07

6 4 1
                                    

Lelaki bertopeng itu mengibas tangannya yang terkena darah Harrison, Ia meletakkan salah satu tangannya di dada. Terkesan sedang mengenalkan dirinya kembali di hadapan Harrison yang setengah sadar.

"Ini aku, Kellan Axl. Teman sekolahmu."

Mulut Harrison mendadak bungkam, Ia menatap tak percaya kearah sosok dihadapannya. Kepalanya berdenyut sangat keras, membuat pandangannya tak fokus.

Emosinya campur aduk setelah lelaki itu mengucapkan hal yang tidak masuk akal baginya, jadi sosok Axton benar-benar tidak ada?

".. U..kh.. Sialh.. lalu apa urusanmu.. denganku..?" Harrison memegangi keningnya.

Ia menyenderkan punggungnya pada samping meja, menatap waspada sekaligus curiga terhadap lelaki dihadapannya.

Pria bertopeng itu mendengus, "Kau lupa? Aku datang kesini, untuk menagih hutangmu." Jelasnya. Harrison semakin menekuk alisnya, Ia menatap heran lelaki misterius itu.

"Hutang..? Aku tidak pernah berhutang pada keparat.. seperti mu.." Sangkal Harrison.

Lelaki bertopeng itu terdiam sejenak, lalu terdengar kekehan pelan dan berat dikeluarkan. Terkesan menyepelekan ingatan Harrison.

"Kau benar-benar sudah melupakan semuanya. Termaksud jasaku selama ini." Ucapnya.

Harrison berdecak kesal, matanya melirik tajam pria itu. "Cepat katakan, sialan. Kau terus berputar-putar." Protesnya.

Pria bertopeng itu memiringkan kepalanya.

"Aku membantumu agar tidak ketahuan kalau kau pelaku utama dari pembunuhan teman-temanmu."

Mata Harrison membulat sempurna, tiba-tiba Ia beranjak dari posisinya dengan tertatih-tatih. Ia mengacungkan jari telunjuknya, urat menonjol jelas di punggung tangannya.

"Jangan.. berbicara omong kosong!! Aku tidak membunuh teman-teman ku! Kau lah yang membunuh mereka!"

Lelaki bertopeng itu terlihat begitu tenang dan santai, Ia memasukkan kedua tangannya ke kantung celana. Menggendikkan bahu tak tahu. "Aku hanya mengucapkan fakta." Balasnya.

Harrison meremat rambutnya sendiri, Ia berteriak kesal. "TIDAK!! Ini hanya kebohongan! Kebohongan! Aku tidak membunuh mereka! Sosok Axton itu yang membunuh mereka!!" Sangkalnya.

"Kau tidak sadar juga? Padahal keberadaan ku sudah menjadi bukti untukmu."

Mata Harrison bergerak gelisah, Ia menatap penuh kebencian dan ketakutan kearah lelaki bertopeng itu. Ia sangat benci, sangat membencinya hingga emosinya memuncak sendiri.

Tiba-tiba Harrison menerjang lelaki itu, memaksa membuka topeng yang menghalanginya daritadi. Pria itu tidak melawan, tetapi kaitannya begitu kuat hingga sulit membukanya.

BRAK!!

Topeng itu terlepas begitu saja, terlempar kearah lantai yang membuat suara benturan yang keras. Harrison terdiam sejenak menatap wajah asli dari pria bertopeng itu.

Kedua manik saling bertemu, "Kenapa? Kau baru mengingatnya?" Tanya pria yang memanggil dirinya sebagai "Kellan Axl".

Nafas Harrison mendadak memburu, wajahnya begitu marah. Tangannya terkepal kuat dan melayangkan beberapa tinju ke wajah lelaki tersebut, semakin kencang pukulan itu semakin menyebabkan luka parah. Darah mulai mengotori tangannya.

Harrison perlahan berhenti saat melihat reaksi lelaki tersebut, Ia menatap wajah yang sudah dipenuhi darah dan luka lebam. Kepalanya mengarah samping akibat pukulan keras tadi.

Ia pikir pukulannya terlalu keras yang membuat lelaki itu pingsan karena benturan keras. Sekilas Harrison menunjukkan ekspresi khawatirnya, Ia mencoba mengecek kondisi lelaki itu sebelum muncul gerakan.

Wajah penuh lebam itu mengarah kepadanya, menatap datar kearahnya, seluruh luka yang Ia terima seakan-akan bukanlah tandingannya.

"Kau sudah mengingatnya?" Tanya lelaki itu.

Harrison seketika mengeram marah, "AKU TIDAK MEMBUNUH MEREKA!!" Teriaknya begitu nyaring. Ia menarik kerah itu, menarik begitu kencang sehingga punggungnya sesekali terbentur lantai.

"Kau membunuh mereka semua, Harrison. Aku adalah saksi."

Harrison menarik kerah itu lalu melepaskannya yang membuat muncul benturan keras, Ia kembali meremat rambutnya sendiri. Mencoba membuang semua kenangan masa lalu yang menghantuinya.

"Kau pembunuh, Harrison."

Matanya melebar, Ia menatap horror kearah lelaki itu.

"Kau yang membunuh mereka semua."

Ia menutup kupingnya, memejamkan matanya erat.

"Kau adalah sosok Axton itu sendiri." Finalnya.

FEAR : Smilling Key Where stories live. Discover now