7. Menangis bersama

100 16 1
                                    

Maaf kalo banyak TYPO
Ga keburu aku baca ulang.


maaf baru update ya guys. aku kemaren hectic rekruitasi lab kampus, sama sempet demam lamaa... hampir dua minggu. padahal udh kangen bgt up ini ceritaaa HUHUHU.

Selamat membacaa

[MIRACLE Of MARINA]

Di dalam pesawat berjenis Cessna, Marina duduk begitu gugup. Ia menatap ke kanan ke kiri dan ke aras pilot. Tasya sedang menjadi pilot dadakan. Katanya Tasya sudah lulus ujian pilot, hanya saja sertifikatnya masih diproses. Tetap saja, Marina takut.

Mata wanita itu memicing tuk menyaksikan gadis pilot yang sesekali merengek. Oh, tidak, Marina takut.

"T-Tasyaa... kalo ga bisa, jangan dipaksa, yaa. Udahan aja, yuk." Marina buka suara.

"Tiger, diem! Eeergh!" geram Tasya pada kembarannya.

"Bentar, kaaak! Yang sabaar!" teriak Tasya sedikit memutar kepala.

"Itu Tiger? Ya ampuun... kakak kira siapaa." Marina mengusap dada.

"Aku laporin yaa ke pacar kamu yang posesif itu, kalo kamu peluk-peluk akuuu!"

"Cih! Hahaha! kita kembaraaan, Tasyaa..." tawa Tiger fokus mengendalikan pesawat.

"Kita ke mall berduaan aja dia ngamuk-ngamuk ke kamu, kan?"

Tiger mencebik sembari memberi senyuman nakal. Kedua alisnya naik turun. Sehabis itu, wajahnya mendapat tamparan. Ya, itu salah satu rutinitas kembarannya.

Tasya bicara sendirian mengenai bagaimana posesifnya pacar Tiger, sampai-sampai melarang Tiger memboncengnya. Itu gila. Utung saja Tiger tahu mana yang masuk akal dan tidak.

"Makanyaa... cari pacar itu yang bener, Tigeer... haha." Marina terkekeh lembut. Ya, mereka sudah biasa bercanda.

"Dia jadi bunglon dulu." Tiger memutar tubuh sampai Marina bisa melihat wajahnya.

"Iyaa! Cewek jago nipu! Dulu pas jadi gebetan, aku lecet dikit aja dia suruh Tiger jaga aku." Tasya mengusap kedua tangannya dengan tisu.

"Kalian lucu banget deh."

"Aku doang, yaa, yang lucu. Dia mah kayak guru BK. Nggak, deng. Dia mah sebelah tiga belas sama kak Dirga. Hahahah!"

"Hahahaha!"

Marina digendong Tiger menuju kursi rodanya. Ia terus menggoda Tiger kalau Tiger sekarang irit bicara. Tiger dulu sangat manja, selalu berebut digendong. 

Marina memberi belaian singkat pada wajah remaja tampan itu setelah ia mendarat di kursi roda yang telah bersahabat dengannya. Tiger mendengus manis sembari pura-pura jijik dengan mengusap bekas belaiannya. Marina tertawa.

"Hayoloh, kaak. Kalo pacarnya tahuu dia diusap-usap macam tuu, matilah diaa." Tasya menyingkap kaos yang dimasukkan dibalik celana dan memilih mengikatnya diatas pinggang.

"Oh, ya? Ya ampuun... maaf. Kakak ga tahuu."

"Emang ceweknya aja problematik."

"come on, Tasya! Dia mantan.

"Makanya, lain kaliii yang bener cari pacar tuu." Tasya berjinjit nyaris tak berjarak dari Tiger. Tiger jauh lebih tinggi.

"Ini beneran belum bangun ya, Leon. Kalo bangun pasti kesini, kan?" gumam Marina memutar kursi rodanya ke arah mobil yang terparkir di kejauhan.

"Kalian terusin ributnya, kakak ke Leon."

Drrrtt!

Drrt!

Miracle of MarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang