22 IDC : Cwk mokondo

53 4 1
                                    

Liam yang sudah berumur tujuh bulan sudah mulai memakan MpAsi aka makanan pendamping asi.

Seperti pagi ini, Airin sedang menyuapi Liam dengan bubur bayi yang ia buat sendiri dengan bahan-bahan yang sehat bergizi tentunya.

"Lahap banget sayangnya Buna. Enak ya makanan bikinan Buna??" ucap Airin sambil mengelap bibir belepotan Liam.

Liam mengoceh dengan bahasa bayinya yang gemes.

Ting-nong.

"Bentar ya sayang. Buna buka pintunya dulu, ada tamu." Airin menaruh mangkuk makanan Liam di meja dan pergi ke depan untuk membuka pintu.

Airin membuka pintunya dan ternyata Alex yang datang. "Ayah, kirain siapa. Kenapa gak langsung masuk aja? Pake tekan bel segal- ini koper sia--" saat mata Airin tertuju pada koper dan tas yang Alex bawa lalu kepada seorang wanita yang datang dari balik mobil sambil menggendong seorang anak.

Airin mematung, tak ia sangka dan tak ia duga kalau Alex akan membawa Wanita itu kemari. Tanpa bicara apapun Airin langsung masuk, membawa Liam masuk ke kamarnya.

"Sa-sayang." Alex mengejar Airin yang di ikuti wanita itu, setelah masuk Alex menaruh kopernya dan menyusul Airin ke kamar, untungnya tak ia kunci.

Di kamar Alex lihat Airin duduk di ranjang sambil membelakangi pintu masuk dengan menggendong Liam yang terlihat kebingungan itu. Segukan Airin juga tak luput dari penglihatan Alex.

"Sayang, aku bisa jelasin. Dia.."

"Stop A stop. Aku lecewa sama kamu." ucap Airin sedikit teriak dan tanpa menoleh.

"Jangan teriak gitu sayang, nanti Mochi kaget." bujuk Alex.

"Kalo kamu gak mau aku teriak. Mending kamu keluar dari sini dan bawa wanita itu keluar dari rumah ini."

Bukannya keluar dari kamar Alex malah mendekat dan berlutut di depan Airin.

"Maafin aku sayang. Aku bingung harus bagaimana lagi, antara kamu dan dia,, aku gak bisa apa-apa." mata Alex mulai berkaca-kaca, tak kuasa melihat sang istri menangis.

"Aku pengen sendiri. Tolong kamu keluar." Alex mengambil alih menggendong Liam dan memeilih untuk membiarkan Airin sendiri terlebih dahulu.

*

Alex membuka pintu karena Billy datang. Billy langsung masuk dan mematung melihat wanita yanh ia sebut Mamih itu di hadapannya.

"Bil." Mamih langsung memeluk Billy saat itu juga, sedangkan Billy tak membalas pelukannya.

Sama halnya dengan Airin, Billy pun kecewa dengan Ibunya itu.

"Apa kabar sayang? Kamu baik-baik aja kan?" tanpa rasa dosa sepertinya seorang ibu bertanya demikian kepada anaknya yang sudah hampir 4 tahun ini ia tinggalkan.

"Dimana kak Airin, kak?" tanya Billy pada Alex.

"Dia di kamar. Coba kamu yang bujuk dia supaya keluar."

Setelah mengetuk pintu, Billy pun masuk dan langsung menutup kembali pintu. Di sana ia melihat Airin yang terlihat diam saja. Bedanya, sekarang Airin terduduk di lantai samping kasur sambil memeluk kedua kakinya dan berdiam diri.

"Kak." Billy duduk disamping Airin sambil melipat kakinya seperti Airin dan memandang ke depannya yang kebetulan ada kaca full boddy disana.

Airin mengangkat kepalanya dan menoleh ke Billy. "Hm?"

"Kita harus gimana sekarang?" mereka menatap diri mereka sendiri dari pantulan kaca.

"Yang pasti kakak gak akan maafin dia."

Istriku Dokcan (Dokter Cantik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang