Bab 7

347 287 140
                                    

~Assalamualaikum ~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~Assalamualaikum ~

Sebelum baca vote dulu yuk!dan ramaikan komentar🤗.

~Selamat Membaca~

Kriiiiing!

Bel waktu istirahat pun berbunyi, kini Aqilla tengah berada di perpustakaan tengah membaca, sedangkan Vania pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.

Tiba-tiba seorang siswa memasuki perpustakaan dan memegang bahunya Aqilla, membuat sang empu kaget dan reflek Aqilla meninju wajah Siswa tersebut.

"Awss ..., Qill kok lo pukul wajah gue sih" ringisnya.

"Astaga maaf, lo sih ngagetin" ucap Aqilla.
"Lo gak papa Langit?" tanya Aqilla, yah siswa itu adalah Langit.

"Gak papa kok, btw lo lagi ngapain di sini?" tanyanya, seketika rasa sakitnya menghilang.

"Kamu nanya,"jawab Aqilla

"Iss, gue nanya baik-baik juga" kesal Langit.

"Lo gak ngeliat gue lagi apa, Lo punya mata atau nggak sih" kesal Aqilla.

"Hehe, kan cuman basa-basi aja" ucap Langit, dengan terkekeh.

Aqilla hanya memutar bola matanya malas.

Kebetulan juga ada Alvaro yang berjalan berpatroli di situ, Alvaro itu berjabat sebagai Ketos, dan tak sengaja ekor matanya melihat Aqilla dan Langit tengah duduk bersama, seketika hatinya mulai terasa panas melihat pemandangan itu.

Dengan cepat ia berjalan ke arah keduanya.

"Kalian ngapain di sini," dingin Alvaro, membuat keduanya tergelonjak kaget.

"Lo gak ngeliat kita ngapain" ucap Langit.

Aqilla mencoba terlihat biasa saja, tetapi di dalam hatinya tengah berdisko-disko.

'ihh jantung bisa gak, nggak usah berdebar-debar kek gitu, ayolah jantung tenang tenang' batin Aqilla, ia mencoba untuk fokus ke bacaannya.

'lo berubah Qill' batin Alvaro.

"Ngapain lo di sini" ketus Langit.

"Gue di suruh sama pak kepsek buat panggil Aqilla" bohong Alvaro.

"Emangnya gue di panggil ngapain?" tanya Aqilla, biasanya kosakata Aqilla ke Alvaro itu 'aku' kini berubah menjadi 'gue', Alvaro kaget tapi ia berusaha terlihat biasa-biasa saja.

"Gak tau gue" dingin Alvaro.

"Mmm, yaudah ngit gue pergi dulu" pamit Aqilla, ia pun berjalan keluar perpustakaan, dan tersisah lah mereka berdua.

"Gue udah bilang jauhin Aqilla, sebelum balapan kita di mulai," dingin Alvaro menatap datar Langit.

"Kenapa?gak suka" ucap Langit menantang, Alvaro yang sudah emosi segera menarik kerah bajunya Langit.

"Iya gue gak suka! Jadi sebelum kita balapan nanti malam.belum di mulai jangan deketin Aqilla!" bentak Alvaro, di depan wajahnya Langit.

"Camkan itu" dingin Alvaro, dengan melepaskan kerah baju Langit dengan kasar, dan berjalan keluar perpustakaan.

Langit hanya diam dengan terus menatap kepergian Alvaro, ia hanya tersenyum kecil.

*****

Di posisi Aqilla, ia berjalan ke kantor kepala sekolah, sesampainya di depan pintu ruangannya ia segera mengetuk pintu ruangan itu, dan terdengar suara dari dalam.

"Masuk,"

Aqilla pun masuk.

"Ada apa Aqilla?" tanya kepala sekolah.

"Hah, katanya Bapak memanggil saya" ucap Aqilla kebingungan.

"Saya tidak pernah memanggil kamu" ucap pak Kepsek.

"Hah, bilang Alvaro bapak memanggil saya" ucap Aqilla.

"Pokoknya saya tidak pernah memanggil kamu" ucap pak Kepsek.

'huuh, keknya Alvaro bohongin gue' batin Aqilla.

"Sepertinya ada kesalah pahaman, kalau begitu saya permisi dulu yah pak," pamit Aqilla, pak Kepsek hanya mengangguk.

Aqilla pun keluar dan berjalan ke arah kelasnya.

"Ihh, kok Alvaro bohongin gue sih emang gue ada salah apa sama dia" kesal Aqilla dengan menghentak-hentakkan kakinya.

'lucu' batin seseorang.

Bersambung

Setelah membaca alangkah baiknya vote,dan komen.agar author dapat melanjutkan ceritanya.

Jangan lupa meninggalkan jejak❗
Pendek dulu readers,moga suka🤩.

21-04-2024

CHASING ALVARO'S LOVE Where stories live. Discover now