The Guy in the Dream || Winner & Loser

61 6 42
                                    

Tidak tahu ini kali ke berapa, kaki berpijak di tempat tak dikenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak tahu ini kali ke berapa, kaki berpijak di tempat tak dikenal ..terlalu fantasi tuk disebut kenyataan. Sama sekali tak menyangka bumi akan memiliki sisi seindah ini, barangkali lebih pantas disebut surga.

Andaikata sungguh di bumi, dan ada manusia mengetahui letaknya ..yakin sekali tempat ini akan sirna hanya dalam satu malam. Tidak munafik, ketamakan adalah sifatnya manusia. Satu presensi mungkin tidak berarti, tetapi jika dilakukan berulang dan dalam jumlah besar ..gunungan serta hamparan batuan amethys di tempat ini akan lenyap tak bersisa.

Tempat ini sungguh seperti surganya batu amethys. Sejauh apapun dan kemanapun retina mengarah, entitas berharga berwarna ungu itu akan memenuhi pandangan. Setiap sudut, bertabur pesona teramat mewah. Sebuah misteri menakjubkan di balik bias keunguan yang berpendar terang dari lanskap. Lengkap sudah yang bertebar, ..di sepanjang tepi jalan yang diapit bebatuan amethys, disana pula bunga-bunga tumbuh. Tidak tahu jenis apa, yang jelas semua aksennya berwarna ungu.

Atensi yang berpendar pada akhirnya terpaku pada sosok —tak kalah menakjubkan— di sisi. Tidak tahu sejak kapan diri menyukai ..bagaimana sepasang netra jernih itu mengkilat, bercahaya. Berbinar luar biasa, antusias teramat tinggi ..mengamati sejauh alam ungu ini membentang. Seulas bunny smile yang menghiasi, semakin terlihat menarik. Menyempurnakan rupanya ..yang tampan.

Tentu saja, ia tak akan mengelak.

Sekalipun sampai detik ini ia tak tahu siapa nama sosok lelaki —fatamorgana— itu. Diri terlalu sadar untuk menganggapnya nyata. Tetapi tidak munafik, diri tidak pernah menolak kehadiran sosok lelaki itu. Tak akan menyangkal kenyamanan semu setiap kali dia datang, dan tentu saja ..ia tak akan menyangkal betapa rupawan wajahnya. Setiap jengkal aksen yang tertera di wajah mungil itu, ia mengaguminya.

"Bolehkah aku mengambilnya ..setidaknya satu?"

Satu lagi, ia teramat menyukai setiap kali lelaki itu bersuara. Betapa mengalun indah, mendayu menghanyutkan perasaan. Dilengkapi cetak gemas yang terpatri di seraut wajahnya, sesempurna itu dia mampu meluluhkan hati. Kilat basah di sepasang mata jernihnya, menenggelamkan kagum hingga ke dasar.

Hati sungguh tidak bisa menolak lelaki itu.

Maka kepala terdorong tuk mengangguk, sekalipun tidak cukup memahami hal deduktif apa yang diinginkan lelaki itu. Tetapi sama sekali tidak menyesal, manakala keputusan lantas berbalas semangat membuncah disela antusias. Lelaki itu nyaris melonjak kegirangan. Dengan tidak sabaran beranjak menuju sesuatu yang diinginkannya, tetapi teramat hati-hati kala mulai menyentuh. Terlalu dengan hati, seperti ..ingin memetik tanpa ingin melukai.

"Woah.. cantik sekali!"

Terlihat jelas sekali di sudut pandang sini ..bagaimana titik hitam di tengah netra lelaki itu sontak melebar, mempertipis bias keemasan yang menjadi warna mutlaknya. Reaksi sederhana yang sudah teramat menjelaskan, sudah berada di titik level mana rasa takjub lelaki itu saat ini. Melihat keajaiban ..begitu bunga itu terlepas dari pangkal tangkai lalu beralih pada tangannya, seketika bias keunguan berpendar indah dari kelopaknya.

Soul JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang