29|kesembuhan

109 11 0
                                    

Menangislah!
Kenapa tertawa?
Lihat! tubuhmu penuh luka!
Menjeritlah!
Jangan menyeringai sadis
Lihat! Tanganmu tengah teriris!

Terisaklah!
Bukannya tersenyum
Lihat! Bibirmu tak lagi ranum!
Jangan lanjutkan!
Darahmu sudah berceceran!
Hentikan! Tolong dengarkan!

Tertawa keras
Menyeringai sarkas
Tersenyum tandas
Kau, tak waras?
Atau, kau gila?
Beginikah caramu bahagia?
Terus-terusan menyiksa raga!
Hanya karena dunia dan gundahnya?

Ingat! Itu semua percuma
Tanpa ada izin dari sang esa
Siasatmu tiada guna
Sekarang, tolong sudahi
Jangan lanjutkan langkahmu lagi
Ini sudah terlalu tinggi

Hei, kenapa kau cekikikan?
Harusnya kau kesakitan
Tali itu menjerat dan menyesakkan bukan?
Ayolah, jangan berayun begitu
Sebentar lagi tubuhmu kaku
Wajahmu saja sudah membiru

From @nurul wulan suci

...

Pov jovandra

Aku sendiri lagi...

Menjalani hidup di dalam ruang hampa dan kelabu, berjalan diatas tumpuan batu yang entah kemana membawa langkahku pergi.

Kali ini bukan tuhan yang membuatku kembali merasa sepi. Namun aku sendiri yang meminta nya untuk pergi, sebelum lebih tersakiti...

Ternyata, melihat raga yang masih bisa direngkuh, namun tak lagi kita miliki itu rasanya tak jauh berbeda dari sebuah rasa sesak ditinggalkan karna sebuah kematian.

Semua memang salahku.

Aku yang membawa mereka masuk kedalam hidupku yang penuh luka. Membawa mereka untuk melengkapi kepingan puzzel yang telah hilang terbawa ombak di lautan.

Sejak awal aku sudah tau akhir dari cerita buku yang sedang ditulis oleh serayu, tapi aku tetap berusaha membantunya memberikan sebuah kata untuk ia tulis di dalam buku itu.

Maaf karna kehadiranku, membuat jalan ceritamu begitu pilu...

Kini aku telah melepaskan wanita itu seutuhnya. Setelah segala rasa sakit yang aku torehkan di hatinya, dengan mudah ku bilang jika aku melepaskan dirinya demi sebuah kesembuhan.

Wanita yang selalu mengusahakan hidupku, yang telah rela mengorbankan satu bagian hidupnya hanya untukku. Kini wanita itu sudah ku lepaskan seutuhnya.

Ia tak menyerah

Tapi akulah yang menyerah dengan keadaan. Bahkan aku tak pernah bisa berdamai dengan keadaan itu. 

Rasanya, aku seperti orang yang paling bodoh di muka bumi ini, karna telah menyiakan seorang wanita yang mungkin tak ada duanya disini.

Aku menolak sebuah anugrah dari tuhan, demi sebuah kemustahilan yang selalu aku minta kepadaNya. 

Untukmu serayu denada, jika memang aku lah penyebab utama atas kehancuran hatimu yang hampir lebur itu, maka tolong ampuni aku disini...

Dan berbahagialah selalu, mau dibawah langit manapun kau berpijak. 

Semoga tuhan selalu memihakmu dalam segala hal dan keadaan apapun itu...

Semoga, segala kelapangan hati serta jiwa yang telah kau berikan untukku selama ini, bisa memudahkan segala urusanmu di bumi...

Memeluk Luka [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now