(32) Hotel Safari

9 4 3
                                    

6 tahun yang lalu.

"Terima kasih semuanya atas kedatangan kalian semua, kalian merupakan tamu paling istimewa. Mari bersulang"

Ia bersulang untuk semua tamu nya yang datang. Hari ini adalah hari paling bahagia yang pernah ia buat. Ia membuat pernikahan kembali dengan perempuan yang sama. Meskipun sudah tua , ia ingin mengulangi momen dimana pernikahan mereka berlangsung.

Edo Franbass, pemilik acara ini mulai menyalakan lagu yang membuat orang berdansa.

"Rai, aku pergi dulu. Biarkan anak itu berkeliaran, nanti ku beritahukan kapan kamu bisa pergi dulu"

Raissa mengangguk, kemudian Wijaya meninggalkan istri dan anaknya disana sendirian. Wijaya pergi ke toilet, lalu mengambil botol minyak wangi yang ia ganti dengan bensin.

Juga ia mengambil cangkir yang cukup besar untuk memasukkan bensin di dalamnya. Setelah semuanya siap, sebelum keluar dari toilet, Wijaya meretas semua CCTV hingga semua CCTV sama sekali tidak bisa menampilkan gambar apapun.

Merasa sudah beres, Wijaya keluar dari toilet yang kebetulan melihat orang yang akan mengantarkan makanan.

"Maaf tuan, bolehkah saya bertanya sesuatu?"

Penghantar makanan itu otomatis berhenti karena ada yang bertanya.

"Iya boleh, ada apa tuan?"

"Apa boleh saya memesan daging steak ini, saya takut kehabisan"

"Oh boleh, tapi di meja nomer berapa tuan?"

"Meja yang diatasnya ada bunga Lily"

"Baik Tuan, apa ada lagi?"

"Tidak ada lagi, karena saya masih ingin ke toilet".

Sepergian Penghantar makanan itu, Wijaya tersenyum menyeringai.

Mari kita liat permainan ku Edo, gumamnya.

Selama tadi berbincang, kakinya dengan lihai memasukkan cangkir dengan posisi terbalik agar di setiap jalan bensin itu akan keluar. Tidak akan terlihat bensinnya, karena gedung ini beralaskan karpet rumput.

Lalu, Wijaya pergi kembali ke mejanya. Sambil bertelepon kepada Raissa untuk segera keluar dari hotel.

Wijaya sudah kembali ke area dansa, ia dapat melihat Raissa yang keluar sambil membawa hpnya.
Ia hanya menunggu seorang Edo Franbass merokok di tempat.

Boom!!

Suara ledakan dari dalam dapur hotel langsung mengagetkan seluruh tamu, itu merupakan bagian rencana Wijaya. Tiba tiba lagi, api menyebar luas hingga membuat semua orang berkeliaran.

"Api api, selamatkan diri kalian!!"

Seru orang orang dengan hebohnya. Edo menggeram kesal karena acara yang ia buat kacau, entah siapa pengacaunya.

Tiba-tiba si kecil Zea menghampiri Edo, Edo melepaskan tangan kecil Zea yang hendak meraihnya. Lalu dengan cepat, Edo membawa perempuan nya ala bridle syle ke arah keluar.

Suasana semakin ricuh, kini di bagian area dansa tadi sudah terbakar. Si kecil Zea yang bingung harus berbuat apa, memilih bersembunyi di bawah meja.

"Hiks, papa. Zea takut" ujarnya sambil memeluk keduanya.

Boom!!

Tiba-tiba saja dari arah depannya, ledakan besar terjadi. Hingga ia sedikit terjungkal akibat ledakan besar itu.

Zea terjatuh mengenai meja hingga kepalanya berdarah. Namun, ia masih melihat ada bocah lelaki yang sepertinya usianya sama tengah melihat nya.

Tiba-tiba saja, Zea ditarik oleh seorang lelaki untuk keluar dari gedung, Zea mengeratkan pelukannya disaat bersamaan ia diturunkan.

"Pergilah keluar, karena masih ada orang yang belum terselamatkan"

Zea mengikuti arahan orang itu, lalu segera keluar. Ia melihat Raissa dengan raut wajah mencemaskan.

"Mama" panggilnya membuat Jinny kecil menoleh ke arah sumber suara, tangisnya pecah karena hanya bocah itu yang selamat. Harusnya ayahnya juga selamat.

Ibu Jinny hanya dapat mengelus punggung Jinny yang bergetar hebat akan tangisnya.

"Sayang, ibu nyusul ayah ya. Ayah pasti masih di dalam. Tunggu sebentar, ibu janji bakalan keluar bareng sama Ayah"

Jinny menggeleng, bukannya ia tidak mau menolong ayahnya, tapi... Ah Jinny tidak bisa mengatakan alasannya sekarang.

"Janji ibu" Jinny mengeluarkan jari manis nya lalu di sahuti juga jari manis ibu Jinny.

"Iya janji" Tautan tangan itu terlepas, diikuti kepergian ibu Jinny membuat tangisan Jinny mengencang.

10 menit kemudian

Boom!!

Hotel safari benar-benar terbakar seluruhnya tanpa sisa. Jinny yang melihat nya sudah kehabisan amarah dan saat itu juga ia nekat menerobos masuk ke dalam.

Semua orang berteriak riuh meminta untuk menghentikan Jinny, tapi Jinny tidak peduli. Ibu dan ayahnya harus kembali, gumamnya menyakinkan dirinya.

Pada saat yang bersamaan, hotel itu menjatuhkan besi yang cukup besar, hingga menimpa Jinny.

"Akh, ayah sakit" rintihnya, kepalanya sudah sangat pusing akibat terpukul besi kuat tadi. Tim Bomba segera mengevakuasi Jinny dan mengamankan anak itu.

🥀🥀🥀

"Itulah kejadian yang gue lihat dengan kepala gue sendiri, dimana bokap lo hanya bisa nyelamatin Zea tapi tidak dengan dirinya sendiri"

Jinny tak kuasa mendengar cerita dari Aksa, benar-benar kejadian yang tragis. Tapi, kenapa ia tidak bisa mengingat nya?

"Makasih sa, udah ceritain ke gue. Seharusnya ayah gue gak nyelamatin Zea dia bakal tetep hidup sampai sekarang"

"Ya, tapi bisa gak naikin pangkat bisnis bokap gue? Sesuai janji lo tadi"

"Itu gampang, tapi kenapa lo gak ngasih tau kejadian detailnya?"

"Emang ada orang yang percaya dengan anak kecil tanpa disertai bukti? Oh no, gak ada. Ayah lo relain dirinya demi sahabat lo itu"

Semua kejadian-kejadian yang diceritakan Aksa mampu membangun benteng permusuhan bagi Jinny terhadap Zea. Berarti Zea juga berhutang budi pada keluarganya.

"Kenapa bisa lo gak inget? Padahal gue jelas inget banget, dimana wajah polos Zea menatap lo itu"

"Gak tau, gue juga gak tau. Tapi kata om gue, gue pernah ngalamin kejadian yang di mana gue hilang ingatan seluruhnya"

"Wowowowo, kalian berdua ngomongin apa nih? Seru banget keknya" Rachel datang langsung merangkul Jinny. Ia juga mendengar pembicaraan mereka berdua tanpa mereka sadari.

"Bukan urusan lo" Setelah mengatakan demikian, Jinny pergi keluar markas. Ia ingin pergi ke rumah menanyakan apa yang terjadi juga pada dirinya.

Dengan menghasut Jinny, kekuatan gue bakal bertambah_gumam Rachel

__________

#Tbc


AushaltenNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ