07. Guardian Angel

78 10 2
                                    

+628785363xxxx
Malam.
Ini saya, Langit. Apakah kamu berkenan untuk saya telepon?

Raga sontak terbangun dari posisi berbaring ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya. Ini tepat pertengahan malam, saat Raga benar-benar masih memikirkan Berlian. Ada banyak hal yang terjadi pada Berlian, tapi Raga tidak bisa berbuat apa-apa karena Berlian denialㅡselalu tidak membutuhkan pertolongan. Seperti biasa, membuat Raga kacau tak terkendali.

Pernah sekali Raga membicarakan hal ini pada Adrian, tapi respons Adrian malah membuat Raga naik pitam. Mereka masih remaja, paling itu cuma main-main. Jangan diambil serius semuanya. Sekarang, yang harus kamu lakukan setelah hasil UTS keluar adalah mengalahkan semua orang yang berada di atas kamu, termasuk gadis itu. Saya ingin kamu melupakan hal ini secepatnya dan fokus terhadap diri kamu sendiri.

Mungkin inilah celah bagi Ragaㅡketika SMS itu masuk ke ponselnyaㅡuntuk tahu apa sebenarnya yang terjadi pada Berlian di sekolah lamanya. Sebab, sangat aneh dan janggal. Penyendiri. Murung. Pasrah ketika di-bully. Itu semua tidaklah manusiawi. Terlebih Berlian menolak untuk ditolong, membuat otak Raga semakin berkecamuk.

Sebuah panggilan masuk, masih dengan nomor yang sama dengan pengirim SMS tadi. Tanpa banyak waktu, Raga langsung menggeser layar untuk menjawab panggilan itu. Kali pertama yang Raga dengar adalah suara desis mesin serta beberapa benda yang beradu sehingga menghasilkan suara berat.

"Halo?"

"Iya. Maaf, saya mengganggu kamu."

"Gapapa. Ada apa nelepon gue tengah malam begini?"

Hening.

"Halo?"

"Setiap manusia memiliki keinginan untuk bebas dan diperlakukan dengan selayak-layaknya manusia."

Raga mendesah. "Berlian nggak butuh pertolongan."

"Bahkan ketika dia tadi diseret ke kamar mandi, kamu masih tidak ingin membantu?"

Raga tercenung. Tenggorokannya tercekat. Di mana Langit tahu?

"Saya tahu, papa kamu sangat butuh orang-orang jenius di sekolahnya, tapi jangan sampai saya bertindak untuk memusnahkan mereka semuaㅡtermasuk kamu."

"Maksud lo apa?"

"Hapus hukum rimba di sekolah kamu."

Gue nggak bisa. Raga mengusap wajahnya. Di detik selanjutnya, Raga memberanikan diri untuk bernegosiasi. "Gue butuh pertolongan lo."

Jeda selama beberapa saat.

"Untuk apa saya menolong kamu?"

"Karena gue yakin, lo punya kekuatan yang nggak orang lain tau. Karena lo bisa bikin Berlian kuat. Karena lo Berlian bisa bertahan sampai sejauh ini." Raga mulai terkoneksi. Kepingan momen Berlian yang selalu memutar video Langit saat sedang beraktivitas sembari mengukir senyum menunjukkan bahwa Berlian sangat mencintai Langit. Seakan hanya Langit yang membuat Berlian menjadi baja. "Gue bisa aja menghapus hukum rimba itu, tapi masalahnya gue bakal berhadapan dengan banyak orang penting di Indonesia, termasuk bokap gue sendiri."

"Baiklah. Saya akan memberikan kamu sebuah informasi penting. Silakan besok temui saya di bandara. Tapi, saya harap kamu benar-benar menjaga Berlian untuk selamanya."

Du har nått slutet av publicerade delar.

⏰ Senast uppdaterad: Apr 23 ⏰

Lägg till den här berättelsen i ditt bibliotek för att få aviseringar om nya delar!

Uncontrollably ScarsDär berättelser lever. Upptäck nu