(7) Sebenarnya ...

3.6K 441 138
                                    

Kamu adalah cinta dalam hidupku ... tak peduli apapun yang terjadi dalam hidupku ,, di kehidupan ini atau di kehidupan berikutnya... aku akan tetap memilihmu menjadi istriku... _ Rakha

"Sebenarnya ..."

"Sebenarnya apa sayang?" Rakha sudah sangat khawatir, tak sabar mendengar penjelasan istrinya.

"Sebenarnya asam lambung aku naik, magh ku kambuh, karena beberapa hari ini aku telat makan!" jawabnya sedikit ragu. Dia tahu pasti akan mendapat marah dari suaminya.

Rakha menghela nafas panjang. Mencoba untuk sabar. Tak mungkin dia memarahi istrinya di depan sahabat-sahabatnya. 

Mala tersenyum sambil melirik ketiga sahabatnya. Vio dan Cantika ikut bernafas lega melihat reaksi Rakha tapi tidak dengan Adara. 

"Iya Rakh! tadi Mala juga belum sempat makan! kita juga! Dan sekarang gue kelaparan!" Adara menyahuti. Vio menyenggol tangan Adara, dia tak habis pikir. Sempat-sempatnya Adara memikirkan tentang perutnya. Dasar!

Rakha melirik Adara sekilas, lalu kembali menatap istrinya. "Ya udah aku belikan makan ya?" 

"Ngga usah Kha!" Mala menahan tangan Rakha. 

"Kenapa? kamu ngga mau hmm" Rakha paling tak suka melihat Mala seperti ini. Sakit karena telat makan. Dia juga mengakui akhir-akhir ini dia sibuk, jadi tak sempat memperhatikan jadwal makan istrinya.

"Bukan gitu Kha! jangan marah!" Mala meraih tangan suaminya "Aku sudah diperbolehkan pulang! bagaiamana kalau kita makan bersama! Aku tahu kamu pasti belum makan kan!"

Rakha tersenyum, "AKu kira kamu menolakku!" ucapnya sambil membelai rambut sang istri. "KAmu tahu kan aku ngga suka..."

"Penolakan!" Adara melanjutkan perkataan Rakha. Yang langsung mendapat pelototan dari Vio dan Cantika. "Sudahi drama rumah tangga kalian! cepat cepat selesaikan!" lanjut Adara.

"Kalau kalian masih lama! gue berangkat sendiri! Gue lapaarr!"

Sepertinya rasa lapar yang mendominasi, membuatnya kehilangan rasa takut. Dia lupa siapa orang yang dia sela perkatannya.

***

Di sebuah taman. Sedang terjadi sebuah transaksi.

"Ini uangnya! habisi gadis itu! tapi jangan sampai meninggalkan jejak!"

Seorang lelaki menerima sejumlah uang dari seorang gadis muda. "Baik Nona! serahkan pada kami!"

"Satu lagi! jika sesuatu terjadi jangan bawa-bawa nama gue atau keluargo lo dalam bahaya! lo tahu kan sedang berhadapan dengan siapa?"

"Si ... siap Nona!" jawab lelaki itu sebelum pergi.

"Kita lihat saja! kali ini apakah lo bisa lolos!" gadis  itu tersenyum smirk. "Rakha harus jadi milik gue!"

***

"Kenapa kakak ipar jarang main ke markas ya sekarang?" Ucap Farel tiba-tiba.

Mereka sedang berkumpul di lantai dua, sebagian bermain game, sebagian mengobrol sambil memakan camilan.

"Iya, gue kangen!" Sahut Aden.

"Heh! Hati-hati kalo Rakha denger bisa habis lo Den!" Sinyo menimpali tanpaelepaskan pandangannya dari layar komputer.

"Ah kangen gue kan beda! Kayak kakak yang kangen adeknya!" Aden membela diri.

'MALA'ikat Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang