11

2 3 0
                                    

Eton Academy, Windsor, Inggris, 1984.

"Rambut gaya macam apa ini?"

Sekumpulan anak-anak laki-laki tinggi tampak berkerumun, menghadang sesosok lelaki yang lebih pendek dari mereka. Salah satu lelaki yang di duga pemimpin mereka tampak meraih helaian rambut hitam legam itu, Ia sekilas terkekeh mengejek melihatnya.

"Kelas berapa?"

"Kita di kelas yang sama, Harrison."

Lelaki yang lebih pendek itu menjawab tanpa rasa takut sama sekali, Harrison sontak menaikkan alis. Ia menekuk alisnya kesal, lalu beralih ke kerah lelaki itu.

"Jangan sembarang manggil namaku, anak baru."

Belum sempat melanjutkan ucapannya, bel sekolah berbunyi kencang di seluruh penjuru bangunan sekolah. Menandakan jam istirahat telah selesai, Harrison sontak mengurungkan niatnya.

Matanya melirik kearah name-tag dari anak baru tersebut, Ia mendengus mengejek.

"Sampai jumpa di kelas, Kellan." Finalnya.

Lalu, Harrison dengan keempat temannya melangkah jauh menuju ke ruangan kelas. Meninggalkan sosok Kellan seorang yang sedang memperbaiki kerah bajunya kearah semula. Ia pun menyusul langkahnya ke ruangan kelas.

Saat Kellan masuk ke dalam kelas, Harrison baru menyadari sosok itu. Rupanya mereka memang benar satu kelas selama 3 hari setelah tahun ajaran baru. Tapi, tampaknya Ia baru masuk di kelas 11 saat ini.

Mata hijaunya melirik tajam kearah Kellan, sejenak senyum nakal ditampilkan sebelum Ia kembali datar dan memandangi papan tulis di depan.

Tampaknya, tahun ajaran kali ini akan lebih menyenangkan.

Pembelajaran dimulai saat guru masuk ke dalam, semuanya memberikan salam dan mulai mengikuti pembelajaran sesuai yang diperintahkan sang guru. Di tengah-tengah kesunyian itu, Harrison kembali melirik kearah pemuda yang berjarak jauh darinya.

Sekilas Ia menaikkan dagu, lalu kembali bersender di kursi sekolahnya yang kaku.

Pandangannya kembali tertuju ke papan tulis, tapi otaknya tidak. Ia mulai memikirkan hal-hal yang akan menarik untuk mengenal sosok Kellan lebih 'dekat' dengannya. Membayangkan saja membuatnya tersenyum jahat.

Sekarang, pandangannya berganti ke jam dinding yang terletak di atas papan tulis. Berharap waktu berjalan cepat sehingga Ia bisa keluar dari sekolah berasrama ini.

...

Bel pulang telah berbunyi, anak-anak kembali ke asrama mereka masing-masing. Begitu juga dengan Kellan, Ia mengangkat beberapa buku lalu melangkah keluar menuju ke loker.

Di sisi lain Harrison memandangi sosok pergi, lalu ikut beranjak dan menyusul langkah Kellan diikuti teman-temannya dari belakang.

FEAR : Smilling Key Where stories live. Discover now