Chapter 120 ♗

88 18 10
                                    

-- 24 Ocbert, 1768 (3)

Valias memandangi datar apa yang kini sudah terlebih dahulu terpasang di pergelangan tangannya. Melepaskannya membutuhkannya dicabut paksa olehnya sendiri. Apakah itu diperlukan? Valias tidak akan menyakiti dirinya sendiri ketika kenyataannya tidak ada keharusan untuknya melakukan itu. Untuk sementara waktu dia akan membiarkannya tetap di sana. Dia akan bertanya pada Frey apakah dia butuh untuk memilikinya. Jika Frey mengiakannya baru Valias akan mencabutnya dan menyerahkannya pada Frey.

Sebelum dia pergi dari sana dia menyempatkan dirinya memeriksa tempat kristal tadi itu tergeletak. Hanya tergeletak di sana saja membuat area di sekelilingnya rusak terinfeksi oleh retakan rambat hitam yang menandakan terjangkitnya ekosistem di sana suatu penyakit yang bersumber dari kristal hitam tadi.

Jika area seluas ini rusak karena satu buah kristal ini, bagaimana dengan dirinya sendiri nanti? Kristal itu tertanam di area urat nadi pergelangan kirinya. Akankah keberadaan kristal itu menambah buruk kondisi tubuh Norra yang sudah cukup memprihatinkan?

Valias memberitahu Kei kalau mereka sudah bisa pergi dari area danau itu. Lalu memberitahu Edgar dia sudah bisa membatalkan sihirnya. Oza memandangi Valias dari tempatnya dengan mata meneliti atas bawah sana sini Valias.

"Apa yang terjadi? Ada apa dengan tanganmu? Kau hampir batuk darah?"

"Tidak. Tadi itu rasa mual. Aku tidak berdarah." Valias menunjukkan apa yang kini ada di tangan kirinya. "Kristal yang tadi ada di sana menanam dirinya padaku yang menyentuhnya."

Oza merinding melihatnya. Tertanam pada area urat nadi Valias seperti itu, sangat tidaklah natural dan tidak manusiawi. Tampak mengerikan di pandangannya. "Apa, yang akan terjadi padamu? Apakah itu berbahaya? Benda itu akan menyakitimu? Bagaimana kau bisa melepaskannya dari sana?"

"Aku tidak tau." Valias menjawab. "Aku akan memikirkannya di lain waktu."

"Apa yang ingin kucari sudah ketemu. Kita bisa kembali sekarang. Tapi aku ingin menelusuri kembali jalan yang sebelumnya sudah kita lewati. Kita gunakan sihir berpindah ketika kita sudah keluar dari area bawah tanah ini."

Oza menghembuskan napasnya penat. "Terserah."

Begitu mereka sudah ada di area dekat lubang keluar itu, Oza menyadari ada sebuah cahaya redup bersemayam di balik dinding tersembunyi di balik tanaman rambat. Dia memanggil Valias memberitahunya apa yang dia lihat. "Hei Tuan Muda. Aku melihat sesuatu di sana. Kau mau memeriksanya?"

Valias melihat ke arah dinding dengan tanaman rambat yang ditunjuk Oza. Ada sebuah pendar cahaya berwarna putih selayaknya sebuah pendar yang dimiliki oleh kristal-kristal area tadi. Yang satu ini, mengapa mempunyai habitatnya sendiri terpisah dari yang lainnya?

Kei menggunakan pedangnya yang tersarung untuk mengangkat tumbuhan rambat itu dari menghalangi pandangan mereka pada apa yang ada di baliknya. Itu sebuah kristal yang berwarna putih, mempunyai bentuk berbeda dari yang sebelumnya sudah mereka lihat yang berbentuk seperti patahan stalagmit. Yang kali ini, memiliki bentuk yang lebih serupa emerald.

Ketika Valias memandangi keberadaan kristal dengan bentuk cukup unik dari yang lainnya itu, Valias menyadari keberadaan sebuah bunga menguncup di sebelah kristal itu. Bertepatan sekali di saat itu, sesuatu serupa duri terlontar dari mulut bunga berbentuk kuncup itu, menggores sisi leher Valias. Dia sudah memiringkan kepalanya mengelak tapi dia tetap sudah lebih dulu berada di area yang membuatnya terkena goresan.

Kei menyadari apa yang baru saja terjadi, menggunakan ujung pedang tersarungnya menghancurkan bunga yang tadi itu.

Valias merasakan sedikit perih di lehernya tapi dia tidak tergerak memeriksanya. Sudah pasti ada luka gores di sana. Dia akan meminta Alister mengobatinya nanti.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now