01

16 6 0
                                    

Kepalaku... terasa.. pusing...

Bau amis.. aku melihat darah dimana-mana...

Tubuhku.. tidak bisa bergerak..

Tolong.. Siapapun... Tolong aku....

Aku.. takut...

..

.

Matanya terbuka, nafasnya memburu, keringat dingin bercucuran deras di pelipis dan seluruh bagian tubuhnya. Dadanya naik turun tak beraturan, Ia baru saja bermimpi tentang hal mengerikan. Mengingatkannya tentang masa lalu.

Kepalanya berdenyut denyut terus, sakit sekali, tubuhnya tidak bisa bergerak saking kakunya, tenggorokannya terasa begitu kering hingga satu suara pun tidak bisa keluar.

Jam di dinding menunjukkan pukul 1 pagi, suasana begitu sunyi hingga hanya terdengar suara detak jantung dan bunyi jam.

Tangannya perlahan menyibak selimut, tubuhnya bangkit dari posisi. Ia menundukkan kepala, memijit pelipisnya sejenak, sebelum rasa denyut yang menyerang perlahan-lahan menghilang.

Setelah merasakan ketenangan dalam dirinya, Ia beranjak dari kasur. Melangkah keluar kamar, kepalanya tertunduk ke bawah terus satu tangannya menggenggam sebuah botol berisikan tablet obat.

Kakinya melangkah menuruni tangga, Ia menuju ke dapur. Suasana gelap dan sunyi itu cukup menyeramkan untuknya, tetapi segera Ia tepis pemikiran buruknya.

Tangannya meraih sebuah saklar lampu, dapur seketika terang menyala. Ia melangkah kearah tempat penyimpanan gelas dan mengambil salah satu darinya. Mengisinya dengan air putih lalu mengambil obatnya, Ia meminumnya dengan air.

Menekankan matanya sejenak, menikmati ketenangan dan udara yang keluar-masuk dari paru-parunya. Tangannya menggenggam gelas itu dengan baik.

Kembali Ia membuka mata, tepat matanya mengarah ke kulkas dihadapannya. Kulkas hitam pekat yang menunjukkan bayangan dirinya, dan.. satu orang.

Seketika mukanya berubah drastis, Ia menengok kearah belakangnya. Tepat kearah sosok lelaki bertopeng yang berdiri tak jauh darinya, nafasnya berubah menjadi tak beraturan.

Gelas di genggamannya terlepas, pecah menimbulkan suara nyaring di tengah kesunyian ini. Ia meremat rambutnya dengan kedua tangannya, ekspresi nya ketakutan sekali. Ia mencoba berteriak tapi tidak ada suara yang keluar.

Tubuhnya mendadak lemas dan terjatuh, Ia menatap nanar kearah lelaki bertopeng yang melangkah mendekat kearahnya.

"...J.. Jangan.." Ucapnya terbata-bata.

Lelaki bertopeng itu memiringkan kepalanya.

"B.. Bunuh.. aku.." Mohonnya.

Tatapannya semakin ketakutan saat lelaki bertopeng itu mengangkat tangannya, memegang sebuah pecahan beling gelas dan langsung mengarahkan ke wajah lelaki itu.

"AGHHHHHHHHHHHHHHHH!!"

"Harrison!! Harrison!'

Harrison masih berteriak histeris, menutup wajahnya dengan kedua tangan yang sudah bersimbah darah akibat terkena pecahan dari gelas kaca. Wanita tua itu menatap khawatir sang anak.

"Harrison! Sadar anakku!"

Ibu Harrison mengguncang tubuh anak satu-satunya, Ia masih berteriak histeris tanpa alasan. Membuatnya terpaksa menampar pipi dari anak tunggalnya, membuat Harrison seketika tersadar dari halusinasinya.

Ia melihat ke sekitar dengan panik, lalu berganti kearah sang ibu. "Oh, anakku." Sang ibu langsung memeluk tubuh ringkih itu. Membawanya ke pelukan yang hangat dan menenangkan.

Harrison perlahan tenang, Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Tenang dan tentram, berkat pelukan sang ibu yang membantunya tenang.

Tapi tatapannya berubah ketakutan saat Ia melihat kedua telapak tangannya bersimbah darah, mulutnya bergetar.

"Da.. Darah.." Ucapnya ketakutan.

Ibu Harrison seketika langsung menggenggam kedua tangan anaknya, berusaha menutupi darah yang terlihat jelas mengalir. "Jangan takut sayang, ayah akan memanggil ambulan." Ucapnya mencoba menenangkan.

"Sayang! Tolong panggil ambulan! Harrison berdarah!" Teriak sang ibu.

Nafas Harrison lagi-lagi memburu, jantungnya berdetak kencang, matanya penuh akan ketakutan, keringat dingin kembali bercucuran.

Tiba-tiba pandangannya memburam lalu berakhir menggelap, sekilas Ia masih mendengar teriakan sang ibu. Lalu, seterusnya, hanya kesunyian dan kegelapan yang menemaninya.

FEAR : Smilling Key Donde viven las historias. Descúbrelo ahora