krow, Garin, Keizaki. Dan yang lain, Caine baru bertemu sekarang.

"Loh, berarti rumor anak baru pacaran sama kakel famous itu lo, Mi?"

Echi shock, karena saat awal-awal masuk emang ada rumor yang bilang begitu, tapi rumornya kandas pas mereka naik kelas.

Caine mengangguk setuju. Saat ingin melanjutkan cerita, Mie Ayam mereka sampai dan dibarengi dengan kedatangan Rion dan yang lain.

"Enak kali Mie Ayamnya, bagi gue dikit," ujar Rion tak tahu malu langsung duduk disebelah Caine.

Ada Makoto, Krow, Key, Elya, Riji, Selia, Gin dan Garin yang ikut gabung karena kursi kanting emang gede-gede jadi muat muat aja.

Caine rasanya pengen meledak karena liat tampang Rion, rasa ingin gebuk. Tapi dia laper, jadi diem aja anaknya. Nanti aja ribut, pikir Caine.

"Gembel, pake dateng lo pada. Kita tuh lagi asik cerita ya, lagi asik flashback-flashbackan!" protes Echi.

Gin langsung menghampiri Echi dan menyomot Mie Ayam kesayangan Echi.

"Emang anak anjing!" Echi emosi dan langsung memukul kepala Gin tanpa kelembutan sedikitpun, membuat Gin sampe meringis.

Disisi lain, Rion masih berusaha meminta Mie Ayam Caine tanpa kenal lelah. Muak sekali Caine jadinya.

"Ayolah, Caine. Jangan pelit pelit sama ketua lo, bagi gue Mie Ayam, gue laper," kata Rion dengan muka memelas.

"Beli sendiri, duit banyak," balas Caine sambil menatap tajam.

"Kagaklah, males gue. Ntar kalau mesen sendiri gue harus menyuapkan sang Mie Ayam kemulut gue sendiri pake tangan sendiri dong."

Aneh, pikir Caine. "Ngawur, ya jelas lah, lo mau di suapin gitu?"

"Iya," jawab singkat dari Rion membuat Caine menghela nafas kasar.

Gatau kenapa, kalau ketemu orang-orang ini bikin Caine jadi sering hela nafas.

"Manja anjing, makan sendiri, bayar sendiri lah!" ucap Caine penuh amarah.

Rion menggerakkan jari nya kiri kanan, tanda 'tidak'. "Gamau, gue lagi males kata gue."

"Orang gila."

Setelah mengucapkan itu, Caine tidak lagi menghiraukan Rion yang sedang meletakkan tangannya didagu dan menatap dia dengan mata memelas, temen-temen yang lain pengen muntah liatnya, beda sama cewek cewek kelas sebelah yang malah klepek-klepek.

"Kasian amat, Yon. Kagak dihirauin," celetuk Key yang tengah memakan bakso pesanannya.

Rion tak menghiraukan, dia hanya menatap Caine dengan intens.

"Bagi gue makan dong, suapin gue please. Lo mau gue mati kelaparan," kata Rion yang diulangnya sampe lebih dari dua kali sampe Caine menyaut.

"Noh makan." Caine mengambil dagu Rion dan mencoba membuka paksa mulut Rion lalu memasukkan Mie Ayam yang sudah dia gulung-gulung dari awal Rion ngerengek sama dia.

Rion tersenyum simpul lalu mengunyah suapan dari Caine dengan antusias.

Orang yang dimeja hanya melihat dengan gemas interaksi orang berdua yang ribut mulu tapi kayak saling sayang gituloh. Siapa yang enggak dukung mereka kalau tingkah mereka selucu ini?

"Mami Papi sangat meroket ya, bun!" kata Elya dengan penuh semangat diikuti oleh tawaan yang lain.

Hubungan Caine dan Rion itu aneh, yang tau alasannya, hanya Rion dan Caine.






-To be continued









Hai, jujur makasih untuk fyp tiktok yang sudah kasih inspirasi, mau minta pendapat, kalian suka enggak? Kalau suka bakal ku lanjut.

Terimakasih banyak.

Hal Indah? #rioncaineWhere stories live. Discover now