RatriKala Bab - 20

2 2 0
                                    

Andre Terjatuh Pingsan dan Tergeletak, Ansel yang Melihatnya Panik Lalu Segera Menyuruh Devano.

"Andre!!!" Pekik Ansel Yang Sudah Sangat Panik.

"Devano Tolong Bawa Andre Kerumah Sakit Cepet!" Ansel Ketakutan Akan Terjadi Sesuatu Pada Sahabatnya Itu.

Devano Tak Bisa Menolak Permintaan Gadis Yang sedang Panik Tersebut.

Devano Membawa Andre Kerumah Sakit Terdekat Dan Andre Menjalani Perawatan, Ditemani Oleh Ansel.

Devano Sudah Pulang Karena Disuruh Ansel dan ansel takut devano akan sakit padahal kenyataanya devano menyelinap kerumah temanya, bram.

Malam Itu, Kesunyian Meliputi Ansel Dikoridor Rumah Sakit Yang Sepi. Dokter Masih Menyuruh Ansel Menunggu diluar hingga pada pukul 02:30 Ansel Diperbolehkan Masuk Oleh Dokter Tersebut.

"Dimana Orang Tua Pasien Ini!?" ujar dokter pada ansel.

"Dia tidak memiliki ayah pak, dan ibunya memiliki penyakit parah." ansel menjawab dengan mata berlinang mengenang kedua orang tua andre yang ia kenal dari kecil.

"Yasudah nak, jadi kamu siapa?" tanya dokter tersebut.

"Saya Ansel Purmadewi Pak, Teman Andre Semasa Kecil" Ujar Ansel meyakinkan dokter.

"Segera hubungi ibunya, penyakit paru paru andre kambuh dan kanker andre naik ke stadium 3 kita harus segera melakukan oprasi secepatnya, dan itu membutuhkan biaya" ujar dokter itu jujur.

"K-KANKER? Dokter Andre Memiliki Kanker?" Ansel Bertanya, dari awal memang andre memiliki masalah pada paru parunya namun ansel tak mengerti bahwa andre memiliki kanker paru paru hingga stadium 3.

"Andre Biasanya Konsul Kepada Saya, Dan Sekitar 4 Bulan Lalu Andre Memiliki Kanker Stadium 1, Tapi Perkembanganya Begitu Cepat, Dan Tolong Segera Hubungi Ibunya Jika Tidak Segera Memberikan persetujuan operasi dan membayar biaya operasi Nyawa Andre Dalam Bahaya" Ujar Dokter Tersebut To the Poin.

"Kalau Saya Yang Menandatangani surat persetujuanya bagaimana dok?" tanya ansel.

"Tidak bisa nak, saya lihat lihat sepertinya kamu anak sma ya?" jawab dokter tersebut.

"Betul Dok, kalau begitu saya akan mencoba menghubungi keluarganya" Ansel pergi dari situ.

dia mondar mandir koridor untuk melihat apakah ada solusinya dan dia menemukan solusi satu satunya yaitu menelpon devano.

"Kak Vano, boleh minta tolong ga? ansel minta tolong dijemput dirumah sakit tadi."
ujar ansel dalam telepon tersebut.

"y-ya" jawab singkat devano dan dirinya segera mematikan telepon.

sebenarnya devano tak pulang malam itu, dirinya hanya pergi kerumah bram dan minum alkohol.

Kepalanya Sangat Pusing Namun devano menahanya dan memutuskan untuk pergi kerumah sakit tersebut.

Beberapa menit berlalu dan devano sudah berada dilobby rumah sakit menjemput ansel.

ansel keluar dan segera naik motor devano, saat perjalanan hawa mengantuk menyelimuti lelaki tersebut, kantuk yang amat berat terpaksa dia tahan.

"Kita Kerumah Orang tua andre ya? Ansel mau bicara sama mereka" ujar ansel membuka pembicaraan.

"Dimana Rumahnya?" Jawab devano yang bingung.

"Jalan Merpati Gang Mawar No 54" ansel singkat menjawab hall tersebut.

Devano Melanjutkan Laju Motornya Nyaris Saja Dia Tak Melihat Truk Melintas Disampingnya Karena Pengelihatanya Kabur.

Tiba Tiba Saja.
Devano Menghentikan Motornya Ditengah Jalan  Dia Menurunkan Ansel disana Dan...

"Kak Ada ap-" ansel panik.

Devano Tak Berkata Apa Apa Dan Langsung Memeluk tubuh mungil Ansel Dengan .

Devano Berbisik
"Gua Bakal Cegah Lo Suka Andre"

"K-Kak! Jangan Gila!" Ansel Menarik diri.

"Cepet kak Ayo Ke rumah Ibu andre!" ansel membentak.

"Buat apa sih ngurusin anak tai itu hah !?" andre membentak untuk pertama kalinya kepada ansel.

"Andre dalam Bahaya set*n!" Ansel berteriak ketelinga devano dan memekakan telinga devano.

Jangan lupa vore sayang! jangan jadi silent reader yuk! biar author tambah cinta, dikomen juga ya hehe.

RatriKala - Malam HariWhere stories live. Discover now