CH. 76 Dibalik Layar

1.1K 208 13
                                    


    Malam itu hujan turun dengan deras mengguyur seluruh ibu kota Kekaisaran termasuk Akademi Kekaisaran. Terdengar guntur bergemuruh begitu kuat dengan beberapa silau dari kilat yang melukis langit malam.

   Zehan memandang pada derai air hujan yang mengalir melalui kaca jendela. Udara begitu dingin membuat Azrey dengan peka menutupi tubuh Zehan dengan selimut tebal yang berbahan bulu halus. Ini membuat Zehan nyaman untuk melanjutkan kegiatannya memandang hujan penuh kilat.

   "Tuan, kenapa tuan menyamar menjadi seorang perempuan? " Tanya Azrey sembari membawa Mug besar berisi teh hangat untuk Zehan. Tak lupa Azrey memeras sedikit jeruk lemon pada Teh Zehan. "Ini minumlah selagi hangat. " Azrey menyodorkan Mug berisi teh itu.

   "Terima kasih. " Ucap Zehan yang langsung menyeruput pelan teh lemon buatan Azrey. "Ini enak. " Zehan terlihat sangat menyukainya yang membuat Azrey tersenyum.

    "Aku menyamar menjadi perempuan karena ingin tahu seperti apa Nona Ashley itu. Karena yang ku tahu jika kakakku dekat dengan Nona Ashley. " Jelas Zehan.

    "Baiklah, lalu dari mana baju perempuan yang tuan kenakan waktu itu? " Tanya Azrey serius.

     "Aku meminjamnya dari Crystin. Tentu saja aku meminjam baju pelayan bukan baju miliknya. "

     "Ah, jadi begitu. Lalu bagaimana hasil nya setelah hampir seminggu bolos dan malah menyamar menjadi Vivian? " Azrey kini memberi senyum ledekan.

    "Sangat menyenangkan! Kau tahu, Nona Ashley sangat cantik dan baik hati. Dia juga sangat pintar dan akkkhhh... Dia nyaris sempurna. Aku benar-benar menyukai Nona Ashley. Dan aku tidak sabar melihat kakakku akan menikah dengan Nona Ashley. " Ucap Zehan bersemangat. Katanya tidak berbohong jika ia dalam perasaan bahagia.

    "Baiklah jika begitu berhentilah untuk berpura-pura menjadi Vivian. Aku merasa jika tindakan itu sangat berbahaya. "

    "Bahaya apanya? Tidak ada yang bisa menyakiti-ku... Eh,. " Zehan berhenti bicara. Matanya menatap ke bawah. Itu seperti mengingat sesuatu yang telah terjadi.

    "Ada apa tuan? " Tanya Azrey khawatir.

    "Berjanjilah kau tidak akan marah setelah aku mengatakan hal ini. " Ucap Zehan serius kali ini.

Azrey tentu saja merasa khawatir, apa yang terjadi beberapa waktu ini sehingga ia tidak mengetahui apa yang di alami oleh Zehan.

    "3 hari yang lalu, saat aku pulang dari kelas Nona Ashley. Ada seorang pria paruh baya. Ia menawariku sebuah pekerjaan dimana ia memberiku 100 fabel. Bukankah itu cukup banyak? Dan pria itu bilang aku hanya bertugas untuk menemaninya saja ke suatu tempat. "

    "Lalu? " Azrey semakin penasaran.

    "Tepat sehari yang lalu, pria paruh baya itu kembali menjemput ku, kali ini menggunakan kereta kuda. Dan membawaku kesebuah tempat rahasia. Aku mencoba mengingat peta untuk pergi kesana. Tetapi saat hampir sampai di tempat mereka menutup mataku dan membuka mataku saat berada di dalam gedung. "

Mendengar hal itu, Azrey tentu saja marah pada Zehan. Ini lebih ke perasaan dimana kau mengkhawatirkan seseorang.
Dengan kedua bahu Zehan yang di cengkram oleh Azrey, mata itu memancarkan perasaan sedih. Ini seperti Zehan tidak mempercayai Azrey dan lebih memilih Melakukannya sendiri.

    "Kenapa tuan melakukan semuanya sendirian? Bagaimana jika terjadi sesuatu pada tuan, tuan menyamar menjadi seorang perempuan dan tuan Zehan tahu jika perempuan lebih sering mendapat kekerasan dan ketidakadilan di dunia ini. Bagaimana jika tuan sampai terluka. " Ucap Azrey dengan suara lirih. Mungkin saja ia akan menangis setelahnya.
 
    "Jangan khawatir saat ini aku hanya bertugas sebagai pengantar paket untuk mereka pada beberapa bangsawan. "

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother Where stories live. Discover now