11 : Maaf Caine

4.8K 538 129
                                    

Rion tersenyum miris mengingat seperjuangan itu dia mendapatkan hati Caine dulu.

Dan setelah pernyataannya dengan Kakek dan Nenek. Rion dan Caine menjadi selalu bersama, sekelas bersama, tinggal se komplek dan menjadi ketua kelas dan wakil. Apakah itu dinama kan jodoh?

Namun, entah kenapa akhir-akhir ini Rion seperti lupa akan cintanya pada Caine. Dan Rion marah pada dirinya sendiri, kenapa dirinya sampai melupakan sebesar itu cintanya pada Caine.

Rion berdiri dari lamunannya, ia meyakinkan dirinya untuk datang kerumah Caine dan meminta maaf atas apa yang telah ia lakukan.

Dan saat sampai dirumah Caine, Rion melihat rumah itu sangat sepi. Namun, kata satpam didepan, Caine ada dirumah dan tidak pergi dari tadi.

Saat memasuki kamar Caine, Rion mendengar rintihan menyedihkan. Ia tahu itu suara Caine yang merintih kesakitan.

Rion mendekat ke arah Caine yang tersungkur di bawah kasur sembari tetesan darah mengalir dari hidungnya.

Rion membawa Caine kedalam pelukannya, membuat Caine terkejut lalu berontak kecil.

"Jangan peluk gue, darah gue lagi ngalir," ujar Caine lemas.

Rion mengambil tisu dan membersihkan darah yang mengalir terus menerus dari hidung Caine.

Beberapa saat, mimisan Caine berhenti dan meninggalkan tangisan Caine hingga membuat tubuhnya sesak karena menangis.

Segelah mimisan berhenti, Rion kembali membawa Caine yang tengah menangis kedalam pelukannya.

"Maafin gue ya, gue selalu jahatin lo," kata Rion yang semakin mengeratkan pelukannya pada Caine.

Caine perlahan membalas pelukan itu dengan lembut.

"Lo gasalah, yang salah itu kenapa gue harus hidup di dunia," jawab Caine lirih.

"Gue marah lo ngomong gitu, padahal lo hidup merupakan hal yang paling gue syukuri sepanjang hidup gue."

Caine kembali menangis.

"Jangan bikin hati gue lemah gini, Yon. Lo tau? Hati gue udah bener-bener cape, jangan kasih harapan buat orang yang bakal mati dalam hitungan bulan."

Hati Rion seperti di tusuk beribu pisau mendengar penuturan Caine.

"Jangan ngomong gitu, lo bakal hidup lama sama gue. Gue tau semua sakit lo, jangan nyerah, gue temenin."

Caine melepaskan pelukan mereka dan menangkup wajah Rion sambil menatap dengan tatapan yang begitu dalam.

"Rion, gue mohon... Gue bener-bener sayang sama lo, jadi jangan permainin hati gue begini hanya karena lo kasihan dan tau sakit mati gue ini ya? Cukup selama ini banyak hal yang bikin hati gue mati karena lo. Untuk sekali ini saja, jangan bawa gue lagi dalam permainan lo itu. Cukup Rion, gue udah mulai capek ngadepin perasaan cinta gue sama lo ini. "

Rion benar-benar terkejut dengan pernyataan Caine yang mengatakan dia mencintai Rion. Rion tidak menyangka perasaan cintanya terbalas, ia sangat bahagia. Namun, disisi lain lelaki itu juga sedih mendengar bahwa Caine sudah amat merasakan sakit hati itu.

Caine menangis sesegukan, lirihannya terdengar amat menyedihkan. Rion tidak sanggup mendengar itu.

Rion kembali membawa Caine kedalam pelukannya, lelaki itu memberanikan diri mencium kening Caine yang tengah menangis. Tidak terasa air matanya pun ikut jatuh.

"Caine, makasih udah mencintai orang sebrengsek gue. Maaf ya, ternyata selama ini gue cuman bikin lo sakit hati. Gue minta maaf kalau gue sering permainin hati lo. Tapi, jauh didalam lubuk hati gue Caine, jauh sebelum lo mencintai gue. Gue lebih dulu mencintai dan memiliki lo, namun sayangnya gue lupa akan cinta gue yang sebesar itu sama lo dan malah nyakitin lo. Lo tau kenapa gue marah saat itu? Karena gue khawatir sama lo, dan sekarang gue marah sama diri gue sendiri yang gak bisa ngertiin lo sama sekali."

"Caine, gue harap lo tetap cinta sama gue. Apapun keadaan lo, apapun yang lo katakan, gue bakal selalu temenin lo. Sampai waktu dimana cuman maut yang misahin kita. Gue harap, lo nerima permintaan maaf gue dan cinta gue ya Caine."

Ucapan panjang lebar itu membuat Caine terdiam, ia tidak menyangka Rion mencintainya juga? Caine sangat terkejut.

"Lo seriusan?" tanya Caine sembari menatap Rion.

Rion mengangguk, "Gue ga bercanda soal perasaan Caine."

Rion mengangkat tubuh Caine dan membawa lelaki itu ke atas kasur, ia membaringkan Caine dikasur dan ia juga ikut berbaring dan kembali memeluk Caine.

Di situlah Rion menceritakan bagaimana dirinya bisa menyukai Caine.

Setelah kejadian panjang malam itu, Rion dan Caine menjadi lebih dekat. Dekat mereka bukan lagi soal berantem atau ketua dan wakil. Mereka menjadi lebih dekat dengan cara yang lebih manis.

Rion yang selalu menjemput dan mengantar pulang Caine sekolah, setiap istirahat Rion akan disuapi oleh Caine, mereka berdua suka sekali makan sepiring berdua.

Terkadang mereka juga menghabiskan waktu bersama saat hari libur, seperti pergi menonton, bermain game seharian atau kadang membantu para bu ibu memasak dan para pak bapak berkebun dan memancing.

Mereka berdua benar-benar prangko, yang setiap hari bareng terus.

"Berdua akur banget ya sekarang," ujar Makoto ikut senang.

"Bener, seneng banget mereka sekarang udah lebih baik."

Teman-teman mereka ikut bahagia melihat dua orang itu bahagia selalu.












-















Dan waktu berjalan begitu cepat ternyata. Sekarang sudah kelas 12, hari kelulusan juga sudah tiba.

Apa yang paling Rion syukuri dihidupnya selain bertemu Caine? Yaitu Caine masih bertahan dengan penyakitnya, Rion juga bersyukur hubungan nya dan Caine sudah mau 2 tahun, Rion ingin cepat-cepat menikahi Caine rasanya.

Caine selalu rutin terapi dan berobat untuk penyakitnya, dan di suport oleh Rion juga keluarga nya. Membuat Caine yang capek selalu semangat lagi untuk hidup.

Apalagi semua jadwal kemo nya selalu Rion atur, benar-benar lelaki kesayangan Caine.

Setelah acara kelulusan selesai, Caine pulang duluan bersama keluarganya. Dan Rion membawa mobil sendiri dan keluarga Rion pulang juga. Rion memutuskan untuk pergi kesuatu tempat yang sudah lama ia rencanakan.

Yaitu, toko Cincin.

Rion sudah sampai di toko cincin, ia di rekomendasikan banyak sekali cincin yang indah, namun ada satu cincin yang menurut Rion adalah suatu keindahan yang sama seperti Caine.

Rion membeli cincin itu dengan cash, dan ia pun menenteng cincin itu dengan penuh semangat.

Sepanjang jalan saat menyetir, Rion tidak berhenti untuk terus tersenyum, ia bahagia sekali akhirnya sudah lulus dan ia bisa ke jenjang yang lebih serius dengan Caine.

Saat asik melihat cincin dan melempar kotaknya kesana kemari dengan senyuman bahagia, Rion tidak sengaja menjatuhkan cincin itu, dan berbarengan dengan telepon dari Caine. Membuat Rion mengangkat telepon itu dan men-loud speaker.

Lalu saat berbincang sebentar, Rion sembari mengambil cincin yang terjatuh dibawah.

Saat ia pokus mengambil cincin dan sesekali melihat jalan, Rion telat menyadari bahwa truk ugal-ugalan dengan kecepatan tinggi datang ke-arahnya.

Rion yang ingin membanting setir tidak jadi, dan kecelakaan besar pun terjadi. Mobil Rion hancur lebur di lindas oleh truk , Rion tidak bisa menghindari kecelakaan itu.

Saat mata Rion mulai gelap, tangan yang sudah kaku itu tetap memegang kotak cincin yang baru ia belikan tadi.

Hati Rion menjerit.

"Tuhan, semoga Caine bahagia dengan cincin ini."






-To be continued

Hehehehehehheheheheheh
Double up
Sorry for typo

Hal Indah? #rioncaineWhere stories live. Discover now