10 : Memori

2.9K 391 29
                                    

Rion kini tengah melamun dikelas nya, benar-benar tidak pokus dirinya setelah kata-kata yang di lontarkan Kevin padanya kemaren saat ia dirumah sakit.

Rion tengah berpikir, apa yang harus Rion lakukan saat ini?

"Seharusnya gue minta maaf anjing, ngapain mikir apa yanv harus gue lakuin!" gerutu lelaki itu pada dirinya sendiri.

Sebuah kilasan balik mulai melintas di pikiran Rion. Rion mengingat saat dimana ia mulai melihat Caine dan meng-klaim bahwa Caine miliknya.

FLASHBACK ON

Rion ingat saat dirinya berusia 7 tahun, dan dirinya tersesat disebuah mall saat ia pergi bersama sang ibu.

Rion menangis, padahal saat itu umurnya sudah 7 tahun, tapi bukankah anak umur 7 tahun masih begitu kecil?

Yang pasti, saat itu Rion benar-benar ketakutan mengetahui sang Mama sudah tidak di sampingnya saat dirinya sibuk melihat mainan-mainan.

Rion meringkuk di dekat tiang mall yang sangat besar sambil menangis meronta-ronta memanggil sang Mama.

Saat sedang sesegukan menangis, sebuah tangan yang lebih kecil darinya mengelus surai Rion dengan lembut, membuat Rion mengadahkan kepalanya dan melihat siapa yang berani mengelus kepala nya itu.

Terlihat anak cowok yang lebih mungil darinya tengah tersenyum ke arahnya.

Rion bingung sampai suara manis dari anak cowok itu bersuara.

"Kamu lagi cari Mama kamu ya?" tanya si surai merah itu dengan lembut.

Rion tidak menjawab, dan hanya mengangguk.

"Sama, aku juga lagi cari Bunda aku," ujarnya sambil menatap sedih Rion.

"Nama kamu siapa?" bukannya menimpali ucapan si rambut merah, Rion malah bertanya nama anak kecil itu.

Caine hanya menatap bingung, namun dirinya memilih menjawab. "Nama aku Caine Chana."

Rion hanya mengangguk dan berdiri berhadapan dengan si Caine itu sambil menghapus air matanya yang banjir.

"Kamu kehilangan Bunda kamu? Tapi kok kamu ga nangis?" tanya Rion penasaran.

Caine hanya menggeleng, "Kata Bunda kalau aku nangis nanti aku nya jadi gabisa berpikir yang baik, jadi aku belajar untuk ga sering cengeng."

"Jadi kamu bilang aku cengeng?" marah Rion tanpa sebab.

"Loh aku ga bilang kamu cengeng, aku kan bilang aku yang gamau cengeng."

Rion mem-pout bibirnya, ia kesal dengan si Caine yang membawa-bawa kata cengeng, menurutnya wajar ia menangis kan ia takut.

"Kamu kok nyebelin!" seru Rion marah.

"Yaudah aku minta maaf. Kamu mau ikut aku gak?" tanya Caine.

Rion tuh kaget denger Caine yang mudah ngucapin maaf. "Ikut kemana?" tanya Rion.

"Ke pusat bantuan, bilang sama orangnya kalau kita hilang. Soalnya itu yang diajarin sama Bunda kalau semisalnya aku ketinggalan atau hilang di tempat umum," ucap Caine dengan tenang.

Benar-benar anak yang di didik dengan tenang si Caine ini.

"Yasudah, tapi aku gatau dimana pusat bantuannya," ujar Rion dengan jujur.

"Kita tanya satpam lah!"

Setelah itu Caine menarik tangan Rion dan mereka pun bertanya dengan orang orang yang lewat, sampai ada sepasang kekasih yang mengantarkan dua bocah itu ke pusat bantuan.

Hal Indah? #rioncaineWhere stories live. Discover now