06 - KEMBALINYA REVERSE

62 11 1
                                    

Thorn dan adiknya pun bergegas meninggalkan koridor kelas IX-A. Saat mereka berjalan, terdengar bisik-bisik dari para siswa yang sedari tadi mengintip dan menguping percakapan mereka.

"Hei, kau lihat tadi? Mereka tadi menginterogasi kakak kelas kita!" bisik seorang siswa perempuan.

"Iya, aku lihat! Siapa sih mereka? Berani-beraninya menginterogasi kakak kelas kita," sahut temannya.

Seorang siswa laki-laki yang lebih tua menimpali, "Kalian tidak tahu? Mereka itu anggota keluarga Elemental, keluarga paling berpengaruh di sekolah ini."

Siswa-siswa lain langsung berbisik-bisik penuh antusias. Jelas, berurusan dengan keluarga Elemental bukanlah hal yang biasa.

"Jadi, apa yang terjadi dengan Blaze dan Ice? Kenapa mereka tidak masuk hari ini?" tanya seorang siswi penasaran.

"Entahlah, tapi sepertinya ada sesuatu yang terjadi. Kalau sampai adik-adik mereka turun tangan begitu, pasti ada masalah besar," jawab siswa laki-laki itu.

Siswa laki-laki itu terdiam selama beberapa menit, kemudian berteriak, "Thorn, Solar, tunggu!"

Solar dan Thorn menghentikan langkahnya secara bersamaan. Thorn merespon, "Ada apa lagi, Kak?"

"Panggil Xion saja. Kita cuma beda setahun," ujar Xion.

Thorn terdiam. Solar menjawab, "Baiklah. Ada apa kau memanggil kami?"

Xion berkata, "Mungkin kau tidak akan bisa percaya begitu saja denganku, secara aku baru saja kau kenal dan kita baru bertemu pertama kali. Tapi, ketika kau menjelaskan bahwa Blaze dan Ice hilang, aku memutuskan untuk membantu kalian."

Thorn menjawab dengan ketus, "Tidak perlu. Kita pergi, Sunshine."

Solar merespon dengan lembut, "Maafkan Thorn, dia sedang tidak baik-baik saja. Mungkin lain kali. Kita pergi dulu."

Xavian Xion Vareentara, dikenal dengan nama panggilan Xion, remaja laki-laki beriris mata biru keabu-abuan dengan rambut berwarna biru, hanya bisa terdiam. "Mereka sulit ditebak," gumamnya.

Xion terdiam sejenak setelah Solar dan Thorn pergi. Tiba-tiba, seorang remaja laki-laki seumurannya, menepuk pundaknya. Xion menoleh dan berkata, "Lunar?"

Lunar, remaja laki-laki itu, tersenyum dan menyapa, "Xion. Aku melihatmu di sini sendirian. Apa yang terjadi?"

Xion menghela napas, "Blaze dan Ice ... mereka hilang. Solar dan Thorn baru saja pergi, tapi aku ingin membantu mencari mereka."

Narendra Lunar Nyxiantara, atau biasa dikenal dengan panggilan Lunar, remaja laki-laki berusia 15 tahun itu, tampak seperti siswa pada umumnya. Ia memakai seragam lengkap dengan dasi motif bergaris, kemeja putih dengan blazer ungu, dan celana hitam. Yang menarik perhatian Xion adalah kacamata hitam yang menutupi iris mata Lunar. Xion tahu bahwa Lunar selalu membawa tongkat ke mana-mana.

Lunar mengangguk paham, "Aku mengerti. Kau tahu, aku juga teman sekelas mereka. Mungkin aku bisa membantumu mencari informasi atau petunjuk."

Xion menatap Lunar dengan harapan, "Benarkah? Itu akan sangat membantu. Ayo, kita cari tahu apa yang terjadi dengan Blaze dan Ice."

Lunar mengangguk mantap, "Ayo kita mulai penyelidikan kita. Aku yakin kita bisa menemukan mereka."

Xion merasa lega mendapat dukungan dari Lunar. Bersama-sama, mereka pun mulai melangkah, berharap dapat menemukan Blaze dan Ice dengan cepat.

Perlahan-lahan, kabar tentang hilangnya Blaze dan Ice menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Semua orang kini berbisik-bisik, penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 31 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE LOST ELEMENTAL GUARDIANSWhere stories live. Discover now