(25) Konflik

4.1K 463 122
                                    


Dua hari ini Mala terlihat sibuk. Entah apa yang sedang dilakukannya. Ia bahkan tak memberitahukannya pada Rakha. Seperti pagi ini.

"Sayang!" Jam masih menunjukkan pukul 06.00, setelah sholat Subuh tadi Rakha ketiduran. Badannya terlalu lelah, setelah lembur di kantornya semalam. Ia meraba sisi ranjangnya. Tak menemukan sosok sang istri.

"Kemana kamu sayang sepagi ini?"

Ini adalah hari minggu. Mala biasanya memilih berlama-lama di kamar menemani suaminya. Entah itu bermain game atau bersenda gurau. Bahkan sarapanpun dia meminta untuk dibawa ke kamar. 

Tapi kali ini, Mala tak ada di ruang mana pun di rumah. Rakha tersenyum, dia dapat menebak di mana istrinya berada. Dia segera berlari menuju taman belakang. "Kamu pasti lagi membaca novel di taman baca!" gumam Rakha. Dia bahkan tak peduli jika dia masih memakai piyama tidurnya. Dengan kemeja dengan kancing yang terbuka. Menampakkan sedikit dada bidangnya.

Dia sangat yakin istrinya berada di sana. Rakha sedikit berlari. Sesampainya di  sana tanpa mengetuk pintu, dia segera membuka pintunya tak sabar.

"Sayang!" teriak Rakha saat membuka pintu sambil merentangkan tangannya. Hingga dia menyadari sesuatu.

"Aaaaaa!"  seorang gadis berteriak kencang sambil menutup matanya.  RAkha buru-buruberbalik badan. Pasalnya gadis dihadapannya memakai pakaian kurang bahan.

"Kenapa lo ada di sini!" bentak Rakha penuh amarah.

"Maaf!" gadis itu menunduk.

"Kenapa lo ada di sini? mana MAla?" ulangnya. Rakha masih berdiri membelakanginya. Dia tak suka ada wanita lain di sekitarnya.

"RAKHA..." Rakha melihat istrinya berlari menghampirinya. "Maaf aku belum sempat bilang! bisa kita bicara di rumah?" Mala tidak enak berdebat di depan orang lain. Rakha berjalan tanpa berkata apapun. 

***

"Aku ngga mau liat dia di rumah ini!" tegas Rakha. 

"Tapi Kha..." MAla mencoba menjelaskan.

"Apapun itu aku tidak suka orang asing, apalagi perempuan sayang!" Rakha membelai lembut rambut sang istri. 

"Biskah sedikit saja kamu bersikap lunak Kha?" Mala menunduk. "Apa kamu tidak ada rasa iba sedikitpun?" Mala menyingkirkan tangan Rakha.

"Kamu ngomong apa sayang!"

"Dia hanya gadis sebatang kara! dia dikejar-kejar orang! setidaknya di sini dia sedikit aman!"

"Kita tidak tahu yang sebenarnya La?"

"Makanya aku sedang menyelidikinya!"

"Tapi itu bukan urusan kita!" AKu juga tak ingin kamu terlalu mengurusi hidup orang lain! pikirkan saja kesehatanmu sayang!"

"Pokonya aku ingin dia di sini sementara waktu samapai keadaan aman!"

"Tapi aku tidak setuju! Jangan berpikir untuk melunasi hutangnya!" Bentak Rakha. Emosinya mulai naik. Dia tahu sifat istrinya. Dia pasti akan mencoba untuk menolongnya.

"Aku tidak akan menggunakan uangmu Kha!" Mata Mala berkaca-kaca. Rakha merasa bersalah telah membentaknya.

"Bukan begitu sayang!"

"KAlau kamu tidak memperbolehkan dia di sini! aku akan membawanya ke apartemen!" Mala berlari meninggalkannya. 

Rakha menghembuskan nafas panjang. "Kamu lebih mementingkan dia daripada mendengarkan perkataanku?" Terlihat kekecewaan dia wajah Rakha. Dia tak mencoba mengejar. Karena jika dilanjutkan hanya akan membawa pertengkaran di antara mereka. 

'MALA'ikat Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang