18|Gerriando abraham w

99 10 0
                                    

Akan selalu aku usahakan ruang tenang untukmu di hidup ini...

Tak akan ku biarkan kau kehilangan peran dari ku dalam hidupmu...

Tak akan ku biarkan kau berjalan sendirian, mengarungi samudra yang luasnya tak terhingga ini...

Kelapangan jiwaku, tak akan pernah hilang untuk dirimu...

Semuanya telah ku persiapkan dengan matang dari sini. Kau tak akan pernah merasa kurang, dalam hal apapun...

...

"I-b-u..."

"Bu..."

"A-y-a-h..."

"Yayah..."

"Wahhh pintarnya anak ibu..."

Bayi berumur 8 bulan itu sudah bisa menirukan beberapa kosa kata yang ibu nya ucapkan, membuat sang ibu gemas dibuatnya.

Serayu mengangkat tubuh gempal geri, mengecup pipi gembilnya gemas hingga membuat sang empu terkekeh karna merasa geli.

"Bu...bu...yayah..."

"Iya ini ibu...ayah lagi kerja, sebentar lagi ayah pulang yaaa...Sekarang geri main sama ibu dulu, oke?"

"Te..."

Tak henti-hentinya serayu menciumi pipi milik anak nya itu, kegemasan serayu benar-benar tak ada habisnya untuk geri.

Serayu memutuskan untuk mengambil cuti melahirkan lebih lama. Ia tak pernah mengambil hak cuti nya sebelum ini, sengaja karna memang ia sudah berencana akan menggunakan hak cuti nya untuk mengurus geri.

Jovandra memberikan dua pilihan untuk serayu. Mau dicarikan suster untuk geri agar serayu tetap bisa bekerja, atau mau fokus untuk mengurus geri namun tak dapat lagi bekerja.

Sebenarnya itu bukanlah sebuah pilihan bagi serayu.

Wanita itu bilang kalau akan membawa geri saat bekerja, yang tentu saja di tolak mentah-mentah oleh jovandra. Selain potensi mengganggu pekerjaan serayu, ia juga khawatir akan kondisi tubuh si kecil yang mungkin kelelahan jika harus menemani sang ibu bekerja ke rumah sakit.

Karna tak ada yang mau mengalah, akhirnya serayu memilih untuk membuka praktik di rumah nya sendiri saja. Jovandra pun menyetujui akan hal itu.

Segala izin yang dibutuhkan sudah diurus oleh pasutri itu. Kini serayu benar-benar punya tempat praktik sendiri di dalam rumah mereka.

Geri bukanlah tipe bayi yang rewel dan suka tantrum. Serayu sangat bersyukur karna geri bisa memahami situasi ini. Meskipun masih dalam waktu cuti, bayi itu tetap saja mengerti ibunya.

Seperti saat serayu harus mengemas rumah, geri tak akan membuat serayu kerepotan dibuatnya. Yang terpenting serayu sudah memberikan asi kepada anaknya.

Tak jarang juga geri tertidur saat sedang bermain, seperti saat ini. Berujung serayu membuka ipad kerjanya dan mengecek beberapa data pasien yang akan mulai berkonsultasi kembali dengan dirinya.

"Ayah pulang..."

Suara bariton milik seorang laki-laki terdengar melingkupi lantai bawah rumah mereka. Serayu segera bergegas menghampiri suaminya. Mengambil alih sebuah jas yang ada di sebelah tangan jovandra.

Laki-laki itu tak lupa untuk mencium istrinya.

Mencium kening serayu adalah amunisi yang wajib di lakukan sebelum dan sepulang bekerja bagi jovandra.

"Istirahat dulu, biar aku siapin air buat kamu mandi"

"Geri dimana, bu?"

"Geri tidur jo, tadi aku ajak main eh anaknya malah tidur. Jadi aku cek kerjaan tipis-tipis tadi"

Memeluk Luka [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now