03 : Gimana?

5.8K 710 126
                                    

"Karena kita mau dinikahin."

Caine terkejut sampe mulutnya menganga tidak percaya mendengar penuturan Rion yang tiba-tiba kayak meteor itu.

"Jangan gede gede anjing mangapnya, kemasukan sapi nanti," tegur Rion membuat Caine langsung menutup mulutnya.

"Mana muat sapi kemulut gue cok," balasnya kesal.

"Kan kita gatau, mana tau tiba tiba mulut lo segede sapi."

Caine menatap tajam Rion, "Sembarang lo!"

Mereka mulai saling diam, dan Caine pun teringat tentang percakapan Rion yang awal.

"Maksudnya apa nikah-nikah?" tanya Caine penasaran.

Rion menggaruk kepalanya yang tak gatal itu dengan senyum kikuknya.

"Maksudnya, kucing kita mau dinikahin!" jawabnya dengan gelagat yang aneh.

Caine menatap curiga kearah Rion. "Mana bisa kucing gue nikah sama kucing lo, gue kan kagak punya kucing. Gila ya lo?"

"Yaudah, lo aja yang nikah sama kucing gue," jawab Rion tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Emang anak anjing ya lo," kata Caine dengan penuh emosi, lalu meninggalkan Rion yang tengah menghidupkan korek apinya, rencananya dia mau ngerokok sebentar.

"Lah malah pergi anaknya, padahal gue mau ngobrol tentang adat apa yang mau dia pake pas nikah sama kucing gue."

-

Caine memasuki rumah dengan perasaan kesal. Dia kekamar tanpa kembali ke tempat dua keluarga itu berkumpul.

Rion pikir dia ini hewan apa? Dinikahin sama kucing, bikin kesel aja. Mana si Caine hari itu juga lagi stres sama tugas, dan harus ketemu orang yang dia benci lagi.

Double sudah penderitaan Caine saat ini.

-FLASHBACK OFF

Sekarang sudah mulai malam, namun si bangsat Rion belum kunjung pulang dari saat mereka pulang sekolah.

Dan yang paling bikin Caine emosi, si Rion ini pake segala mampir kekamar dia tanpa rasa bersalah. Sebenernya semenjak pertemuan keluarga mereka, Rion jadi sering kerumah kadang dengan orang tuanya, kadang sendiri untuk ngomong sama Ayah Caine disuruh sama Papa nya, gitu kata Rion mah.

"Ngapain si lo ke kamar gue segala, mending lo pulang deh," usir Caine.

"Disuruh Ayah gue kesini, katanya jangan pulang dulu makan malam disini aja," balas Rion sambil berjalan menghampiri Caine yang sedang asik duduk sambil membaca komik di atas kasur miliknya.

"Keluar deh anjing, gue pengen muntah liat muka lo."

Rion tidak menghiraukan ucapan nyelekit Caine dan mulai membaringkan dirinya dikasur dan disebelah Caine.

"Modus banget pake deket-deket segala," kata Caine yang melihat Rion tidur sangat dekat dekat dirinya.

Posisi mereka, Caine sedang duduk dan Rion yang sudah telentang tepat disamping Caine. Jarak mereka cuman lima jari doang.

"Emang modus, kenapa kagak seneng lo?" tantang Rion yang menatap Caine dari bawah sana.

"Berisik."

Rion terdiam dan mulai memejamkan matanya, tangan ia taruh diatas kening. Seperti orang yang tengah banyak pikiran saja, pikir Caine.

Caine kembali pokus membaca komik kesayangannya tanpa memperdulikan Rion yang sudah mendengkur halus.

Caine sudah mulai terbiasa dengan Rion yang sering sekali seenaknya dirumah dia. Karena Ayah dan Bundanya sangat welcome sama Rion, jadi ya si Rion kadang kayak anak mereka kandung, dan si Caine yang tirinya.

Hal Indah? #rioncaineWhere stories live. Discover now