RatriKala Bab - 21

2 2 0
                                    

"Jelasin Andre Kenapa Sayang? Hm?" Devano menggoda ansel.

"Ga Lucu! Cepet!" ansel  segera menaiki motor devano.

tiba dirumah andre ansel segera masuk dan ingin menemui ibu andre.

Namun Rumah andre Sepi dan sunyi, Kemana Ibunya?

"Loh, Kok Rumah andre sepi" ansel bertanya tanya

Ternyata devano menyadari sesuatu bahwa rumah tersebut sepi tak ada orang didalamnya karena lampu rumah tersebut mati, gelap dan aneh.

namun andre menemukan satu selebaran kertas brosur bertuliskan

"Mengenang tujuh hari kematian ibu novia"
Disekitar Meja Depan.

"Novia Siapa?" Tanya andre ke ansel.

"Kakak Kenal? ini dia itu ibu andre buk novia" ujar ansel menjelaskan.

Andre memberikan selebaran kertas tersebut ke ansel, dan ansel yang membacanya sangat kaget akan hal tersebut

"G-Ga Mungkin Kak!" Air Mata Mulai Mengalir dari mata nya.

ansel tertunduk menangis sejadi jadinya.
angin yang bertiup sepoi sepoi meredam bunyi tangisan gadis tersebut.

ansel tersungkur ketanah, devano arga sangat kaget akan hal tersebut dan segera membantu ansel berdiri.

"Udah, Kita Cari Solusinya Ya Mungkin Ada Ayah Andre?" Devano berkata

"G-Gak! Ayah Andre Udah Meninggal dari enam tahun lalu!"  ansel membentak.

namun gadis tersebut segera berdiri dan menaiki motor devano bagian belakang untuk mencari kerabat andre.

"Mau Kemana Sel?" jawab devano yang berada diatas motornya membonceng ansel.

"Ke sodara andre" ansel berkata dengan lantang dan menunjukan alamat rumah sodara andre satu satunya.

devano nampak tak asing dengan rumah tersebut rupanya itu...

markas Musuh Devano, Bites Rupanya Ketua Dari Geng Tersebut adalah kerabat satu satunya andre, Dion Laksio Nama Kerabat Andre.

Saat Ansel Berbicara Dan Segera Keluar Bersama Dion, Devano Menatap Sinis.

"Woy Dion! Gua Devano!" Devano teriak kearahnya

mendengar teriakan tersebut dion dan ansel menoleh secara bersamaan, namun menyadari itu dion tertawa cekikikan dan ansel kebingungan.

Dion Menyeringai Sinis kearahnya dan berkata lantang kearah ansel.

"Gua Gamau Tanda Tanganin Bocah Baj*ngan Itu Sel... Lo Tau Sendiri Kan?" Ujar Dion

"Tapi Dion Ini Kerabat Lo Please" ansel bimbang dan ragu. malah tak sama sekali mengurusi devano.

devano mendengar hall itu dan membuat dirinya makin menjadi jadi, rupanya andre kerabat dion dan bahkan dion tak mau menolongnya? bagi devano itu adalah penghinaan yang najis untuk didengar.

"Mau dia mati kek gua gaurusan Sel, Gua Benci Dia! Daripada Urusin Itu Mending gua... Adu Sama Vano, Udah Ah Sana Pergi Masuk Markas Gua atau pulang, serah" Ujar Dion Dan segera pergi mengambil motornya dan segera menaikinya agar bisa mengejar devano.

Ansel sangat kecewa terhadap sikap dion. dirinya memang membenci kerabat andre sejak lama.

Ansel pun kebingungan Mengapa devano dan dion seperti rival? dia tak menghiraukanya dan segera berlari kearah devano yang menunggunya namun berjaga jaga.

Ansel menaiki motor devano dan dion tersentak.

"Ansel Set*n Lo Temenan Sama Devano? Cocok Deh Sama Andre!" Ujar Dion memanas dia berhenti dan devano segera menancapkan gasnya

motor devano be4ada dikecepatan yang sangat tinggi ansel yang ketakutan memeluk devano tanpa sadar dari belakang.

jantung devano berdebar seketika namun dirinya hanya menutup mulut.

Mereka memutuskan Untuk Pulang Karena Jam Operasional Rumah Sakit Sudah tutup karena saat itu menunjukan pukul 03:43 malam.

  Mau Lanjut? Komen dan vote yuk! jangan jadi Silent Readers sayang!

RatriKala - Malam HariWhere stories live. Discover now