Chapter 128 ♗

115 16 12
                                    

a/n: belum ku proof read

Chapter ini panjang. Aku nulisnya lancar banget, tapi agak kepayahan juga lololol

07:04: belum dicoba baca samsek. Bisa jadi bakal ada banyak typo dan salah ungkit nama. Belum kuhalusin juga reading experience nya. Mau bobo dulu v( ̄∇ ̄)v~ちわ

Update: sudah di-proof read...

________________

Berada di paviliun mage dia meminta Vetra membuatkannya perkamen yang akan membawanya kepada gua tempat teman-teman Kei menetap. Memanfaatkan potongan robekan sebelumnya. Beberapa dari mereka. Yang akan memudahkan Kei sekaligus juga dirinya sendiri dari berpindah-pindah antara paviliun mage dan gua itu.

Setelah sebelumnya hanya Vetra lah yang membuatkan perkamen-perkamen itu, Rhinel, Sheena, Rodnell dan Jowan kini mengajukan diri agar mereka turut membuatnya. Karena membuat perkamen-perkamen itu membutuhkan seporsi mana yang harus dialirkan sang pembuat kepada gambar lingkaran sihir yang dibuat di atas kertas perkamen itu. Jika Vetra terus-terusan sendirian membuat mereka yang dibuat dalam jumlah yang beberapa itu lama-lama mana nya akan habis juga.

Valias tidak menyadari itu sebelumnya dan menjadi dibuat meminta maaf. Vetra menggoyangkan kedua tangannya memberitahunya dia melakukannya karena memang merasa mana nya cukup banyak. Jika di suatu waktu dia merasa mana nya sudah akan menipis pun dia pasti akan lebih dulu memberitahu Valias.

Wajah Kei menggelap mempertanyakan apakah kelima mage itu bisa dipercaya. Karena Valias benar-benar membocorkan tempat keberadaan teman-temannya. Remaja itu berkata, kalau mereka adalah orang-orang yang bisa dipercaya. Karena di dunianya pun mereka telah banyak membantunya.

Vetra jadi tercenung mempertanyakan apa yang dirinya maksud. Membantunya seperti apa?

Valias lantas menjelaskan sedikit sembari kelima mage itu membuat perkamen bagian mereka masing-masing untuk Valias nanti. Dia menceritakan tentang di dunianya dia dan Frey memungkinkan mereka para mage kembali ke Sinfhar, membantu mereka dalam melawan Jorel, lalu berikutnya mereka pun mengatakan kalau mereka akan sepakat untuk membantu Hayden dalam penyerangan itu selama mereka diposisikan sebagai tenaga tempur jarak jauh. Jowan tertegun soal itu.

Sampai seperti itu? Dia mempertanyakan kenapa segalanya seperti berbeda sekali. Yang Mulia Putra Mahkota tidak mati. Dia menjadi Raja. Dengan mereka ke Sinfhar dan Jorel diturunkan hingga Caessar menjadi gubernur Sinfhar yang baru, pastinya Sinfhar yang ada di dunia asal remaja itu tidaklah hancur seperti sekarang. Teman-teman mereka tidak akan mati, kakaknya pun, Caessar, masih hidup.

Sinfhar yang keberadaannya asing bagi kerajaan-kerajaan lain di Reiss. Yang sekelilingnya dikubahi oleh tabir sihir ilusi yang membuat siapapun tidak akan bisa melihat kehadirannya dari luar, yang hanya bisa dimasuki jika mereka menggunakan sihir berpindah masuk secara langsung ke area titik berpindah Sinfhar di pusat kota.

Kabar yang mereka dapatkan dari salah satu teman mereka di Sinfhar yang berhasil selamat dan pergi ke Hayden menemui mereka yang ada di paviliun mage istana Hayden, Jorel mengundang seseorang masuk ke dalam Sinfhar, lalu orang itu menciptakan suatu sihir berbentuk sebuah bola hitam, yang hanya terus membesar melahap semua yang ada di sekelilingnya, hingga Sinfhar kini sudah tidak ada lagi. Segalanya rata dengan tanah. Teman-teman mereka yang di Sinfhar yang tidak selamat kebanyakan tidak bisa menggunakan sihir mereka, sudah bisa diduga karena jalanan Sinfhar banyak diimbuhi oleh batu yang memurnikan mantra. Teman mereka yang berhasil selamat itu pasti berhasil membawa dirinya masuk ke area ruang bawah tanah yang biasa mereka jadikan balai pertemuan rahasia mereka para mage muda akademi itu. Tapi yang lainnya, termasuk kakaknya, kini mereka hilang tidak diketahui keberadaannya. Tidak sulit untuk Jowan mangasumsikan mereka yang dilahap sihir hitam itu sudahlah mati. Tapi di saat yang bersamaan Jowan juga berharap agar mereka sungguhan mati saja. Karena lebih menakutkan rasanya untuk mempertanyakan bagaimana nasib mereka sebenarnya ketika dirinya bersikeras menganggap kalau mereka hanya hilang. Hilang sama dengan kemungkinan mereka masih hidup. Tapi dia bahkan tidak tau apakah sebenarnya mereka baik-baik saja. Setidaknya, jika mereka memang mati, maka setidaknya mereka pasti tidak akan dalam keadaan tersiksa sekarang.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now