PWM || Mabuk - 1

292 36 2
                                    

Sejak kasus penculikan terjadi, sikap Phayu terhadap Rain semakin overprotektif, terlebih lagi setelah pernikahan mereka yang sudah berjalan, selama satu tahun.

Ruang gerak milikinya, terasa terbatas. Ia hanya berada di samping Phayu dengan pekerjaannya di kantor, yang didirikan Phayu sebelum kelulusan Rain.

Rain tahu kenapa Phayu sangat menjaganya, ia memahami hal tersebut. Tetapi, seiring berjalannya waktu, Rain merasa bosan. Dirinya hanya diizinkan bepergian, di saat mereka berdua libur, atau jika Phayu mengambil lembur, dan Rain diberi istirahat, ia hanya bisa pergi dengan Sky atau Saifah.

Namun, ketika Rain akan berpergian bersama salah satu dari mereka, selalu ada hambatan yang berakhir tidak jadi pergi. Menyebabkan dirinya, berbaring di tempat tidur selama libur.

Seperti saat ini, meski waktu sudah menunjukkan siang hari, ia hanya keluar kamar untuk memakan sarapan buatan Phayu. Lalu kembali ke kamar dan berguling di kasur dengan ponsel, di genggaman tangan kanannya.

Rain mengambil posisi tengkurap, setelah memikirkan apa yang akan dia lakukan, untuk mengusir rasa bosannya.

Ia mengetikkan sesuatu, di ruang pesan obrolan bersama teman-temannya.

Rain
Aku bosan, bisakah kita pergi bersama, hari ini?

Sig
Ada apa kawan, apakah kamu akan mati karena bosan?

Sky
Jangan memikirkan hal yang aneh, Rain.

Rain
Aku? Tidak.

Por
Aku khawatir, tetapi jika kamu ingin pergi, kamu bisa bergabung dengan kami di bar malam ini.

Rain
Kalian sudah merencanakan itu, tanpaku? Huh, teman macam apa kalian.

Sky
Apakah kamu, sedang berakting amnesia? Kamu lupa, jika suamimu ... intinya seperti itu.

Sig
Kami masih ingin hidup Rain, aku belum memiliki lima pacar dalam satu hari, kasihanilah aku🤧

Por
Menjijikkan sekali dramamu Sig. Jika kamu memang memiliki keberanian dan ingin bergabung, datanglah ke bar yang dulu.

Rain
Aku ikut.

Sky
Jangan bilang, kami tidak memperingatkanmu.

Rain
Ya, aku tahu. Sampai jumpa.

Ia mengalihkan ruang obrolannya, menjadi pesan pribadi dengan Phayu.

Rain
Phi, kamu masih bekerja? Telepon, aku kalau kamu sudah istirahat.

Rain menaruh ponselnya di laci, kemudian berjalan ke arah pintu untuk pergi ke lantai dasar, mengambil minum, dan camilan. Namun, belum sempat dirinya membuka pintu, terdengar nada dering dari ponselnya.

Ia berlari dan mengambil ponsel. Bibirnya melengkung, membentuk senyuman, saat melihat si penelepon. Rain menggeser panggilan jawab dengan cepat.

"Apa yang ingin kamu bicarakan, istriku?"

"Aku masih belum terbiasa dengan panggilan itu, eumm ... itu tidak penting sekarang. Phi, izinkan aku pergi bersama teman-temanku, ya, aku mohon," pinta Rain, dengan suara khas memohonnya.

PLAYING WITH MEWhere stories live. Discover now